Sebelum mulai ngetik, Ya' lebih dulu bikin konsep. Ya' baper banget pas baca balik di adegan RevaBeth :'').
***
Semua hal yang sudah mereka rencanakan pagi tadi akhirnya terealisasi, Bumi, Bintang, Revan dan Rehan menghampiri Lizzy, Annabeth dan Mba' yang sudah menunggu mereka di salah satu kedai ice cream. Mereka datang dengan pakaian yang sebelumnya sudah mereka ganti di rumah, yah mereka menyempatkan pulang untuk membersihkan diri juga beribadah.
Annabeth tak bisa menyembunyikan raut khawatirnya begitu melihat raut wajah Revan yang sangat-sangat datar."Kalian udah nonton?" tanya Bintang sambil mencomot ice cream Lizzy.
"Yes, Oh gosh i love Harry." jawab Lizzy mengabaikan ice creamnya yang sudah hampir habis karena Bintang.
"Nontonnya gak seru atuh Bie, orang bicaranya blepotan gitu eh untung pemainnya cakep-cakep jadi bisa cuci mata." ucap Mba' curcol karena saat menonton tadi ia tak mengerti film tersebut meski sudah di sediakan subtitle.
"Yeeee itu mah kesukaan Mba', eh tapi kan setiap hari dan setiap saat Mba' liat cogan." celetuk Rehan yang datang membawa nampan berisi ice cream dengan beberapa cup.
Para manusia di meja tersebut kini berebut cup ice cream, uh human and ice cream. Revan hanya mengambil dan mengaduk-aduk ice cream, asyik dengan dunianya sendiri. Uh Annabeth sangat gemas untuk tidak mencampuri urusan Revan, yah urusannya dengan Zakinah. Oh come on, seharusnya patah hati cuma bisa di rasain oleh mahluk hawa. Dan harusnya Revan tahu, sekuat apapun ia berjuang jika Allah tak menghendaki itu tak akan pernah terjadi. Tapi apa daya, Annabeth hanya orang baru tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Zakinah. Salahkah hati Annabeth yang mudah jatuh Cinta, tapi jangan salahkan Tuhan Annabeth yang berbeda dengan Tuhan Revan.
"Kita lanjut nonton ya? Habis nonton kita dinner?" usul Rehan yang langsung di setujui.
Setelah menghabiskan ice cream masing-masing, mereka bergegas ke bioskop. Bumi dan Bintang mengajukan diri untuk mengantri membeli tiket dan mengizinkan yang lainnya untuk duduk syantik menunggu mereka. Mereka tak tahu saja jika Bintang memiliki rencana brilian di balik itu semua.
"Cie yang mau berduaan." ujar Bumi sambil merangkul bahu Bintang, tindakan itu ia lakukan untuk menghalau tatapan cowok-cowok yang berfokus ke Bintang.
"Yeeeh, gue gini karena ada alasan tahu." Bintang tak merelai rangkulan Bumi, apalagi alasannya jika bukan karena ia merasa nyaman.
"Jangan macam-macam yah!"
"Lima macam aja Mas, kan ini juga biar Revan gak sedih mulu." Bintang tersenyum manis membuat Bumi mengacak rambutnya lembut.
"Mending kamu terus terang aja sama Revan toh kalau Revan mau pasti semua lancar, biar kamu gak ngerjainnya sia-sia." ucap Bumi lembut membuat Bintang mengerucut tapi tetap menyetujui.
Akhirnya keduanya mendapatkan tiket, rencana awal yang sudah di siapkan Bintang pun akhirnya sia-sia. Betul kata Bumi semua akan sia-sia jika Revan menolak.
***
Mereka berakhir di salah satu food court yang menjadikan ayam sebagai ikonnya. Sedaritadi Revan terdiam menyaksikan Bumi dan Rehan yang mendominasi percakapan di antara mereka. Entahlah Revan merasa hari ini adalah hari yang tak menggairahkan baginya, terlibat pembicaraan pada yang lainnya saja sangat sulit ia lakukan. Untuk hari ini saja, esok hari ia harus bangkit dan memulai hari dengan perasaan yang baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/88030760-288-k124989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(BS #1) B
Teen Fiction| status: selesai | Bumi suami Bintang, Bintang istri Bumi. Mereka harus menikah di usia 17 tahun. Ini bukan hanya cerita tentang Cinta, tapi di sini juga ada beberapa cerita tentang keluarga.