Everythings changes

2.1K 144 5
                                    


Watch out....⚠

__________

Ellina membuka matanya sedikit demi sedikit. Ia berkali-kali mengedipkan matanya agar pandanganya tidak memburam. Ellina sedikit kaget ketika melihat Paul menatapnya sambil mengusap lembut wajahnya. Seketika Ellina terpaku menatap Paul, Ellina seketika menyadari sesuatu, 'ternyata Paul juga sangat tampan. ' batin Ellina. Seketika membuat jantung Ellina kembali berpacu kencang. Paul tersenyum menatap wajah Ellina yang memerah.

" Apa kau menyukainya...??"

Pertanyaan Paul membuat Ellina tertohok.

" Apa maksudmu...?"

Paul mendekatkan tubuhnya dan kembali memeluk Ellina.

" Apa kau mulai menyukaiku Ellina?"

Ellina sangat bingung dengan semuanya. Kejadian demi kejadian yang ia alami seperti sebuah mimpi. Ellina sendiri tidak bisa memutuskan, apakah ini mimpi yang sangat indah, atau ini adalah sebuah mimpi yang sangat buruk. Tapi Ellina sendiri merasa tidak ingin bangun dari mimpi ini. Ia sangat bingung dengan perasaannya sendiri. Jantungnya kembali berpacu, dan ia tidak bisa menjelaskan, apa yang ia rasakan sebenarnya. Apakah dia membenci atau mencintai Paul.

" Tampaknya jantungmu berdegup sangat kencang. Apa itu bisa aku anggap sebagai jawaban?" Timpal Paul, membuat Ellina sangat malu.

Tak lama, Jimmy masuk bersama seorang pria lainya membawakan nampan berisi sarapan. Ellina dengan spontan langsung bangkit, dan itu membuat Paul sangat kesal. Jimmy hanya tersenyum kecil melihat ekspresi marah Paul.

" Maafkan aku yang mengganggu kalian berdua. Tapi bisakah aku meminjam Paul sebentar saja? Ada sesuatu yang penting yang ingin aku bicarakan dengannya. " Ucap Jimmy meminta ijin sambil menatap Ellina. Sedangkan Ellina yang sangat polos dengan wajahnya yang bingung membuat Jimmy dan Paul tertawa. Paul langsung berdiri dari tempat tidur besar itu.

" Apa kau keberatan?" Ucap Paul sambil menatap Ellina. Paul tersenyum menatap Ellina yang terlihat bingung ia langsung mengecup bibir Ellina dan tersenyum dan langsung beranjak pergi. Ellina membeku, entah perasaan apa yang melandanya sekarang. Ia senang, marah, dan sedih sekaligus.

' sebenarnya apa yang terjadi padaku?'

Setelah membersihkan dirinya dan menyelesaikan sarapannya. Ellina keluar dari kamar dan menjelajahi sudut-sudut ruangan. Ia tiba disebuah balkon yang mengarah langsung keluar. Ia melihat pemandangan yang hijau dan indah. Rumput dan beberapa sapi. Ia juga melihat Paul dan Jimmy sedang berbincang, dan kelihatannya sangat serius.

.....

Burung berkicau dengan riangnya. Dengan pohon dan rumput. Bau harum bunga tertiup angin kesana kemari. Ellina berjalan disebuah taman dibelakang villa. Ia menatap sebuah peralatan barbeque lengkap dengan meja dan kursi.

Tanpa disadari Paul memandangi Ellina dari kejauhan tersenyum tipis. Ketika Ellina menoleh kearah Paul, Paul langsung mengalihkan pandanganya kelangit biru yang cerah. Ellina kembali melanjutkan jalan siangnya mengelilingi taman yang cukup luas. Ia berhenti disamping sebuah pohon besar.

" Apa kau suka taman ini? "

Bisik Paul yang tiba-tiba datang. Ellina sedikit terkejut hingga ia tersandung akar pohon besar itu dan hampir jatuh. Tapi Paul menangkap Ellina dengan tangan besarnya. Mereka berdua saling bertatapan cukup lama. Hingga Elina tersadar dari lamunan nya dan bangkit berdiri dan meninggalkan Paul. Tapi, Paul memeluk Ellina dari belakang.

Tubuh Ellina yang mungil hampir tenggelam dalam pelukan tangan Paul yang besar. Ellina sendiri kaget dan terpaku atas perlakuan Paul terhadapnya. Jantung Ellina mulai berdetak cukup kencang hingga ellina sendiri dapat mendengar detak jantungnya. Paul sedikit tersenyum ketika merasakan detak jantung Ellina semakin cepat. Paul membalikan tubuh Ellina hingga ia dapat menatap wajah Ellina.

" Apa kau ingin pergi jalan-jalan Ellina...???"  Tanya Paul dengan lembut tapi Ellina tidak menjawab. Ia malah membuang pandangannya.

Paul sedikit kesal tapi, sesuatu kembali terlintas dipikirannya. Dalam sekejap ia memegangi wajah Ellina dengan kedua tangannya. Ia melandaskan ciumannya ke bibir mungil Ellina. Entah kenapa Ellina kali ini tidak menolak ciuman Paul. Paul sedikit mengecapi bibirnya. Ia berusaha memasukan lidahnya. Ia mendekatkan tubuhnya dan tubuh Ellina. Hingga tubuh mereka saling melekat. Tangan Paul melingkar di pinggang Ellina.

" Aku sangat mencintaimu. " Ucap Paul disela-sela ciuman panas mereka. Ellina hanya terpaku, jantungnya berdegup semakin kencang.

Paul mendorong Ellina hingga ia jatuh keatas tanah. Ia kembali melandaskan kecupannya lagi, kali ini lebih intens dan panas. Ellina membalas ciuman Paul. Hingga Paul hampir merobek kaos yang Ellina kenakan. Ellina sedikit mendorong Paul. Tapi Paul sudah dibutakan oleh nafsunya.

" hentikan Paul..."

Teriakan Ellina seketika membuat Paul mengentikan aksinya. Paul langsung bangkit. Wajah Ellina memerah karena malu. Ellina langsung beranjak masuk dengan kaosnya yang sobek.

' dasar gila, dasar bodoh...!!! Apa yang aku lakukan...' batin Ellina mencuap-cuap memaki dirinya sendiri. Ia menjadi sangat kesal ia mengacak-acak rambutnya.

' perasaan macam apa ini..?? Apa aku sudah gila...?! Aku memang benar-benar gila. ' batinnya kembali meracau. Ia meminum banyak air putih. Dan akhirnya kekesalannya berujung pada tangisan yang sangat deras. Ia menggulung dirinya dalam selimut.

.......

Hal yang sama terjadi dengan Paul, ia sangat kesal pada dirinya sendiri. Ia memecahkan seluruh guci yang ada di kamarnya. Ia meninju pintu lemarinya hingga terpecah menjadi dua. " Kenapa... Kenapa tangan ini begitu lancang...!!!" Teriaknya ia kembali memukul sebuah cermin yang ada di kamarnya. Cermin itupun pecah berkeping-keping dan melukai tangan Paul. " SIAL....!!" teriakan Paul hampir memenuhi seluruh ruangan di villa itu. Bahkan ruangan kedap suara tak mampu lagi merendam suara amarah Paul.

Jimmy yang baru datang, bingung dengan apa yang terjadi. Ia meletakan beberapa barang yang ia bawa dan beranjak ke kamar Paul. Ketika ia masuk, ia kaget. Kamar yang sangat rapi Kiki sudah sangat amat berantakan. Banyak perabotan yang rusak. Bahkan serpihan kaca berserakan dilantai.

Tiba-tiba, " Jimmy, kau sudah kembali?" Ucap paul tiba-tiba dari belakang.

" Ap...apa...apa ini Paul... Kau tau berapa banyak perabotan yang kau rusakan disini?"

" Hanya beberapa perabotan untuk meredam kekesalanku."

" Apa kau bilang..?! Kau sudah gila...!!"

" Aku sangat kesal. "

" Paul... Kumohon jangan hancurkan perabotan ini semua astaga... Ini bencana. Apa yang akan dikatakan pemilik villa ini."

" Ganti saja dengan yang baru, sudah beres jangan melebih-lebihkan sesuatu. Aku sedang kesal jangan menambah kekesalanku. "

Jimmy menghela nafas panjang. Ia sudah menyerah dengan sikap keras kepala Paul.

" Kau sudah melihat Ellina. Tadi aku belum sempat melihatnya. " Ucap Paul tiba-tiba. Membuat Jimmy merasa aneh. Ia tidak pernah menyuruh Jimmy untuk mengecek keadaan Ellina sebelumnya ia selalu ingin didekatnya.

....

Sebelum menengok kedalam kamar Ellina, Jimmy mengetuk pintu dua kali tetapi tidak ada jawaban. Jimmy langsung membuka pintu putih itu perlahan. Ia menemukan Ellina sudah tertidur dengan selimut yang melilit tubuhnya. Tiba-tiba Paul menyerobot masuk. Paul merapikan selimut Ellina dan mengecek tubuh Ellina, ia meletakan punggung tangannya ke dahi Ellina. Paul sedikit menghela nafas lega. Ia lalu pergi keluar dan meninggalkan Ellina yang tertidur pulas.

Setelah menutup pintu kamar Ellina, Jimmy sudah mencegat Paul. " Kau berhutang penjelasan kepadaku Paul...." Paul hanya tersenyum miring dan  mengiring Jimmy kearah ruang tamu.

________

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang