Cahaya matahari menyusup jendela kamar bernuansa pink yang masih tertutupi oleh tirai tipis.tubuh Aisyah masih tertidur di balik selimutnya,kemudian ia membuka matanya secara perlahan karna pancaran cahaya matahari mengenai matanya,lalu memandang langit langit kamarnya,mengangkat kedua kaki serta kedua tangan ke atas dan menggelangkan kepalanya secara perlahan,gerakan wajib sebelum beranjak dari kasurnya,kalau tidak ia bisa pusing nanti.
"Hiyaaaaa.." teriak Aisyah,seakan sadar kalau hari ini adalah hari pertama dirinya kembali bersekolah setelah libur ke naikan kelas.
"Astaga jam berapa sekarang,bisa mampus kalo gue telat" gerutunya dengan panik sambil mondar mandir mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi tanpa melihat jam terlebih dahulu.
Cuma butuh 10 menit untuk Aisyah selesai mandi,biasanya dia lama ketika sedang mandi tapi pengecualian buat hari ini.Aisyah melihat pantulan dirinya dari cermin memperhatikan penampilannya dengan seragam putih abu abu yang sudah melekat di tubuhnya.Dia pun mengikat rambut kecoklatan yang panjangnya sebahu,mengikat jadi satu ke atas kemudian menambahkan bedak ke wajahnya dan Lip Ice rasa permen karet ke bibir tipisnya agar tidak terlihat kering,tidak lupa menyeprotkan minyak wangi ber aroma bunga lily ke leher dan pergelangan tangannya.
"Cantik," ucapnya terkikik geli memuji dirinya sendiri.
"Mirror mirror mirror."
"Siapakah gadis paling cantik di kompleks ini?" pertanyaan konyol itu ia lontarkan ke arah cermin sambari membaca mantra layaknya penyihir jahat di film Snow White.
Krik krik krik krik ....
"Oke,, ini terlihat konyol dan menggelikan," ia mengambil tas melangkah keluar dari kamarnya.
"Percuma menunggu cermin berbicara,ibarat mengharapkan orang mati bisa hidup kembali,teramat sangat tidak mungkin," pikirnya.
"kok sepi Ayah mana?" tanyanya sambil duduk di meja makan pada seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan pagi,tidak lain adalah bundanya sendiri.
"Lagi siap siap di kamar,bentar lagi juga keluar," ujar bundanya.
"Oh," jawabnya.Aisyah mengeluarkan ponselnya untuk memesan Gojek "aku berangkat ya Bun," lanjutnya,lalu berdiri kemudian mengambil segelas susu hangat ia meneguknya sampai habis.
"Ga mau sarapan dulu?"
"ga,Bun."
"Bunda rasa jam kamu mati,ini kan baru jam___ belum selesai Bundanya bicara sudah di potong oleh anak gadisnya.
"Udah ya Bun,Gojeknya udah di depan," kemudian ia mengecup tangan dan kedua pipi Bundanya.
"Assalamualaikum," pamitnya.
"Wealaikumsalam,hati-hati," ucap Bundanya sambil geleng geleng kepala,dasar anaknya itu memang konyol padahal ia mau kasih tau kalau dia terlalu pagi berangkat sekolah.
"Ais belom bangun Bun?" tanya seseorang dari arah belakang,suara berat itu berasal dari suaminya.
Ia menoleh dan tersenyum "udah berangkat dia Yah,barusan pamit."
Ayahnya mengernyitkan dahi,berangkat sepagi ini?mimpi apa anaknya itu,apa salah makan? pikirnya dengan menebak nebak.
"Mungkin dia ga liat jam kali Yah." Ujar istrinya seakan tahu apa yang ada dalam fikiran suaminya itu.
•••••
"Pagi pak Yunus," sapa Aisyah sambil tersenyum kepada penjaga gerbang sekolah,"kok sepi ya pak?" tanyanya
"Apa saya kesiangan yah datengnya,"
Lanjutnya.Aisyah mengedarkan pandangan ke arah dalam sekolah terlihat siswa siswi masih sedikit yang berada di sekolah hari ini.
"Kesiangan mah kaga neng,cuma neng Aisyah aja datengnya kepagian,tumben neng?" Jawab Pak Yunus.
Jangan heran Pak Yunus tau nama Aisyah dari mana sewaktu dirinya kelas 2 dia langganan hampir telat masuk kelas.
"Hah,Eh?serius Pak?"
apa tadi Bundanya mau ngasih tau jika dirinya kepagian "sial, seharusnya ia tidak memotong ucapan Bundanya tadi," batinnya.
"Iya neng Aisyah Five Minutes," ujar Pak Yunus sambil lelucon.
"Ah Pak Yunus itu mah judul lagu mereka,saya mah beda atuh pak," ucap Aisyah.
"HaHaHa,,,," Pak yunus ketawa ria.
Aisyah melangkah pergi kedalam sekolah meninggalkan Pak Yunus yang masih tertawa,ia berjalan melewati koridor sekolah,dari pada dia cengo sendirian karna sahabatnya pun belum datang akhirnya dia melihat mading mencari namanya dan Sofia siapa tau sekelas lagi dengannya.
Sofia Anggraini dia salah satu teman yang cukup dekat dengan Aisyah,mereka di pertemukan karna duduk sebangku sewaktu kelas 2 SMA,semenjak itu keduanya sering bercerita,mereka bercerita apapun yang menurut keduanya menyenangkan dan dengan berjalannya waktu mereka jadi berteman dekat,apa lagi Sofia memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan Aisyah,jadi tidak heran jika dia merasa nyaman berteman dengan Sofia.
Setelah mencari-cari,melihat,menerawang,meraba,Aisyah mendapatkan dirinya sekelas lagi dengan Sofia.
"WOY,," teriak suara cempreng dari arah belakang.Aisyah menoleh mendapati Sofia berlari ke arahnya.
"Oy," jawab Aisyah setengah berteriak.
"Telat kunyuk,ga usah berteriak gue udah di depan mata lo," balas amel kesal "Ngapain lo?" lanjutnya bertanya.
"Nyemilin mading," jawab aisyah singkat.
Sofia hanya memutar bola matanya malas.
"Kita sekelas Sop," ucap Aisyah.
"Sap sop sap sop lu kira nama gue makanan,di denger orang tua gue
nyahok lo" jawab Sofia sedikit kesal,"ck dasar temannya yang satu ini seenaknya saja mengubah nama orang" pikir amel dalam hati."Yak itu kan kalo denger,udah kuy kita ke kelas," jawab Aisyah lalu mengajak Sofia ke kelas mereka.
Aisyah berjalan dengan Sofia masuk kedalam kelasnya,mereka memilih bangku di urutan kedua dari depan.Meski keduanya rada somplak,tapi masalah pelajaran mereka cukup pintar.Jadi jangan heran jika keduanya memilih urutan bangku di depan.
Tadi selama berjalan menuju kelas,mereka selalu di sapa oleh adik kelasnya selain sudah banyak yang mengenal Aisyah juga tidak heran karna tepat hari ini mereka sudah menjadi senior di sekolah SMA Pelita Jaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH (tamat)
Teen FictionAisyah : Tuhan,semoga ada seorang pangeran untuk aku di sini. Very : Aku menemukan mu my endless love.