" Selamat jalan Ellina semoga kalian selamat sampai tujuan." Ucap Margareth sambil memeluk tubuh mungil Ellina, dan mencium pipi Ellina dengan lembut lalu mengusap kepala Ellina.
" Jaga dia Paul." Tambah Margareth.
Paul langsung menggandeng Ellina masuk dalam bandara dan langsung menuju jet pribadinya. Setelah perjalanan yang sangat lama mereka akhirnya sampai. Mereka langsung menuju rumah Ellina dengan mobil yang sudah Jimmy siapkan.Ellina pangling melihat kondisi rumahnya yang sekarang jauh lebih baik dari yang dulu. " apa yang terjadi?? Mama sudah merenovasi rumah ini?" Tanya Ellina Mama Ellina hanya menjawab dengan anggukan.
" Paul yang membiayai seluruh biaya renovasinya." Ucap mama Ellina. Ellina sedikit kaget lalu menatap Paul sinis. Mama Ellina mengantar Ellina dan Paul ke kamar mereka masing-masing. Setelah makan malam Mama Ellina memberikan undangan pernikahan Mike kepada Ellina. Hati Ellina seketika tersayat sakit. Ia hampir menangis tapi ia malu pada Paul. Ia meletakan undangan itu diatas meja dan membiarkannya tergeletak begitu saja.
......
Ellina terduduk diam diatas sofa yang nyaman dan menaikan keduakakinya. Ia menatap lurus ke depan tanpa menoleh. Paul yang melihat Ellina langsung menghampiri Ellina dan merebahkan tubuhnya ke sofa itu.
" Kau baik-baik saja Ellina...??"
Ellina tidak menjawab pertanyaan Paul, ia hanya menatap ke depan.
" Ellina apa kau baik-baik saja...?"
Ellina kembali memilih mengatupkan bibirnya. ia mulai terusik ketika beberapa detik lalu Paul mulai terus menatapnya.
" Aku baik-baik saja. Sangat baik...." Jawab Ellina dengan ketus. Tapi, Paul langsung menarik tangan Ellina dan membenamkan wajahnya kedadanya.
" Aku tau kau sedih, ini semua salahku Ellina. Maafkan aku..."
" Ini bukan salahmu Paul. Jika dia memang benar mencintai aku sepenuh hati, dia nggak mungkin menikah dengan orang lain."
Jawaban Ellina membuat Paul merasa senang. Ia merasakan tangan Ellina mulai memeluknya. Hatinya berdebar sekaligus menari kegirangan. Entah kenapa ia seperti ini, ia sudah banyak berkencan dengan wanita tapi hanya Ellina yang membuat ia merasakan hal itu.
_____
Paul terbangun dari tidurnya, dan menyadari bahwa Ellina sedang ada di sampingnya. Mereka tertidur disofa dan tidak ada satu orangpun yang membangunkan mereka. Paul terus menatap wajah Ellina yang tertidur pulas, sambil membayangkan ekspresi wajahnya ketika bangun nanti dan menyadari bahwa ia tertidur disamping Paul. Mungkin ia akan mencakar-cakar wajah Paul, atau memukul Paul dengan tinju kecilnya. Paul tersenyum sendiri membayangkan hal-hal itu. Ia mengusap lembut wajah Ellina yang membuat Ellina kegelian, dan malah terus bersandar dan mendekat ke tubuh Paul yang hangat.
" Aku tidak akan membiarkan seorangpun menyentuhmu... Kau miliku Ellina. Selamanya..." Bisik Paul ditengah ruangan sunyi itu.
Paul langsung menggendong Ellina masuk kedalam kamarnya. Tubuh mungil Ellina mungkin hanya seukuran satu setengah tubuh Paul. Dengan perlahan Paul membaringkan Ellina keatas tempat tidurnya. Paul menatap Ellina terus menerus. ' aku sangat ingin mendaratkan bibirku kebibirmu itu Ellina.' batin Paul.
Menyadari bahwa dalam kamar itu banyak godaan Paul langsung pergi dari kamar itu menuju kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur kecil yang sangat terasa sempit. Ia mencoba untuk tidur dan memejamkan matanya sambil berbisik, " selamat malam Ellina."
_______
Ellina bangun pagi-pagi dan mulai menggeliat. Tiba-tiba ia teringat bahwa semalam ia tidak tidur di kamarnya tetapi ia bangun di kamarnya sekarang. Ellina menggaruk kepalanya, " apa semua itu mimpi?" Tanya Ellina pada dirinya sendiri. Tapi, hari ini ada yang jauh lebih penting. Hari ini adalah pernikahan Mike dengan Amelia. Ketika mengingat hal itu Ellina langsung murung. ' Apa yang harus aku lakukan sekarang....??' Batin Ellina gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way to Love You
RomanceKenapa? Siapa dia... Beraninya dia menculikku, mengelabuhi keluargaku. Dia menjauhkanku dari semuanya. termasuk Mike yang sangat aku cintai. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Ini tak seharusnya terjadi. Ini seperti mimpi tak berujung. Akankah ini...