Haruskah aku terus mencintai sebuah imajinasi yang tak kunjung menjadi nyata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoetryAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...
Imajinasi
Haruskah aku terus mencintai sebuah imajinasi yang tak kunjung menjadi nyata?