New Begining

2K 145 3
                                    

Hanya ada suara getaran mobil, diantara Paul dan Ellina kini hanya dilanda kesunyian. Setelah apa yang dilakukan Paul terhadap Ellina yang Ellina sudah tidak bisa toleril. Paul sudah berusaha mencoba melecehkan Ellina. Sekarang hanya kesunyian yang ada diantara mereka. Paul melirik Ellina sebentar. Ia menatap Ellina hingga ia tidak bisa fokus menyetir.

' aku benar-benar tidak tahan dengan semua ini.' batin Paul. Didalam pikirannya sekarang hanya dipenuhi dengan rangkaian kata-kata untuk memulai percakapan mereka. Paul menatap Ellina sekali lagi tapi Ellina tetap acuh walaupun ia tau Paul sedang menatapnya.

' ini bukan sepenuhnya salahku... Ia bahkan tidak melawan atau menolak ku. '  batin Paul membela dirinya sendiri. Paul lalu memantapkan hatinya. Paul menghela nafas panjang. Ia lalu menepikan mobilnya ditepi jalan. Ellina sedikit kaget, ia menatap Paul datar. Tapi, dengan cepat ia berpaling. Tapi Paul menarik sebelah tangannya, hingga ia berhadapan dengan Paul.

" Dengar.... Aku minta maaf. Aku mohon maafkan aku. " Ucap Paul memelas. Tapi, Ellina malah memalingkan wajahnya. Lalu paul memegang wajah Ellina dengan kedua tanganya.

" Aku tulus meminta maaf. Aku mohon maafkan aku."

Ellina mulai marah dan melepas paksa tangan Paul.

" Yang kau perbuat padaku itu sudah kelewatan. Kau pikir aku apa? Kau memukuli orang yang berbuat seperti itu padaku sebelumnya. Apa sekarang kau memukuli dirimu sendiri?!"

Paul menatap wajah marah Ellina. Emosi Ellina tampaknya sudah memuncak hingga wajahnya kini tampak agak memerah.

" Apa itu akan membuatmu memaafkanku..? Apa itu membuatmu bahagia...?"

" Aku hanya bahagia jika kau menghilang. Pergi... Pergi jauh..!!"

" Baik."

Jawaban singkat dari Paul terdengar sangat mengerikan. Paul menatap Ellina datar dan entah tekat apa yang tercermin dimatanya, sementara Ellina masih setia dengan wajah marahnya.

Tiba-tiba..

Brukkk.... PLAKKK...

Paul memukuli wajahnya sendiri dengan sangat keras. Ia memukul wajahnya berkali-kali menjambak dirinya sendiri. Ellina hanya bisa melongo menatap Paul. Ia mulai kembali memukuli wajahnya. Sedikit demi sedikit dari hidungnya keluarlah darah segar.

" Paul hentikan..!!"

Tapi Paul tidak menghentikan aksinya ia terus menerus memukuli dirinya sendiri. Tak kehabisan akal ia membenturkan kepalanya kekemudi mobilnya dengan keras. Sesekali ia berhenti untuk mengambil nafas dan mulai memukuli tubuh dan wajahnya.

" Paul berhenti...!!!" Ucap Ellina. Tetapi tetap tidak diindahkan oleh Paul.

" Ini yang kau inginkan bukan? " Ucap Paul sambil terus membenturkan kepalanya kekemudi mobilnya. Hingga darah mengalir dari dahinya. Paul berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Ia terengah-engah, wajahnya sudah dipenuhi bengkak dan darah.

" Sebentar... Kau bilang kau bahagia jika aku menghilang bukan?" Ucapan Paul membuat Ellina merinding. Dengan nekat Paul mengeluarkan sebuah pistol dari kantongnya. Ia mengarahkan pistolnya kepepilipis kanannya. Mata Ellina membulat, ia tak menyangka Paul sampai senekat ini. Ellina memutar otak untuk menghentikan aksi Paul.

" Selamat tinggal Ellina. "

" Hentikan...!!"

DORR.....!!!

Sebuah peluru melubangi atap mobil Paul. Ellina berhasil mendorong tangan Paul disaat yang tepat. Ellina membuka matanya sedikit demi sedikit. Ia menatap Paul masih membeku. Dengan spontan Ellina memeluk Paul. Dengan jantung yang masih berdebar dan nafas yang tak beraturan. Ellina meneteskan air matanya.

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang