B . 14

11.3K 657 26
                                    

Bintang ikut duduk di lantai bersama keempatnya, Bumi malah masuk kembali ke dalam rumah dan tak lama kembali dengan dua gelas berisi jus jambu. Bumi juga ikut duduk di samping Bintang.

"Kok jus sih, mereka minumnya teh bukan jus." protes Bintang begitu Bumi menyodorkan gelas berisi jus.

"Bikin sendiri." ujar Bumi cuek dan memilih meminum jusnya.

"Dasar gak romantis." ucap Bintang kesal dan ikut meminum jusnya.

"Bumbum romantis kok Bie," ujar Rehan si pembuat onar dan tukang usil.

"Romantis dari Hong kong?" ucap Bintang memakan cookies.

"Buktinya setiap tidur Bumbum meluk lo, kurang romantis apalagi coba." ucap Rehan dengan wajah berbinar, Bumi dan Bintang menatap Rehan horror. Karena setiap ucapan yang keluar dari mulutnya Rehan saat ini adalah fakta bukan mitos wkwkw. Tapi hal itu menjadi rahasia keduanya karena itu hanya terjadi jika mereka sedang di kamar tidur.

"Lo masuk kamar gue lagi?" ucap Bumi tajam.

Rehan nyengir dan memilih bersembunyi di balik punggung Revan. "Gue udah ketok berkali-kali, pas coba buka gak ke kunci jadi gue masuk."

Bumi mendesah kasar melihat Rehan yang tak menampakkan wajahnya. "Ehan gue bukannya nge larang lo buat masuk ke dalam kamar, tapi lo harus paham kalau kamar yang lo masukin itu kamar sepasang suami istri."

"Yang bilang lo bukan sepasang suami istri siapa?" Rehan mendengus kesal.

"Kalau misalkan gue sama Bintang lagi do something gimana?" ujar Bumi yang mendapat pelototan tajam dari Bintang

"Maksud lo do something apa huh?" ucap Bintang tajam.

"Ngertiin aja. Jadi Han gue gak mau lo masuk ke dalam kamar gue lagi selain urgent, okey?" Rehan mengangguk pasrah.

Revan menepuk bahu Rehan pelan, "lo harus ngerti kalau Bumi sekarang udah bukan milik kita lagi." ujar Revan pelan dan lirih tapi masih terdengar oleh Bumi.

Rehan hanya mengangguk dan memilih masuk ke dalam rumah seorang diri. Revan dan Bumi hanya menghela nafas melihat kepergian Rehan.

"Rehan kenapa?" tanya Lizzy melihat Rehan masuk ke dalam rumah.

"He need more space." jawab Revan.

Bintang mengelus bahu Bumi, "He will be fine." Bumi mengangguk pelan.

Malam menjelang, selepas shalat magrib dan isya tadi Rehan hanya diam tak bersuara membuat semua orang ikut terdiam. Makan malam pun sunyi hanya di iringi oleh dentingan sendok dan garpu yang beradu, tak ada yang spesial di malam minggu ini. Setelah menyelesaikan makan malam Rehan lebih dahulu pamit ke kamar. Bintang dan Bumi tengah berada di dalam kamar.

"Malam ini lo tidur bareng Lizzy Abeth yah?" ujar Bumi menghampiri Bintang yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Jangan kasarin Rehan yah, gue gak tega." Bumi mengangguk mengiyakan.

"Di sini bukan sepenuhnya salah Rehan, harusnya lo juga belajar untuk selalu mengunci pintu." lanjut Bintang.

"Iya Honey Bie." ucap Bumi membuat Bintang melayangkan pukulan padanya.

"Jangan kangen gue," ujar Bumi.

"Geer banget Mas."

Bumi tertawa kecil dan membawa Bintang masuk ke dalam pelukannya.

"Bie kita gak usah musuhan lagi yah?"

"Kenapa?" tanya Bintang mendongak menatap Bumi.

"Kan gak lucu kalau anak kita sedih karena tahu kita musuhan." jawab Bumi sambil tersenyum-senyum membalas tatapan Bintang.

(BS #1) BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang