Surprise 🎉🎉🎉
***
Shalat subuh berjalan seperti biasa, tapi Bumi tahu betul kalau Bintang menjaga jarak darinya masih masalah semalam. Bagaimana mau jelasin kalau Bintang cuekin Bumi terus, meski masih nyiapin sarapan buat Bumi tapi tanpa senyuman yang bikin sarapan Bumi hambar. Cukup paginya saja yang hambar, sarapan jangan ikutan.
Bintang sekarang berasa pintu pagar yang punya palang 'Awas ada anjing galak!', matanya yang selalu melotot kalau sudah lihat Bumi mulai mendekatinya. Semua gara-gara Revan, lihat saja tersangka utama sedang asyik menikmati sarapan paginya.
"Lo ngeselin sumpah!" seru Bumi dengan tatapan yang tertuju pada Revan dan membuat Bintang yang sedari diam menoleh padanya.
"Oh jadi gue ngeselin? Oke dalam seminggu ini lo gak boleh tidur di kamar," ucap Bintang meninggalkan mereka bertiga ke arah dapur.
"Bie yang gue maksud itu Revan bukan lo," ujar Bumi menyusul Bintang yang memasang aksi diam seribu bahasa.
Bintang masih cuek, mengabaikan sang suami yang tengah memohon padanya. 'Ampuni Bintang Ya Allah, cuman sekali kok ini juga karena kesal banget.' batin Bintang.
Dia kan gak mau di laknat malaikat karena mengabaikan suami, lagian Bintang memberikan Bumi kesempatan untuk quality time bersama Revan dan Rehan. Semoga Allah dan malaikat berpihak padanya, aamiin.
Mereka berangkat dengan suasana yang nano-nano, Bintang dengan kekesalannya pada Bumi dan Revan, Bumi yang nelangsa karena di depak dari kamar dan jauh dari istri selama seminggu, Revan dan Rehan sangat bersuka cita karena Bumi kembali kepada mereka.
"Jaga jarak 20cm dari gue!" titah Bintang meninggalkan Bumi yang diam dan masih berusaha mencerna perintah Bintang.
"Nikah rasa jomblo!" seru Revan dan Rehan dengan ceria meninggalkan Bumi yang masih diam.
***
Sepertinya Dewi Fortuna sedang malas-malasan untuk mengunjungi Bumi hari ini, lihat saja Bintang dan Rehan sedang asyik berdiskusi berdua. Guru PKN mereka memberi sebuah tugas yang mengharuskan setiap siswa membentuk tim yang berisikan dua orang untuk saling mendiskusikan materi yang berhubungan dengan HAM. Awalnya guru PKN menyarankan setiap tim cukup dengan teman sebangku tapi dengan seenaknya Bintang mengacungkan tangan dan meminta agar ia bisa mengganti partner diskusi dengan mengajukan Rehan sebagai partnernya yang langsung di setujui oleh sang guru, jadilah Bumi dan Revan sebagai satu tim.
Bumi hanya bisa diam menyembunyikan kekesalannya, meski Revan tahu kalau saat ini Bumi sedang menahan bom panci di dalam hatinya untuk tak meledak saat ini juga. Jadi sebagai saudara yang baik dia menuntun Bumi untuk duduk di kursi untuk meminimalisir pemandangan yang memicu bom panci di hati Bumi meledak. Meski sesekali Bumi masih menengok pada Bintang dan Rehan yang ternyata sangat heboh membahas semua kasus-kasus yang berhubungan dengan HAM –juga termasuk perjuangan para perempuan yang menginginkan Hak Perempuan di perjuangkan– di seluruh belahan dunia.
"Jadi menurut lo apa HAM di Indonesia sudah di terapkan dengan baik dan semestinya?" tanya Revan yang sudah siap menulis pendapat Bumi. Hingga menit ke lima Bumi tak juga menjawab membuat Revan dengan gemas mengetuk kepala Bumi menggunakan pulpen, Bumi mendelik marah padanya.
"Konsen Bum, urusan Bintang bisa lo urus di rumah." kata Revan
"Asal lo ingat semua ini karena lo," ucap Bumi kesal, Revan membungkuk seadanya sambil bergumam maaf.
"Sebenarnya kalau kita bisa playback gue bisa tunjukkan kalau gue gak sepenuhnya bersalah, lo juga ikutan ngakak." papar Revan yang kembali membakar emosi Bumi.
"Gak usah salahin gue, intinya lo adalah tersangka utama kasus ini."
"Lo kira kasus sianida," ujar Revan kesal, bisa-bisanya ia di salahkan seperti ini padahal Bumi nyatanya bersalah dan lebih memilih angkat tangan. Dasar!
Merasa terganggu dengan keributan kecil di hadapannya membuat Bintang melemparkan dua buah pulpen tepat mengenai kepala Bumi dan Revan. Keduanya seketika diam dan dengan kompak menoleh mendapati Bintang menatap mereka kesal.
"Lo berdua bisa diam, kalau gak bisa mending lo berdua ganti kelamin!" seru Bintang kesal, keduanya diam menunduk dan kembali ke posisi duduk yang benar dan mulai fokus mengerjakan tugas.
Dalam hati Rehan berteriak senang melihat keduanya mati kutu, tapi jika berada di posisi keduanya Rehan yakin ia juga akan mati kutu. Bayangkan saja aura mencekam terpancar dari Bintang juga ucapan nyelekit yang membuat semua mahluk sejenisnya kapok untuk banyak berbicara. Rehan yakin jika Bintang bisa membuat kumpulan playboy menjadi insyaf karena ucapan tajam nan pedasnya.
'Untung gue gak ikutan kemarin.' batin Rehan. Karena kantuk yang menyerang membuat ia lebih cepat tertidur dan melewatkan momen yang tak terlupakan hingga membuat Bumi di usir dan harus mengungsi ke kamarnya.***
Maaf up nya dikit, dari pagi udah pengen up sebenarnya tapi ide tiba-tiba stop dan jadilah absurd begini. Ngetiknya dari kemarin malam dan stop sampai siang karena papa sakit dan jadi perawat dadakan. Doakan papaku cepat sembuh, aamiin.
Btw pengen banget publish ceritanya Ehan, tapi mikir lagi ntar kurang greget kalau publishnya sekarang. Cerita Epan belum kepikiran, tapi udah ada bayangan.
Vote dan comment yaaaaa!!
Assalamualaikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BS #1) B
Teen Fiction| status: selesai | Bumi suami Bintang, Bintang istri Bumi. Mereka harus menikah di usia 17 tahun. Ini bukan hanya cerita tentang Cinta, tapi di sini juga ada beberapa cerita tentang keluarga.