Dia masih bergeming tak mampu bergerak bahkan mengeluarkan sepatah katapun, pernyataan yang baru saja ia dengarkan membuat seluruh sistem syaraf dan sensoriknya tak berfungsi sebagaimana mestinya.
"I love you." kata itu masih terngiang di telinganya.
Menit berlalu, sosok itu Bumi masih bergeming, dan dengan bodohnya membiarkan istrinya pergi dengan spekulasi liar yang tengah memenuhi otaknya.
"Bum?" tegur Rehan yang heran mendapati Bumi mematung dan terlihat sangat aneh.
Dan akhirnya ia sadar dengan bantuan tangan Rehan yang dengan halus menoyor kepalanya.
"Lah Bintang mana?" tanyanya begitu tak mendapati sang istri.
Rehan berdecak kesal, "Bintang mulu, lo gak kesurupan kan?"
"Nggaklah, dah gue mau cari Bintang."
Bumi meninggalkan Rehan, memeriksa seluruh sudut rumah untuk menemui Bintang. Untungnya mami dan bunda telah tidur lebih dulu jadi Bumi bisa terbebas dari wanita aneh di hidupnya itu, sehingga tak menghalanginya mencari pujaan hati, eak. Tahu sendiri mami dan bunda rempongnya bukan main, belum lagi kalau mereka sudah melihat Bumi yang ada Bumi akan menjadi bahan bullyan wanita-wanita aneh itu.
Dan akhirnya ia melihat Bintang sedang duduk di taman belakang seorang diri. Bumi mendekat secara perlahan hingga ia akhirnya berada tepat di balik punggung Bintang. Bumi tersenyum bahagia mengingat pernyataan yang beberapa waktu lalu keluar dari mulut sang istri.
Kedua jemarinya telah siap menutup mata Bintang sebelum ia mendengar gumaman kecil dari sang istri, hingga kedua jemari itu menggantung di udara.
"Stupid! Sadar Bie, Bumi gak cinta sama kamu. Dia hanya menjalankan kewajibannya sebagai suami dan anak yang berbakti."
Isakan kecil lolos dari bibir Bintang, sekuat tenaga ia menahan air mata itu tapi tetap saja air mata itu tak lagi bisa ia bendung hingga akhirnya semuanya lepas tak terkendali.
"Dia nikah sama kamu karena keharusan,"
Bumi merasakan dadanya nyeri, layaknya ratusan jarum tengah menancap tepat di jantungnya. Bintangnya menangis, Bintangnya bersedih karena dirinya.
"Stop Bie, kamu harus kuat. Allah selalu ada untuk kamu, Bumi jadi suami kamu saja sudah cukup." Bintang menghapus lelehan air mata di pipinya, mengulas senyum seraya bergumam semangat.
Bumi ikut tersenyum, bukan karena perkataan Bintang karena Bintang berhenti bersedih. Kedua jemarinya yang tergantung kini ia arahkan menutup kedua mata Bintang, membuat sang empunya terkejut bukan main.
Bintang terkejut bukan main begitu sepasang tangan menutup kedua matanya, sedetik ia merasakan panik bukan main. Tapi rasa panik itu berangsur-angsur hilang karena aroma parfum yang sangat ia kenali dan menjadi aroma favoritnya selama beberapa waktu terakhir ini, 'BUMI' batinnya.
"Hayo tebak siapakah gerangan pemuda ganteng ini," ucap Bumi yang dengan sengaja membuat suaranya berbeda.
"Pemuda ganteng? Duh nanti aku di tuntut pembohongan publik karena udah bilang kamu pemuda ganteng." jawaban dari Bintang membuat Bumi berdecak kesal dan segera melepas jemarinya.
"Jadi aku gak ganteng?" tanyanya sambil cemberut, mendudukkan dirinya di samping Bintang. Tempat yang tadinya di duduki oleh Revan sebelum Bumi menghampiri Bintang.
"Ganteng, gantengan Vale sih." jawab Bintang acuh tak acuh.
Bumi memicingkan matanya, "Vale siapa?"
Bintang terkekeh, ekspresi Bumi yang sangat menggelikan.
"Valentino Rossi, rider motogp, the doctor, the legend, mantan calon suamiku." ujar Bintang tenang sedang Bumi sudah tertawa terbahak-bahak.
"Yang kakek-kakek itu?"
Kini mata Bintang yang melotot tajam pada sang suami, tak terima idolanya di jelek-jelekkan seperti ini.
"Kamu hati-hati ya kalo ngomong."
"Orang itu fakta," ujar Bumi.
"Eh umurnya masih 37!" Bumi oon banget, kenapa musti ngejelekin idolanya Bintang sih, bisa-bisa jadi jomblo lagi.
Bumi diam melihat Bintang begitu ngotot membela orang yang bahkan tak pernah memikirkan Bintang sedetik pun, tak seperti dirinya yang siap lahir batin menghabiskan waktunya untuk Bintang hingga ajal menjemput.
"Sekali lagi kamu jelekin Vale, aku akan pastiin hidup kamu gak bakal tenang!" kata Bintang yang membuat Bumi melotot tak percaya.
'Gila, gue kalah sama si tua itu!' gerutu Bumi dalam hati, iya mana berani ia mengungkapkannya secara terang-terangan jika masih ingin hidup dengan tenang.
'Istri gue sadis!' batinnya lagi.
Bumi mengangkat dua tangannya tanda menyerah, Bintang menghela nafas pelan. Hampir saja emosi terpancing karena suaminya yang huh menguras emosi.
"Maaf aku kelewatan."
Bumi tersenyum memeluk Bintang yang jujur saja membuat Bintang merasa tak enak hati, tak baik untuk kesehatan hatinya. Baru ngerasa tepuk sebelah tangan eh malah di tambahin baper-baperan segala.
"Kamu mau gak jadi seperti Khadijah istri Rasulullah?" tanya Bumi yang segera mendapat tatapan penasaran dan ingin tahu dari Bintang.
"Hati Khadijah adalah rumah Rasulullah, hati Khadijah adalah baju dan pakaian baginya, Khadijah adalah tempat berteduh bagi kekasihnya yaitu Rasulullah, dermaga tempat yang paling aman, hati Khadijah adalah tempat dan peluang cinta bagi sang utusan yaitu Rasulullah."
Bintang membulatkan mata tak percaya, ia tercengang dan ia tak bisa pungkiri jika ia merasa takjub pada Khadijah istri Rasulullah. Masyaa Allah.
Bumi tersenyum melihat eskpresi Bintang, "Allah SWT telah menjadikan Khadijah seorang wanita yang menjadi rumah bagi kekasihnya."
Tanpa sadar Bintang telah meneteskan air mata, betapa mulianya sosok Khadijah.
"Sayangku, Bintangku, mungkin bersamamu adalah keharusan tapi percayalah aku mencintaimu karena pilihanku sendiri. Aku mencintaimu karena Allah, karena ia mengirimkanmu padaku."
Tanpa kata Bintang mengeratkan pelukannya pada Bumi suaminya, kekasih yang di kirimkan Allah untuknya.
"Izinkan aku membawamu ke Jannah-Nya," ujar Bumi yang segera di iyakan Bintang.
'Aku bersyukur pada-Mu ya Allah.' batin Bintang.
END
***
GAK DING
Ada yang suka dengan kisah cinta Rasulullah SAW dengan Khadijah ra?
Ya' memfavoritkan kisah mereka, selalu nangis kalau baca kisah mereka.Ketika semua orang lebih menyorot kisah Rasulullah dengan Aisyah, Fatimah dan Ali, aku malah tertarik dengan kisah Khadijah yang semoga suatu hari nanti ku bisa jadi sosok sepertinya. Aamiin allahumma aamiin.
Apa ada di antara yang merasa suara menjadi sebuah gangguan atau ketakutan? (Mishoponia).
Merasa terganggu dengan suara tertentu dan bisa bikin kalian emosi bahkan takut? Padahal suara itu bahkan tak mengancam bahkan 'mengganggu' kalian? Jika ada ayo kita berbagi, aku pengen tahu lebih lanjut.
150 lagi yaa, vote comment jadi mood booster.💋
Assalamualaikum
Ya' 💋

KAMU SEDANG MEMBACA
(BS #1) B
Teen Fiction| status: selesai | Bumi suami Bintang, Bintang istri Bumi. Mereka harus menikah di usia 17 tahun. Ini bukan hanya cerita tentang Cinta, tapi di sini juga ada beberapa cerita tentang keluarga.