" Nona... Bangun nona." Bisik seorang wanita dengan lembut.
" Nona..." Panggilnya lagi membuat Ellina bangun dari tidurnya.
Ia menatap wajah wanita beruban itu samar-samar sambil menyingkap selimutnya dan menggosok kedua matanya.
Wanita itu tersenyum, " Mandilah nona saya sudah menyiapkan air hangat." Suaranya sangat lembut membuat Ellina teringat akan mamanya. " Ohh.. iya.. aku akan mandi." Ucap Ellina sambil berjalan perlahan. Ia langsung mandi dan berganti pakaian dengan t-shirt dan jeans sederhana.
" Nona, apa kah anda akan pergi ke kampus dengan memakai t-shirt itu, mungkin sebaiknya Anda memakai rok dan kemeja.
" Saran wanita itu. Ellina langsung sadar bahwa ini adalah hari pertamanya masuk kuliah. Ia langsung mengganti pakaiannya tetapi tetap dengan jeans, ia kini memakai kemeja putih. Wanita tua itu mengantar Ellina keruang makan dan seperti biasa Paul ada disana.
Menatap Paul membuatnya mengingat kejadian tadi malam. Ia langsung berpaling dan pergi. Paul hanya melirik Ellina.
" Apa kau tidak ingin memakan sarapanmu hanya karena aku ? " Ucapan Paul membuat Ellina menghentikan langkahnya, ia menoleh menatap Paul dengan sinis.
Paul langsung berdiri dan melewati Ellina sambil berbisik, " Makan lah aku akan menunggumu diluar. " Ellina tidak merespon hingga Paul sudah keluar dari ruangan itu, Ellina langsung menyambar makanan yang ada dimeja makan. ' apa aku harus berangkat dengannya juga? ' batin Ellina kesal.
Ellina buru-buru menyelesaikan sarapannya. Ia langsung keluar dan berlari ke halte bus tapi, rasanya rumah Paul sedikit jauh dari halte bus. Ellina terengah-engah, ia sudah sangat capek kakinya sudah mulai berdenyut tapi tak tampak juga ada halte bus. Paul menyusul Ellina dengan mobil sport mewah nya ia tersenyum sambil melepas kacamata hitamnya. " Tempat ini agak jauh dari tujuanmu. Aku akan antar. " Ucapnya sambil terus tersenyum. Ellina tak dapat menjawab ia sudah sangat kecapekan dan kesal dengan Paul. Paul langsung keluar dari mobilnya dan menggendong Ellina masuk.
" Apa kau sangat lelah Ellina?" Ejek Paul sambil tersenyum lagi. Ellina mengacuhkan ejekan Paul dengan terus memburu nafasnya. Paul melajukan mobilnya kearah yang berbeda dari tujuan Ellina. " Kau mau mengajakku kemana...??" Tanya Ellina penasaran sambil terus memperhatikan GPS.
Paul hanya tersenyum miring. Setelah beberapa lama Paul memberhentikan mobilnya disalah satu Drive thru restauran. Ia memesan minuman dingin dan burger. Dan ia langsung berlalu setelah mengambil dan membayar pesanannya.
" Minumlah Ellina..." Ucap Paul. Paul ternyata sangat mengerti kalau Ellina sedang kehausan. Ellina merebut minuman dari tangannya dan memandangi minuman itu degan seksama. " Ini bukan minuman yang aneh-aneh kan? Aku tidak bisa minum alkohol." Ucap Ellina. Paul kembali tersenyum menunjukan gigi putihnya.
" Tentu saja tidak Ellina. Aku tau apa yang akan terjadi jika aku memaksamu minum lagi." Ucapnya. Ellina dengan mantap meminum minuman itu dan wow rasanya sangat menyegarkan. Ellina menghela nafas lega.
...........
Tak lama kemudian mereka sampai di kampus Ellina. Disana sudah menunggu teman Margareth, Greta. Ia langsung menyambut Ellina dan Paul. " Selamat siang Ellina akan aku ajak kau berkeliling sebentar. " Ucapnya. Ellina menatap Paul sebentar dan kemudian ia berjalan dibelakang Greta. Greta menunjukan berbagai ruangan yang bisa dan tidak bisa Ellina masuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way to Love You
RomanceKenapa? Siapa dia... Beraninya dia menculikku, mengelabuhi keluargaku. Dia menjauhkanku dari semuanya. termasuk Mike yang sangat aku cintai. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Ini tak seharusnya terjadi. Ini seperti mimpi tak berujung. Akankah ini...