Hari terus silih berganti dan tak terasa terlewat begitu saja. Waktu berputar dengan cepat. Paul dan Ellina menjadi semakin dekat, dan sekarang mereka sedang mempersiapkan pernikahan mereka. Paul dan Ellina tentu sangat bahagia. Terutama Ellina yang sudah sepenuhnya move on dari Mike. Begitu Paul keluar dari rumah sakit, ia menelusuri siapa yang henda menembak Ellina pada waktu itu. Sialnya, ia tidak bisa menemukan orangnya. Siapapun itu entah kenapa Paul sangat yakin bahwa yang mencoba membunuh Ellina adalah Katie, entah hanya sebuah firasat, yang jelas sekarang Juan sudah tak terdengar kabarnya lagi.
......
" Apa kau sudah membuat reservasi hotelnya?"
" Sudah, nanti kita akan fitting bajunya. Aku akan menjemputmu."
" Okelah Paul. Aku tunggu." Kata-kata manis dari Ellina, mengakhiri pembicaraan mereka ditelepon.
Sepertinya Ellina dan Paul semakin sibuk dengan persiapan pernikahan mereka yang hanya tinggal menghitung hari. Sepulangnya berkerja Paul langsung menjemput Ellina, dan mereka langsung menuju butik yang sudah dikunjunginya selama beberapa hari terakhir. Ellina dan Paul masuk kedalam butik dan langsung disambut hangat oleh pemilik butik yang nampak sudah berumur.
" Paul..... Ellina..... Pakaian kalian sudah selesai. Ayo ikuti aku." Ucap wanita tua itu. Ia langsung menunjukan hasil kerjanya berupa setelan jas elegan untuk Paul dan gaun megah yang cantik untuk Ellina. Ia langsung menyuruh mereka berdua mencoba hasil kerjanya. Dan ketika Ellina keluar dari ruang pass. Wanita tua itu hanya ternganga. Ia kelihatannya sangat senang dan sangat bangga dengan hasil kerjanya selama beberapa Minggu terakhir. Gaun itu melekat ditubuh Ellina dengan sempurna, dengan butiran-butiran Swarovski yang berkilauan menambah cantiknya. Paul yang baru keluar dari ruang pass yang satu lagi, makin tercengang dengan keindahan tubuh calon istrinya yang kini terpampang jelas karena gaun indahnya.
" Apa tidak cocok?" Tanya Ellina dengan polos sambil menutupi belahan dadanya.
" Ini kau.... Cantik." Ucap Paul sambil terus menatap Ellina yang kini tersipu malu.
" Tapi ini terlalu terbuka." Ucap Ellina.
" Tubuhmu itu indah dan tidak perlu terlalu tertutup." Ucap wanita tua itu sambil menarik tangan Ellina yang sedari tadi menutupi dadanya.
" Hiishhh Aku setuju dengan Ellina mungkin belahan dadanya harus dinaikan. " Ucap Paul sambil tersenyum mendekati Ellina.
" Baiklah kalau itu yang kalian mau, tapi aku tidak jamin kalah nantikan akan jelek." Ucap wanita yang sudah berumur itu.
" Aku percayakan padamu Elinor. " Ucap Paul sambil menepuk pundak Elinor.
...........
Seusai fitting mereka kembali pulang. Tapi tampaknya Paul tidak mengarahkan mobilnya kearah rumah Margareth, melainkan rumahnya sendiri. Ellina sedikit bingung, ia menatap Paul sejenak.
" Kenapa kita disini?"
" Kau tau aku ingin kau memasak untukku. Ayo lah..."
" Paul aku bisa memasak setiap.hari untukmu jika kita sudah menikah nanti. "
" Ayolah..." Paul memohon sambil mengayunkan tangannya. Akhirnya Ellina setuju dengan Paul. Ketika masuk Paul langsung menuju kamarnya untuk ganti baju dan Ellina langsung memasak. Tiba-tiba Paul memeluk Ellina dari belakang. Ellina sedikit tersentak, " Paul lepaskan... Nanti makan malamnya akan hangus. " Ucap Ellina tapi ia malah mempererat dekapannya tangannya.
" Jangan pergi, jangan meninggalkan ku, aku rasa aku tidak bisa hidup tanpamu." Bisik Paul. Tiba-tiba Paul melepaskan tangannya, ia mundur beberapa langkah, Ellina sudah selesai memasak dan mematikan kompornya. Ia menatap Paul, dan tersenyum Paul sampai.bibgung sendiri dengan Ellina.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way to Love You
RomanceKenapa? Siapa dia... Beraninya dia menculikku, mengelabuhi keluargaku. Dia menjauhkanku dari semuanya. termasuk Mike yang sangat aku cintai. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Ini tak seharusnya terjadi. Ini seperti mimpi tak berujung. Akankah ini...