The Wall

1.9K 121 6
                                    

Matahari mulai keluar dari tempatnya, dan Ellina juga sudah mulai bangun dari tidurnya karena sinar matahari. Ellina mulai membersihkan diri dan memasak sarapan.

" Haiii.... Istriku yang cantik." Sapa Paul sambil mencium kepala Ellina yang masih memasak. Ia tiba-tiba memeluk Ellina, sambil menumpukan dagunya ke tengkuk leher Ellina. Ellina langsung menggerakan bahunya agar Paul menyingkir.

" Paul, kau sangat berlebihan. "

" Kenapa berlebihan?"

" Paul nanti masakan ini bisa hangus."

Paul langsung melepas pelukannya dan beranjak duduk diruang makan. Sambil menunggu ia mengecek handphonenya. Ketika Ellina menghidangkan makanan, dengan spontan Paul langsung menyimpan handphonenya. Ellina menatap Paul yang sedikit berlebihan. Paul membalas Ellina dengan menatap Ellina dan alis yang terangkat sebelah. Ellina tersenyum miring dan mengalihkan pandangannya.

" Apa kau terpesona oleh ketampanan suamimu ini?"

" Aku tidak terpesona Paul. Aku hanya geli melihatmu. "

Setelah sarapan mereka langsung berangkat ke tempat kerja masing-masing. Dan pada sorenya Paul menjemput Ellina. Pada saat pertama Ellina masuk kedalam mobil. Raut wajah Paul terlihat kesal. Paul mengemudi dengan cepat. Ellina takut menanyakan apa masalah Paul. Sampai makan malam dan Paul masih kesal. ' Apa ada masalah penting?' batin Ellina

............

Ellina terbangun, dan hari masih gelap. Ia melihat jam dikamarnya, ternyata sudah jam 2 pagi. Ia melirik tempat tidurnya, dan Paul masih tidak ada ditempat tidur. Ellina menyusuri setiap sudut rumah. Ia menyalakan setiap lampu dirumahnya​. Dan terakhir ia mengecek ruang kerja Paul, dan benar, Paul ada disitu.

Ellina berdiri disamping pintu, tapi Paul hanya memperhatikan laptopnya. Ellina mulai melangkah masuk. Ia melangkah kebelakang kursi Paul hingga ia bisa melihat apa yang masih Paul lihat. Ia bisa melihat grafik, yang naik turun seperti gunung. Ellina mulai memeluk Paul.

" Tidak biasanya kau tidak merasakan kedatanganku?"

" Ellina aku sedang sibuk."

" Kau sibuk melihat grafik itu. Itu tidak berubah. Kau butuh tidur Paul. "

" Ellina... Aku mohon... Jangan ganggu aku. Aku sedang berfikir."

Ellina mulai geram karena Paul terus mengacuhkannya. Ellina mengambil langkah berani, ia menutup laptop Paul dan duduk diatas meja dihadapan Paul.

" Katakan padaku, aku istrimu. Ayooo.... Paul.... Katakan...."

" Sudahlah Ellina. "

" Ayolah Paul....."

Dengan memohon Ellina menggandeng Paul menyeretnya menuju kekamar. Paul segera mencuci mukanya dan menggosok gigi. Ia sudah berganti piyama dan mulai merebahkan tulang punggungnya diatas kasur.

" Kau tidak akan ceritakan apapun padaku?"

" Apa yang harus aku ceritakan?"

" Masalahmu? Aku tidak pernah melihat kau sefrustasi ini."

" Jangan bahas itu Ellina."

" Paul, aku ini istrimu. Kau bisa cerita apapun padaku. Apapun..."

Paul menatap Ellina yang terbaring disebelahnya. Mereka bertatapan cukup lama.

" Saham perusahaan sedang turun. Untuk memulihkan keadaan, perusahaan ini bergantung pada satu perusahaan, dan aku tidak ingin perusahaan itu menjadi salah satu mitra kerjaku."

One Way to Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang