Lelaki yang selalu aku abaikan.
Lelaki yang pernah mengatakan bahwa aku ini gadis bodoh,
Karena pernah berlari tanpa alas kaki.
Kemudian memarahiku karena melukai kakiku sendiri.Kau selalu meledekku karena kau bilang aku ini aneh.
Jujur, awalnya aku pikir kau membenciku.
Jadi, aku abaikan saja perkataan-perkataanmu itu.
Sampai kau bilang, aku ini gadis tuli.
Mungkin karena aku tak pernah mendengar kepedulianmu?
Kau juga bilang, aku ini gadis buta.
Mungkin juga, karena aku tak pernah melihat dirimu sebagai lelaki yang mencintaiku.Lucu saja.
Kau bilang aku gadis ceroboh.
Karena sering melupakan perkerjaan rumahku.
Tapi akhirnya,
Kau juga yang mengingatkanku setiap malamnya.
Kau selalu bilang, aku ini gadis yang tidak feminim sama sekali.
Tapi, kau juga yang bilang,
Jika kau suka aku yang seperti itu.Kau sering bilang aku ini gadis aneh.
Tapi kau juga pernah bilang, tak apa aku seperti itu.
Apa kau mengatakan semua hal itu karena aku tak pernah menyadari perasaanmu?
Mungkin saja,
Siapa yang bisa menebak isi otakmu.
Lelaki yang duduk di pojok kelas,
Lengkap dengan kacatama berbingkai hitam,
Dan buku filosofi yang selalu ia baca ketika jam istirahat.
Lucu, sekarang aku jadi memperhatikanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoetryAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...