living with him

4.9K 234 1
                                    

Ia membawaku ke sebuah hotel yang cukup mewah. Ia memegangi tanganku dan memaksaku masuk ke lobi hotel. Jantungku mulai berdegup kencang. Perasaanku mulai kacau, tanganku mulai gemetaran. Bahkan ketika menunggu lift kakiku berguncang hebat. ' apa yang akan terjadi padaku...?' batinku. Lelaki itu terus memegangi tanganku, kadang genggamnya terasa sangat sakit. Tanganya sangat besar sehingga telapakku seperti tenggelam dalam genggaman tangannya. Butiran-butiran keringat mulai mengucur dari kening ku. Aku berusaha menenangkan diri, tapi rasanya sia-sia saja.

Ia membawaku ke lantai tertinggi di gedung hotel itu. Ia membawaku masuk dalam sebuah penthouse yang sangat megah. Aku ternganga melihat betapa mewahnya semua perabotannya. Aku yakin ia pasti sangat kaya.

" Aku mencarimu selama beberapa bulan ini. " Ucapnya sambil melepas jasnya. Ia masuk kedalam suatu ruangan. Tanganku mulai bergetar. Aku sangat bingung. Aku membalikan badan dan berusaha membuka pintu depan. Tapi, tentu saja pintunya terkunci.

" Apa kau tidak lelah. Aku sudah menyiapkan baju untuk mu. " Ucapnya. Lalu ia menarik tanganku lagi dan mendorongku masuk kedalam kamar mandi.

" Mandilah cepat, pakaianmu ada di lemari kecil di sebelah kanan wastafel. " Ucapnya lalu ia mengunci pintu kamar mandi.

" Keluarkan aku....!!! Aku ngak mau mandi...aku mau pulang...!!" Teriakku sambil terus berusaha membuka pintu kamar mandi. Tapi usaha ku sia-sia dia menguncinya dari luar.

" Percuma kau melawan, mandilah. Setelah itu kita makan." Ucapnya.

" Aku tidak mau...!!!" Teriakku lagi, sambil terus berusaha membuka pintu itu. Aku memukul-mukul pintu kamar mandi sampai sepertinya pintunya hampir rusak.

" Buka...!!!" Teriakku lagi.

Tiba-tiba, (ceklek..) ia membuka pintu sambil sedikit melotot. Ia mendorongku agar aku tidak keluar, dia masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya lagi. " Apa perlu aku yang memandikanmu?" Tanyanya sambil terus berusaha mendorongku. Aku berusaha mendorongnya mundur, dan hasilnya sia-sia saja. Badannya yang besar mendorongku hingga aku terjatuh masuk kedalam bathtub yang lumayan besar.

" Do you want to shower with me?" Ucapnya. Sambil terus mendesak ku. Jantungku mulai berdegup kencang.

Lalu ia tersenyum miring. " I'm sure you don't want to." Lalu ia pergi keluar dan kembali mengunci pintu kamar mandi.

Aku menghela nafas lega. Sebenarnya aku agak ragu, tapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain. Dan akhirnya aku mandi. Selesai mandi aku membalut tubuhku dengan handuk, aku membuka lemari yang dia maksud tadi, mataku membulat seketika.

" Ini..... " Aku melihat setumpuk lingerie memenuhi lemari kecil itu. ' apa dia benar-benar menyuruhku memakai ini. Sungguh ini memalukan. ' batinku. Aku melihat di lemari bagian bawah, ada beberapa dalaman wanita dan kaos putih dan celana tiga per empat.

" Untung ada ini. Bajuku basah karena kelakuannya tadi, karena itu Aku tidak bisa memakainya lagi. " Aku cepat-cepat berpakaian, tiba-tiba (ceklek...) Suara pintu di buka. Aku sedikit berteriak. " Sayang, kau sudah berpakaian. " Bisiknya. Aku menatapnya dengan sinis.

Ia menyuruhku keluar, di meja makan dia sudah menyiapkan makan malam lengkap dengan lilin dan bunga. ' semuanya benar-benar romantis, cuma pakaianku yang tidak.. cihhh...' batinku. Ia menyuruhku duduk berhadapan dengannya.

" Aku sudah lama menantikan ini." Ucap pria itu.

" Sebenarnya apa yang kamu mau?" Tanya Ellina. Pria itu hanya diam sambil terus melanjutkan santap malamnya.

" Jawab aku..." Ucap ku berusaha mendesaknya. Dia menelan makanan yang ada di mulutnya.

" I want you to be my wife babe." Jawabnya. Ia langsung menghampiriku dan berlutut di hadapanku, ia memberikan sebuah cincin yang sangat indah.

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang