The Secret

3K 158 6
                                    


Perjalanan terasa sangat panjang. Dan Ellina mulai mengantuk, ia mulai mengedipkan matanya secara perlahan dan akhirnya tertidur. Ellina terbangun karena perutnya yang sudah mulai menabuh genderang.

Ia menatap sekelilingnya dan dia masih didalam mobil dengan Paul disampingnya. Ia menatap keluar, dihadapannya sudah ada sebuah pemandangan danau yang indah dengan pohon-pohon.

" Ini dimana Paul?" Tanya Ellina. Paul menatap Ellina dengan senyum," tempat favoritku. " Jawab Paul. Ellina menatap Paul yang terlihat aneh.

" Kau tidak suka?" Tanya Paul. Ellina menggeleng kecil.

" Aku... hanya..." Ucapnya ragu sambil menundukkan kepala.

" Lapar?" Sahut Paul spontan. Ellina mengangguk dengan senyum. Paul juga membalas dengan senyum, " aku sudah memesankan makanan. " Jawabnya lagi. " Aku juga sudah lapar." Ucapnya sambil tersenyum.

Tak lama kemudian seorang berkacamata hitam dan berkemeja putih mengetuk jendela mobil Paul. Paul langsung menurunkan jendela dan mengambil kantung kresek besar dari orang itu. Orang itupun beranjak pergi. Ia membuka kantungnya, dua burger panas dan dua minuman soda dingin sudah ada didalamnya.

Entah kenapa Paul mengecek satu persatu makanan hingga diendus dan dilihat dengan teliti. Ia lalu tersenyum dan memberikannya pada Ellina. Mereka berdua makan dengan lahap sambill menikmati pemandangan danau. " Disini sangat indah. " Ucap Ellina dengan sedikit tersenyum sambil menikmati burgernya itu.

........

Tak lama setelah makanan mereka habis Paul mengajak Ellina keluar dari mobil dan berjalan-jalan. Kegelapan.... Satu hal yang paling Ellina takuti. Ia memegang erat lengan Paul, karena ia tak ingin tersesat. Paul hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya yang seperti anak-anak. " Disini sangat indahkan?" Ucap Paul sambil menarik nafas dalam-dalam. Ellina hanya diam memantau keadaan, ia tidak menghiraukan pertanyaan Paul karena takut.

Tak lama setelah mereka berjalan. Mereka masuk kedalam sebuah vila yang bisa dibilang cukup mewah namun tetap sangat sederhana. Desain villa itu dibuat sangat nyaman dan sederhana dengan pohon-pohon rindang disekitar villa itu.

" Kita akan tinggal disini untuk beberapa hari. " Ucap Paul.

" Ini adalah Medine. Pengurus rumah disini. Dia akan menunjukan kamarmu. " Ucap Paul sambil memperkenalkan wanita berambut pirang itu. Wanita itu terlihat sangat sopan dan agak tua. Ia menggiring Ellina kedalam sebuah kamar yang memiliki view langsung kearah danau. Setelah itu Medine langsung pergi tanpa sepatah kata.

Ellina menatap sekelilingnya, dan kamar ini memang sangat besar dan indah, ia sedikit terpukau dengan kamar ini. Seketika ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk dengan selimut yang sangat lembut, membuatnya langsung terlelap.

..............

" APA...!!!! aku tidak mau Ma...!!" Teriak Mike.

" Ini untuk kebaikanmu sendiri. Kau harus terima." Jawab Mama Mike dengan penuh amarah.

" Aku tidak mau menikah TITIK." jawab Mike dan langsung meninggalkan mamanya diruang tamu. Mama Mike pun tidak tinggal diam, ia menghadang Mike.

" Kau harus mau Mike. Kau tidak bisa bergantung pada Ellina terus ia sudah melupakanmu... Dia sudah pergi bahkan disaat kamu membutuhkan dia. Sudah 2 bulan Mike kau harus bisa melupakan Ellina. " Ucap mama Mike kepada anaknya. Tapi Mike tetap tidak mengindahkan perkataan mamanya, ia langsung berranjak pergi.

Mike masuk dalam kamarnya. ia mengutak-atik handphonenya mencoba menghubungi Ellina. tapi tetap tidak ada jawaban.

"SIALAN...!!!" Teriak Mike sambil membanting handphonenya. " Apa kau benar-benar sudah melupakan aku???!!" Ucapnya kesal. Mike menundukkan kepala nya.

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang