Worst

1.7K 131 6
                                    

Taksi Ellina berhenti disebuah gedung yang cukup tinggi, Ellina memasuki gedung itu membawa kopernya. Ia sangat merasa tidak nyaman ketika semua sepertinya sedang menatapnya. Ia langsung bergegas menuju lift.

Tingg...!!!
Ellina menekan bel lift Michele. Ellina menunggu seperti satpam di lorong pintu itu. Untung saja lorong itu tidak terlalu ramai.

Sekali...

Dua kali...

Tiga kali....

Ellina terus menekan bel apartemen Michele tapi tetap tidak ada yang keluar. Ellina mulai lelah, ' kemana dia...?' Ellina mencoba menelpon Michele tapi, ia menatap handphonenya yang seharian ini ia matikan. Ia mengingat kembali alasan ia mematikan handphonenya. Lalu dengan lemas iaengurungkan niatnya.

Ellina terduduk lemas didepan pintu apartemen bernomor 2120. ' aku benci menunggu..' umpatnya dalam hati.

.......

" Ellina... Ellina... Bangun.." suara yang terdengar seperti suara perempuan itu membangunkan Ellina yang tertidur bersandar pada pintu apartemen Michele. Ellina langsung berdiri menatap Michele dengan tatapan marah.

" Bukankah aku sudah bilang untuk menungguku?"

" Maaf Ellina. Ada sesuatu yang darurat, hehehe."

Michele membukakan pintunya, Ellina dan Michele pun masuk kedalam apartemen bernuansa bunga. Tercium aroma bunga saat memasuki apartemen itu.

" Kau bisa tinggal disini sesukamu kalau kau mau. Apartemen ini cukup luas, kau bisa mengambil kamar diatas."

" Maafkan aku merepotkan."

" Ahhhh biasa saja Ellina. Kau adalah satu-satunya sahabatku. Kau yang terbaik. Aku akan membantumu semampuku."

........

Setelah cuci muka dan menggosok giginya. Ellina membaringkan tubuhnya di kasur putih yang tidak terlalu besar. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut hingga kepangkal leher. Ia menatap jendela disampingnya tempat tidurnya, ia menatap kepadatan kota dan cahaya bintang yang nampak samar-samar, sangat indah.

' kenapa Michele memilih kamar yang membosankan dibanding kamar dengan pemandangan tinggi dan indah.'

Ellina termenung sebentar. Ia terus menatap kearah luar.

' sial... Kenapa aku harus memikirkanya. Ia sudah bahagia bersama wanita itu.' batin Ellina

Ia langsung menutupi wajahnya dengan selimut dan memejamkan matanya.

......

Cahaya matahari terbit langsung tembus begitu saja dari jendela kamar Ellina. Ellina terbangun dengan menyipitkan matanya dan menyapa matahari dengan senyuman. Ia langsung beranjak bersih diri mengingat ini adalah hari pertamanya berkerja. Ia bersiap dan langsung turun dengan setelannya. Lantai bawah masih dipenuhi dengan aroma bunga yang dari kemarin tidak ada habisnya.

Ellina menatap meja makan yang kosong dan mengendus kesal.
" Ini sudah pagi... Dia biasanya sudah bangun---" tunggu, Ellina mulai lagi dengan kebiasaan-kebiasaan orang itu. Biasanya memang pria itu sudah duduk diruang tengah menunggu Ellina untuk sarapan. Entah kenapa hatinya merasa sedikit sedih. Tapi tanpa pikir panjang Ellina langsung menyiapkan sarapan untuknya dan Michele.

.....

" Hooaaahhhmmm....... Selamat pa---"

" Wow Ellina. Kau menyiapkan sarapan untukku?"

" Ayo duduk dan makan."

Tanpa pikir panjang Michele langsung duduk dan melahap pancake apel yang dibuat Ellina.

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang