Paul menumpahkan seluruh kekecewaannya dalam tangisnya. Ia tidak pernah merasa sehancur ini sebelumnya. Tangisan Paul tak bisa terhenti meskipun Ellina terus berusaha menenangkannya. Paul terus menyalahkan dirinya atas kelalaiannya. Paul tiba-tiba beranjak pergi masih dengan air mata yang terus menetes.
" Paul... Mau kemana kau? Paul..!!" Paul tidak menghiraukan teriaka Soluna yang memanggil namanya. Saat ini ia merasa seperti ada beban yang sangat berat membebani punggungnya. Hatinya terasa sangat hancur. ' bagaimana bisa aku..... Aku menyebabkan kematian anakku. Darah dagingku...' batin Paul terus menyalahkan dirinya.
Paul terduduk disebuah bangku taman. Entah bagaimana ia sampai disitu ia seperti tidak sadar ketika berjalan. Paul masih sangat marah terhadap dirinya. ' dasar bodoh...' batinnya mengutuk dirinya sendiri. Ia menarik nafas panjang dan mendanggak keatas menatap langit yang gelap. ' maafkan aku.' batinnya.
.............
Setelah 5 bulan berada dirumahnya sakit, Ellina akhirnya diperbolehkan pulang. Paul sudah merasa sedikit lebih baik setelah 5 bulan berlalu. Semua terasa begitu cepat. Kepulangan Ellina kembali kerumah, disambut dengan pesta kecil keluarganya dimana hanya dia dan Paul. Sedikit terkejut karena Paul sudah mendekorasi ruang makan dengan lilin dan beberapa bunga. Lengkap dengan hidangan mewah yang sudah tertata.
" Paul, kau sangat berlebihan."
" Ini hanya makan malam kecil."
.........
Keesokan paginya, Ellina sudah menyiapkan sarapan, dengan pakaian rapi seperti biasanya.
" Ellina, kau akan pergi kemana?"
" Huh?! Kerja seperti biasa."
" No no no Ellina, kau baru saja sembuh. Kau harus tetap dirumah."
" Ayolah Paul. Aku sudah sembuh benar."
Tanpa banyak bicara lagi Paul langsung menggendong Ellina naik kedalam kamar. Ia menjatuhkan Ellina diatasi tempat tidur. Ellina yang kaget hanya diam terpaku menatap Paul.
" Kau harus istirahat. Jangan sampai kau sakit lagi Ellina."
" Paul aku sudah sehat." Ucap Ellina sambil beranjak, tapi dengan sedikit dorongan dari Paul, Ellina langsung tergeletak di atas tempat tidur.
Paul menindihi Ellina dengan tubuhnya. Tanpa pikir panjang ia langsung mengecup bibir Ellina. Mereka berciuman cukup lama, hingga Paul tersadar dari nafsunya.
" Kau membuatku ingin melakukannya. " Ucap Paul sambil mencoba berdiri. Tapi Ellina langsung menghentikan Paul. Ia tiba-tiba kembali mengecup bibir Paul.
" Lakukanlah jika kau ingin." Ucap Ellina sambil tersenyum menggoda. Paul hanya membalas Ellina dengan senyuman, kemudian ia bangkit.
" Kau masih belum sembuh benar. Sudahlah Ellina beristirahatlah. Aku akan berangkat." Ucap Paul kemudian meninggalkan Ellina.
...........
Ellina terduduk di sofa sambil menonton TV. Sungguh siang yang sangat membosankan. Tidak ada yang bisa ia lakukan dirumah. Akhirnya karena bosan Ellina jadi tertidur di atas sofa itu.
TING TONGG...!!
Bunyi bel yang sangat keras berhasil membangunkan Ellina dari tidurnya. Ia menatap jam, dan ternyata ia tidur lumayan lama. Ia beranjak dari sofa dan membuka pintu itu. Ia sangat kaget melihat siapa yang datang. Pria itu tersenyum melihat wajah Ellina yang masih melongo." Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ellina dengan mengubah raut wajahnya.
" Aku ingin mengunjungimu."
" Mike pergilah, aku tidak mau kau kunjungi." Ucap Ellina dengan segera menutup pintu, tapi Mike menahan pintu itu dengan tangannya.
" Kenapa sikapmu menjadi dingin."
" Pergilah Mike."
" Aku hanya ingin mengucapkan sepatah dua kata."
" Kalau begitu ucapkan dengan cepat dan pergilah."
" Kau sangat tidak sopan, setidaknya biarkan tamu yang berkunjung ini masuk."
Ellina menatap tajam Mike. Akhirnya ia mempersilahkan Mike masuk. Mike duduk diatas sofa yang tadi ia tiduri.
" Apa yang ingin kau bicarakan Mike?"
" Ellina aku ingin kau meninggalkan Paul."
" Kau gila?!"
" Kenapa, kita bisa bersama setelah ini. Bukankah kau masih mencintaiku?"
" Aku sudah lama membuang namamu dari kehidupanku."
" Ellina, kita bisa bersama setelah ini seperti yang selama ini kita impikan."
" Mimpi itu sudah hangus ketika kau menikah. Aku tidak akan pernah mau menikah dengan seseorang yang sudah mempunyai istri."
" Aku sudah meninggalkannya. Kita sudah lama bercerai."
" Begitukah? Aku tetap tidak bisa. Mike, kita sudah berakhir. Aku sudah menikah, aku sudah tidak bisa bersamamu Mike. Maafkan aku tapi jika ini yang mau kau bicarakan, pergilah sekarang juga Mike." Ucap Ellina sambil berdiri. Mike nampak tidak terima, wajahnya memerah karena marah.
" Ellina aku tau pria itu sudah mencuci otakmu. Dia, si brengsek itu, aku tau kau sebenarnya tidak mencintainya."
" Apa yang kau tau tentang hidupku? Apa yang kau tau tentang dia? Aku bahagia dan aku mencintai dia. Apa yang kau tau itu tidak penting."
" Kau, aku berbuat sejauh ini untuk mengejar mu. Tapi, kenapa kau berubah?"
" Bukan aku, tapi kamu yang berubah Mike."
" Ellina, kau tidak tau apa yang sudah aku alami untuk sampai kesini. Kau tidak tau apa yang sudah aku lakukan agar aku bisa bersamamu. Aku mencintaimu Ellina, sangat."
" Itu tidak penting Mike. Sekarang aku sudah menikah, Mike biarkan aku sendiri."
Ellina langsung berbalik pergi, tapi Mike berhasil menahannya. Ia menarik Ellina hingga tubuh mereka saling bertumbukan. Mike menatap Ellina dan tatapan mereka bertemu sejenak. Ellina meronta berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Mike. Tapi, tanpa diduga Mike langsung mengecup bibir Ellina. Ia melahap bibir kecil Ellina. Ellina berusaha melepaskan dirinya tapi usahanya itu sia-sia. Mike mendorong Ellina keatas sofa.
" Mike hentikan!!" Ucap Ellina sambil mendorong Mike.
" Aku akan membuatmu terikat padaku." Bisik Mike.
Sedikit demi sedikit Mike membuka kancing baju Ellina. Ellina terus berusaha melawan tapi hasilnya nihil. ' Paul....' batinnya seperti berteriak minta tolong.
Seseorang masuk kedalam rumah dan pria itu langsung menyerang Mike. Ia memukul Mike dengan sangat keras, kemudian ia mendorong Mike hingga ia memecahkan meja kaca yang harganya sangat mahal.
" Aku sudah bilang aku akan membunuhmu." Ucap Paul sambil menatap Mike. Wajahnya memerah karena amarah. Kemarahannya sudah tidak terbendung lagi. Ia terus menerus memukuli Mike. Tapi Mike hanya tampak pasrah dan tidak melawan. Ellina hanya bisa menatap pertengkaran itu tanpa bisa berbuat apa-apa.
" Aku muak dengan mu Mike. " Ucap Paul seraya menjatuhkan Mike kelantai. Kemudian ia mengeluarkan pistol dari kantongnya.
" Lenyaplah dari hadapanku."
" Paul hentikan!!!"
DOOORRRR...!!! ( suara tembakan bergema di berbagai sudut ruangan)
________
Haiii maafkan karena update telat, Thor kehabisan kuota hehehe.
Makasih yang udah setia nungguin update an Thor. Makasih buat kawan-kawan yang udah sempet baca dan meninggalkan jejaknya. Semoga cerita ini gak mbosenin hehehe.
Kritik dan saran comment aja ya.
💜Author
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way to Love You
RomanceKenapa? Siapa dia... Beraninya dia menculikku, mengelabuhi keluargaku. Dia menjauhkanku dari semuanya. termasuk Mike yang sangat aku cintai. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Ini tak seharusnya terjadi. Ini seperti mimpi tak berujung. Akankah ini...