Apa kau tidak mendengarnya?
Suara itu,
Suara itu adalah decitan pintu hati yang kau buka secara paksa.
Lalu,
Kau menerobos masuk sesukamu.Jadi,
Aku menerka-nerka,
Apakah kau akan mendatangkan petaka?
Atau, malah mengobati hati yang terluka.Ternyata,
Setelah kau menerobos masuk ke hatiku sesukamu,
Kau juga pergi sesukamu.
Apakah kau mendengarnya?
Suara itu, tuan.
Suara itu ialah
Decitan pintu hati yang kau dobrak dengan kasar,
Agar, kau bisa keluar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PuisiAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...