Paul terus menatap Ellina yang tidur pulas seperti bayi mungil. Bayi yang polos dan tidak bersalah. Paul tersenyum kecil ketika perlahan Ellina mulai membuka mata. Elina sedikit mengedipkan matanya dan menggosok matanya sebentar. Ia memperjelas pandangannya." Apa yang kau lakukan Paul?" Tanya Ellina dengan suara lesu.
" Aku hanya melihatmu sebentar."
"Apa kau semalaman duduk disana?!"
"Aku baru beberapa jam disini."
Tiba-tiba keheningan melanda kamar Ellina. Paul dan Ellina saling bertatapan. ' Apa yang dia pikirkan?' batin Ellina sambil terus menatap Paul.
Tok...tok...tok...
Suara pintu diketuk, dan seketika pengentuk pintu tadi langsung membuka pintu kamar Ellina." Ambil ini..." " Semua data yang ada di handphone lamamu sudah aku pindahkan kesini. Semua lengkap, kau bisa menghubungi siapapun yang kau mau termasuk Mike mu itu." Ucap Paul dengan nada agak kesal sambil memberikan sebuah handphone. Ellina menerimanya dengan ragu. Ia menatap ponsel itu dan membolak-balikan ponsel itu.
" Apakah kau bahkan tidak ingin mengucapkan terimakasih?"
" Jangan menangis disaat malam lagi. Jika kau butuh sesuatu, katakan saja." Ucap Paul sambil menatap Ellina. Ellina membalas tatapan Paul dengan wajah bingung.
" Maaf... Aku hanya tidak tau apa yang menggangguku."
Paul hanya menghela nafas. Ia sekali lagi menatap Ellina yang masih bingung. Dan kelihatannya Ellina benar-benar bingung.
" Beberapa hari lagi aku akan pergi ke Canada, Kau bisa pulang ke Indonesia sebentar kalau kau mau Ellina. " Tambah Paul.Mata Ellina membulat, " Benarkah?? Trimakasih." Ucap Ellina sambil tersenyum senang. Paul nampak sangat puas dengan senyuman yang terpampang di wajah Ellina.
" Tapi kau tetap harus ikut bersamaku kembali ke Australia." Ucap Paul tapi tetap tidak diindahkan oleh Ellina yang beranjak menuju kamar mandi.
...............
Ellina berangkat kuliah dengan semangat dan ceria menghitung hari hingga kepulangannya. Ia sampai tidak bisa fokus ke pelajarannya. Ellina duduk sambil memainkan handphone barunya sambil mencoba menghubungi teman-teman dan keluarganya. Dan Ellina juga, sama sekali tidak memperhatikan pelajarannya.
...
Kembali disaat hari mulai agak sore, Ellina menunggu Paul ditempat yang masih sama dan dengan keadaan membeku. Ellina dengan sabar menunggu, sambil menggosok-gosokan tangannya.
Brek....
Tiba-tiba sebuah Coat tebal menyelimuti punggung Ellina. Ellina menatap pria itu sebentar. Juan balik menatap Ellina. Ellina langsung menjauhkan dirinya. Tapi, Juan menggenggam tanganya." Apa yang membuatmu datang kesini?"
" Kau.."
" Sebenarnya apa yang membuatmu datang kesini?!"
" Aku tau kau pasti akan mati kedinginan jika aku tidak datang."
" Jangan membual lagi..."
" Ikut aku..."
Juan langsung menggeret Ellina masuk dalam mobilnya. Ellina berusaha membuka pintu mobil tetapi tetap hasilnya nihil. Juan melajukan mobilnya, sangat cepat.
" Kemana kau akan membawaku. Aku tidak ingin bersamamu...!!" Lepaskan aku!!"
" Tidak akan pernah... Aku tidak akan pernah melepaskan mu. "
" Dasar..."
Ellina mulai kehilangan akal ia mulai memberontak. Juan menepikan mobilnya. Ia menenangkan Ellina dengan memegang kedua tangan Ellina.
"Tenanglah sedikit.."
" Lepaskan aku Juan...!! "
" Diamlah aku mohon.. aku akan menceritakan semuanya tentang Paul. Apa yang ingin kau ketahui... Semuanya."
Ellina terdiam sebentar menatapi wajah Juan dengan penuh selidik.
" Aku tidak percaya padamu. Kenapa tidak kau katakan saja sekarang."
" Aku ingin kau melihat apa yang Paul sudah lakukan kepada adikku."
Seketika Ellina diam dan menuruti Juan. Juan melakukan mobilnya melewati kepadatan kota hingga sampai pada sebuah rumah yang terlihat modern dan mewah. Juan menggiring Ellina masuk kedalam rumahnya. Mereka pun terhenti pada sebuah pintu putih, Juan menarik nafas dalam-dalam.
" Kuatkan hatimu Ellina." Ucap Juan dan.. krekk.... Pintu itupun dibuka perlahan. Juan mempersilahkan Ellina masuk kedalam kamar yang penuh dengan dekorasi putih. Seorang gadis muda duduk diatas tempat tidur besar sambil menatap keluar jendela besar disamping tempat tidurnya.
" Kak...." Sapa gadis itu dengan lembut. Ia menatapi Ellina yang asing dari ingatannya.
" Katie... Ini adalah Ellina, temanku."
" Katie..." Ucap gadis itu tersenyum memperkenalkan diri.
" Ellina." Dengan spontan Ellina menjawab sambil menawarkan jabat tangan. Tapi Katie hanya menatapi tangan Ellina. Juan langsung menurunkan tangan Ellina. Ellina sangat kebingungan. Tapi Katie hanya menatapi Ellina dengan senyuman. Juan langsung mengiring Ellina keluar kamar itu.
" Ada apa?"
" Katie, dia lumpuh."
Ellina sangat kaget mendengar ucapan Juan. Dengan mata sendu Ellina menatap Juan. Tapi Juan menurunkan pandanganya.
" Maafkan aku Juan aku tidak tau.."
" Tidak apa-apa. "
" Tapi apa yang terjadi??"
" Semua itu karena Paul... Dia... Si sialan itu. Dia membuat adikku begini. "
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way to Love You
RomanceKenapa? Siapa dia... Beraninya dia menculikku, mengelabuhi keluargaku. Dia menjauhkanku dari semuanya. termasuk Mike yang sangat aku cintai. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Ini tak seharusnya terjadi. Ini seperti mimpi tak berujung. Akankah ini...