B. 32

8.9K 514 70
                                    

Bumi dan Bintang sedang kencan ala kids jaman now kencan di dalam kamar, eh gak ding, mereka berdua kencan di salah satu mall dan mampir ke bioskop yang menjadi tempat kencan ter-mainstream. Niatnya sih mereka mau nonton pas midnight tapi gak jadi karena umur mereka yang masih dibawah umur kebijakan penonton, jadilah mereka terpaksa menonton di pukul delapan malam.

Saat ini mereka sedang mengantri, lagi-lagi mengantri. Tapi bukannya dilanda kebosanan mereka berdua malah asyik bercanda, hingga sebuah panggilan menginterupsi mereka.

  "Lovebee?" interupsi suara yang tak lain adalah Abyan.

Mereka berdua berbalik, Bintang dengan wajah kesal dan Bumi dengan wajah bingung sambil menatap keduanya bolak-balik. Raut wajah Abyan sangat bahagia mendapati Bintang lagi secara tak terduga.

'Jodoh,' batin Abyan.

  "Lovebee, dia siapa, sepupu kamu?" tanya Abyan yang disambut jemari Bumi yang tergantung menunggu balasan dari Abyan.
  "Gue Bumi tunangannya Bintang," jawab Bumi memperkenalkan diri, Abyan yang tadinya bahagia kini berubah, terkejut, kecewa dan sedih. Bintang diam-diam mengamati perubahan raut wajah Abyan dan merasa sangat bersalah. Kini tatapan Abyan tertuju pada Bintang, tatapan terluka terlukis jelas dimuka Abyan. Dan itu tak luput dari pandangan Bumi, mengamati keduanya dan ya mereka punya hubungan yang harus mereka bicarakan dan selesaikan.

  "Kalian berdua harus bicara, Bie kamu sama dia lebih baik duduk disana." ujar Bumi dengan telunjuk mengarah ke salah satu kursi yang kosong, kursi yang memang dikhususkan berada di area bioskop.

  "Boleh?" tanya Bintang yang langsung di angguki Bumi tanda ia mengizinkan.

Bintang dan Abyan berjalan ke arah kursi itu, sedang Bumi lanjut mengantri. Meninggalkan kedua mahluk itu untuk menyelesaikan semuanya. Bintang dan Abyan mulai saling mengobrol meski Bintang hanya menanggapinya malas, Buni yang sedang mengantri pun tetap tak melepas pandangannya dari sang istri. Ia bisa melihat kalau Bintang sangat tak suka terlibat obrolan dengan Abyan dan itu membuatnya begitu penasaran.

'Apa iya dia mantan Bintang? Bukannya Bintang bilang gak pernah pacaran.' batin Bumi.

Setelah akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya, Bumi segera bergabung dengan kedua orang itu tak lupa berbisik pada Bintang yang membuat Bintang mendengus kesal.

  "Tanggepinnya yang baik dong sayang."

Bumi tersenyum kecil pada Abyan yang dibalas senyum kecil pula, "jadi lo siapanya Bintang?" tanya Bumi to the point.

  "Kamu bisa tanya langsung ke Bintang," jawaban Abyan malah buat Bumi berspekulasi.

  "Pacar?"

Bintang dengan cepat mengelak, "Bukan."

  "Terus apa?" Bumi semakin penasaran.

  "Dia teman aku, jelaskan ke dia!" titah Bintang dengan nada dan pelototan tajam pada Abyan.

Abyan menghela nafas pelan, "aku suka Bintang dari lama."

Bumi menaikkan alis sebelah, menatap Bintang yang memilih menutup mulut dan sibuk dengan smartphonenya. "Dari lama?"

  "Ya sejak kita bertemu lima tahun lalu."

  "Ah, dan kamu Bie?" Bintang akhirnya melepas fokus dari smartphonenya, ia sangat tahu saat ini Bumi butuh jawabannya.

  "Aku gak suka dia Mas." dan Bintang kembali menutup mulut.

  "Cinta sepihak huh? Maaf kalau itu menyinggung. Tapi bro gue sama Bintang udah jalin hubungan sebelum lo kenal dia."

Abyan balik menatap Bintang, "jadi ini alasan kamu selalu tolak aku?" Bintang mengangguk.

  "Sorry bro, gue yakin one day lo akan dapat cewek yang menyayangi lo." Bumi menepuk bahu Abyan pelan memberi support.

Abyan tersenyum membalas, "Thank you, jadi sampai disini Bie?" Bintang mengangguk dan Abyan ikut mengangguk tanda ia benar-benar menyerah.

  "Jaga dia sebaik mungkin, sekali Bintang tersakiti aku akan dengan senang hati merebutnya." ucap Abyan terkekeh kecil.

  "Tidak akan." kata Bumi tersenyum kecil.

  "Congrats bro, kamu layak mendapatkannya." dan Abyan melangkah pergi, tanpa menoleh. Meninggalkan pujaannya pada orang yang tepat dan berusaha mengejar cintanya yang menunggu.

Selepas kepergian Abyan, Bintang menatap Bumi lekat. Mencoba membaca air muka Bumi yang sayangnya tak bisa ia baca.

  "Kamu gak marah?" tanyanya.

Bumi tersenyum, mendekat ke arah Bintang dan menggenggam tangannya, "ngapain marah, jadi yang mau kamau ceritakan kemarin itu dia?" Bintang mengangguk pelan.

  "Apapun masa lalu kamu akan tetap jadi milik kamu, aku gak berhak mencampurinya. Tapi masa kini dan masa depanmu itu milik kita, dan aku berhak mencampurinya."

Mata Bintang berkaca-kaca andai ia sedang tak berada di tempat umum, dengan senang hati ia akan memeluk Bumi. Sungguh ia sangat bersyukur Allah SWT menjodohkan ia dengan Bumi, sosok yang mampu menjaganya, menuntunnya ke arah yang lebih baik dan sudah pasti lebih dekat pada Sang Kuasa, Allah SWT.

  "Apapun masa lalumu, aku akan selalu terima kamu apa adanya, tulang rusukku."

  "Aku mencintaimu karena Allah."

  "Aku mencintaimu karena Allah."

* T A M A T *



































Yah ini beneran tamat, end, selesai, aku memutuskan B tutup kisah. Terima kasih sudah support B sampai saat ini.


Ada yang mau part extra???

Assalamualaikum.

Ya' 💋

(BS #1) BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang