Selamat malam, nona.
Malam ini, langit mengamuk.
Tapi hatiku lebih remuk,
dan kalau kau lupa,
Itu hati yang kau remuk ,
dan kau aduk.
Sampai busuk,
tak berbentuk.Dari tuan, yang hatinya sudah busuk dan tak berbentuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoetryAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...
Malam.
Selamat malam, nona.
Malam ini, langit mengamuk.
Tapi hatiku lebih remuk,
dan kalau kau lupa,
Itu hati yang kau remuk ,
dan kau aduk.
Sampai busuk,
tak berbentuk.Dari tuan, yang hatinya sudah busuk dan tak berbentuk.