Pagi pertama untuk pasangan pengantin baru, Bumi dan Bintang. Bumi lebih dulu terbangun oleh dering smartphonenya, tanpa melihat layar ia segera menerima panggilan tersebut.
"Morning mantan perjaka," sapa dua suara berbeda yang membuat Bumi menggerutu.
"Gimana war nya semalam?" Suara pertama, Revan kembali bertanya sebelum Bumi membalas sapaan keduanya."War apaan?" Bumi bersandar di head board ranjang sambil mengucek kedua matanya.
"Ena-ena," seru suara kedua yaitu Rehan.
"Dasar babi," umpat Bumi.
"Ena-ena enak gak?" lagi Rehan bertanya dengan antusias.
"Menurut loe?"
"Lah kok gue, kan gue belum pernah nyobain. Nah koe kan udah, jadi gue nanya ke loe."
"Makanya kawin."
"Nikah dulu baru kawin, goblok loe." suara Revan kembali terdengar.
"Udah deh loe berdua mandi, terus jemput gue sama Bintang di hotel!"
Tanpa menunggu balasan dari keduanya, Bumi mematikan panggilan tersebut. Kini ia tengah terpaku oleh keindahan yang di ciptakan Tuhan untuknya. Pemandangan yang hanya akan ia nikmati seorang diri, Bintang masih tertidur pulas dengan rambut berantakan yang membuatnya terlihat sexy.
Bumi harus menahan nafas begitu Bintang merentangkan tangannya ke atas membuat kaos yang di pakainya ikut naik hingga membuat perutnya yang datar dan mulus terlihat. Bumi bisa melihat seulas senyum tercipta di bibir ranum Bintang, bibirnya yang terlihat merah seolah telah di poleskan lipstik.
Kedua mata Bumi membulat saat melihat pemandangan yang membuat ia menjadi tegang seketika, di balik kaos Bintang sesuatu tercetak jelas hingga Bumi menyimpulkan jika Bintang tak menggunakan apa-apa lagi selain kaosnya.
Bumi mengumpat saat ia membayangkan apa yang ada di balik kaos Bintang.
Bintang membuka mata perlahan dan terkejut melihat Bumi yang tengah menatapnya tajam."Pa..pagi," sapa Bintang yang membuat Bumi mengalihkan pandangannya dari tubuh Bintang.
"Pagi." balas Bumi dan beranjak dari ranjang, ia membuka gorden jendela kamar hingga menampakkan sinar mentari.
Bintang tak melepaskan pandangannya dari Bumi, ia begitu terpesona ketika sinar mentari menerpa wajah Bumi hingga membuatnya terlihat seperti patung Zeus. Bumi begitu menikmati saat sinar Mentari menerpa wajahnya, baginya sinar Mentari tersebut sebagai vitamin yang menyegarkan pikiran dan tubuhnya.
"Kalau gini terus, bisa-bisa gue ngibarin bendera putih." batin Bintang.
Bumi seketika berbalik dan mendapati Bintang yang menatapnya, Bumi berdehem membuat Bintang memalingkan wajahnya.
"Em.. Loe kenapa gak pake bra?" tanya Bumi gugup yang membuat Bintang membulatkan kedua matanya.
"Kok loe tau?" Bintang menatap Bumi penuh selidik.
"Gak usah negative thinking gitu," ujar Bumi membela diri.
"Biar gak kena kanker." Bumi manggut-manggut paham.
Bintang bangun dan segera merapikan ranjang ala kadarnya, ia merapikan rambutnya sembari menunggu Bumi yang tengah berkutat di kamar mandi. Ia belum percaya jika saat ini statusnya telah berubah menjadi istri dari Bumi Yusuf Dirgantara. Cowok yang menjadi cinta pertamanya dan semoga saja menjadi cinta terakhirnya.
Tak lama Bumi keluar menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, air menetes dari rambut hingga melewati dada bidangnya. Bumk belum menyadari jika ada seseorang yang sedang menikmati tubuhnya. Tak ingin tertangkap basah, Bintang segera masuk ke dalam kamar mandi.
Bumk mendengus geli mendengar suara pintu di tutup dengan tiba-tiba, ia berpakaian secara kilat dan menyambar smartphonenya yang sedari tadi berbunyi menandakan sebuah notifikasi chat grup yang ia miliki bersama kedua sepupu kembarnya itu.
"Penghuni Ragunan"
Rehan AD: Babi kita udah di restaurant hotel, gue sih pengen langsung nyamperin loe ke kamar.
Rehan AD: Tapi Epan gak ngebolehin, katanya loe lagi ngelanjutin yang semalam.
Rehan AD: Loe lagi ena-ena ya, ampe gak bales chat gue
Bumi YD: Eh monyet fikiran loe gak jauh-jauh dari ena-ena, bentar lagi gue turun Bintang masih mandi.
Rehan AD: Kenapa gak mandi bareng Bi?
Rehan AD: Ah lupa, kalo kalian mandi bareng mah bukan mandi jadinya, malah anak jadinya lol.
Bumi mengumpat membaca chat absurd dari Rehan, ia sangat tahu kalau sepupunya itu hanya memancing emosinya. Rehan sangat suka menggodanya, apalagi sejak ia di wajibkan menikahi Bintang pembahasan Rehan tak akan jauh-jauh dari hal mesum.
Terdengar bunyi pintu terbuka, Bintang keluar dengan bathrobe menutupi tubuhnya. Rambutnya di cepol memamerkan lehernya yang jenjang dan menggoda, membuat Bumi menggigit bibirnya menahan hasrat untuk menjamah leher tersebut. Bintang mengabaikan Bumi yang menatapnya dari sofa, ia mengambil kemeja putih dan juga celana jeans hitam dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
Sepeninggalan Bintang, Bumi kembali mengumpat dan melihat bukti gairahnya yang begitu mengganggu. Selama 17 tahun hidup ia tak pernah merasakan gairah menggebu-gebu seperti ini. Ia menghela nafas dan berusaha memikirkan hal-hal yang bisa menurunkan gairahnya. Bintang kembali dengan pakaian lengkap, ia terlihat cantik dengan tampilan casual. Rambutnya yang berwarna coklat di biarkan terurai, hingga membuat ia terlihat seperti remaja biasa yang tak berstatus istri orang.
Bintang mengepak koper yang berisi pakaiannya dan pakaian Bumi, ia menariknya dan menyerahkannya pada Bumi. Mereka berdua berjalan berdampingan meninggalkan kamar menuju ke restaurant di mana Revan dan Rehan menunggu keduanya.
•°•°•
Rehan dan Revan sedang berbincang saat dua pasangan sejoli menghampiri mereka, Revan mempersilahkan keduanya duduk sedang Rehan menatap keduanya jahil. Seorang pelayan membawa sebuah buku menu dan keempatnya memesan sarapan. Tak lama makanan yang mereka pesan tiba di meja mereka, membuat Bintang menyantap pancakenya tidak menghiraukan tiga cowok yang menatapnya.Rehan kembali menatap Bintang dan Bumi dengan senyum jahil hingga membuat Bumi mendengus kasar. Ia sangat tahu apa yang sedang ada di fikiran sepupunya tersebut, sudah jelas tak jauh-jauh dari hal mesum.
"Laper banget Bie?" tanya Rehan dengan nada geli, Bintang menggangguk menjawabnya.
"Bumbum agresif banget yah ampe loe kehabisan tenaga?" Bintanh menghentikan aktivitasnya mengunyah pancakenya dan menatap Rehan bingung.
"Monyet loe, jangan ganggu dia dengan otak mesum loe itu." ucap Bumi tegas tak ingin di bantah.
Bintang kini mengalihkan pandangannya pada Bumi, Bumi hanya menggeleng pelan seolah tak ada apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
(BS #1) B
Teen Fiction| status: selesai | Bumi suami Bintang, Bintang istri Bumi. Mereka harus menikah di usia 17 tahun. Ini bukan hanya cerita tentang Cinta, tapi di sini juga ada beberapa cerita tentang keluarga.