Hanya karena dia pergi.Bukan berarti kau harus mengemis agar dia kembali.
Bukan berarti kau harus berlutut agar dia kembali.
Bukan berarti kau harus menjerit dan menangis agar dia kembali.
Bukan berarti kau harus meraung dan merana agar dia kembali.
Bukan berarti kau harus menunggu dan meratapi kepergiaannya agar dia kembali.
A
papun itu, biarkan saja.
Dia sudah buta untuk melihatmu.
—Kau sudah tak kasat mata baginya.
Dia memilih menjadi tuli akan jeritmu.
—Kau sudah bisu di hadapannya.
Apapun itu biarkan saja.
—Karena dia tak pernah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoesiaAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...