Kau dan aku sama-sama tau
Bagaimana rasa neraka saat remaja
Kau dan aku sama-sama tau
Bagaimana bisa masa muda
Menghancurkan kitaKau dan aku sama-sama tau
Betapa aku membenci semesta
karena dia tak pernah memberi aku kesempatan untuk sejenak saja meminta
Apa yang aku dambaKau dan aku sama-sama tau
Bagaimana rasanya mengubur apa yang kita pinta
Membunuh apa yang kita damba
Menutup semua indraKau dan aku sama-sama tau
Tentang sakit yang tak bisa mereka baca
Tentang tawa yang selalu memendam duka
Tentang mata sayu yang tak lagi mengeluarkan air mataKarena kita sama-sama tau bahwa, luka tak pernah bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoesíaAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...