Kau boleh masuk ke dalam hatiku,
Tapi jangan lupa kau ketuk pintunya terlebih dahulu.
Kau boleh penasaran padaku,
Tapi bukan salahku,
Jika nanti,
aku tak sesuai ekspektasimu.Ku-peringatkan saja,
Jangan pernah main-main dengan hatiku, tuan.
Hatiku ini bukan mainanmu.
Sebut aku si lemah,
Aku tak perduli.
Sebut aku manusia tak berdaya,
Aku masih tak perduli.Hati-hati dengan hatiku tuan,
Karena,
Hati yang sedang kau tatap itu,
Sudah terlanjur retak, tuan.
Satu hentakan saja,
Bisa membuatnya hancur berkeping-keping.
Keping-keping ,
yang tak akan pernah utuh lagi.
Dari gadis yang hatinya sudah terlanjur retak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tetesan Pena
PoetryAku memilih berkata-kata walau tak mengucap sepatah katapun. Aku memilih kertas dan pena, sebagai sahabatku. Aku memilih sajak dan puisi untuk mengekspresikan perasaanku. Dan, aku memilih, tetesan-tetesan pena sebagai air mataku. #74 dalam Poetry 30...