Mama dan adik nya Very sedang bersantai di ruang keluarga.Keduanya sedang menonton film india kesukaan mereka yaitu "Mohabbatein" Sedangkan sang Papa masih di kantor belum pulang.
Dengan kaki berselonjor punggung yang bersandar ke sofa di temani cemilan cemilan,Mama dan Adik Very terlihat serius menatap tv yang sedang menampilkan adegan ishita pemain dari film tersebut sedang mengamuk akibat kerasukan arwah dari lawan main yang meninggal.
Sampai sampai tidak menyadari bahwa Very melangkah pelan dari arah belakang untuk menjaili Mama dan Adiknya tersebut.
"DOOR!" teriak Very menepuk pundak keduanya berteriak tepat di telinga Mama dan Adiknya.
"Hiyaaaa,,,astaga naga kuntilanak setan gundoruo tuyul ipin upin."
Mamanya langsung bersumpah serapah kaget setengah mati sampai semua mahluk ghaib ia sebut,ipin upin pun ikut dia lontarkan,adiknya juga tidak kalah kaget dari sang Mama.
Sedangkan Very tertawa terpingkal pingkal tidak tahan melihat expresi dari keduanya.
"Awawawaw..." Very kesakitan,kupingnya di jewer oleh sang Mama.
"Dasar anak bandel ya kamu,berani beraninya ngagetin mama,untung mama tidak jantungan," cerocos Mamanya.
"Tau nih abang jail banget," timpal Kezia adik Very.
"Iya iya maaf Ma," mengusap kupingnya yang ia rasa sedikit memerah,sambil mendudukkan bokongnya di sofa.
"Bang gimana tadi sekolahnya?" Tanya Kezia penasaran.
"Iya gimana,apa udah ada perempuan yang nyantol dengan perubahan kamu tadi pagi?" sembur mamanya antusias.
"Astaga bahasa Mama apa banget dah,siapa sih yang berani nolak anak Mama yang super tampan ini."
"PD!" desis keduanya.
Jujur Gina dan suaminya sangat senang melihat perubahan dari penampilan putranya itu,entah dasar apa anak tertuanya membuka jati dirinya,sudah 2 tahun Very berpura pura menjadi siswa Cupu semenjak masuk SMA.
Dulu Gina tidak menyetujui anaknya menjadi cupu namun berbeda dengan suaminya.Justru dia berpihak kepada anaknya itu,namun putranya memaksa sang mama,kata anaknya itu dia tidak suka jika banyak perempuan yang menempel padanya karna wajah tampannya itu.
Oh jelas anaknya itu PD sekali, sungguh alasan yang tidak masuk akal bukan?mau tidak mau akhirnya Gina menyetujui keputusan putranya.
Tapi sekarang ia senang dengan anaknya yang membuang penampilan cupunya.
"Assalamualaikum.PAPA PULANG?!" teriak suara berat dari arah belakang.
Mereka bertiga pun menoleh mendapati sang papa yang baru saja pulang dari kantor dengan tampang lesu.
"Wealaikumsalam," ucap ketiganya.
Sang istri menghampiri sambil tersenyum mengambil tas yang di bawa oleh suaminya dan di balas kecupan hangat di dahi oleh sang suami.
•••••
Seperti biasa Badebo sedang merokok di samping gedung sekolah,hal biasa yang mereka lakukan di waktu jam istirahat jika Bedebo merasa bosan,maka yang mereka lakukan merokok bahkan bolos disaat jam pelajaran.
"Akhirnya kita lengkap,Very is back." Ucap Rio sambil ngerangkul bahu Very.
"Yoi," timpal Vino dan Aaf.
Sebenarnya Very juga termasuk salah satu anggota dari badebo mereka berteman sudah lama,namun keputusan Very 2 tahun lalu untuk berubah menjadi seorang Cupu dengan alasan yang tidak masuk akal menurut ketiganya,membuat Rio Aaf dan Vino berpura pura tidak mengenali Very,bahkan sering sekali mereka bertiga membuly nya,itu semua atas persetujuan dari Very karna dia lah yang meminta.
"Oh ya gimana kemaren,sukses?"
tanya Aaf ke Very."Ck,,lo meragukan gue,bahkan gue udah tau rumahnya."
"Tapi lo ga punya no telponnya," timpal Rio sambil tertawa mengejek.
"Shit,,gue ga kepikiran sampai kesitu," balas Very dan membuat ketiga temennya tertawa.
Di dalam kelas Aisyah sedang bermain truth or dare bersama Sofia dan beberapa teman lainnya.
"Aisyah."
panggilan itu membuat dirinya menoleh menghentikan tawanya bersama teman temannya,di ambang pintu kelas terlihat Silvi teman satu kelasnya.
"Iya,ada apa Silvi?"
"Ada yang mau minta no lo."
"Minta sendiri ke gue," jawab Aisyah cepat.
"Noh,lo dengerkan minta sendiri ke orang nya," Silvi berbicara kepada seseorang yang ada di luar kelas.
Tidak lama pun seorang cowo dengan tampang PD nya menghampiri Aisyah yang sedang asik bermain truth or dare dengan teman temannya di bangku belakang.
"Ngapain lo kesini Riyad?" ucap Sofia galak.
"Gue mau minta no Aisyah," ucapnya sambil berdiri di depan Ais dengan gaya sok kecakepan.
Ais menaikkan salah satu alisnya "Oh, jadi lo yang mau minta no gue?" Aisyah menatap Riyad datar.
Riyad menganggukkan kepalanya.
"Silvi,lo kok ga bilang kalo dia yang minta no gue?" teriak Aisyah ke Silvi yang duduk di bangku depan dekat pintu kelas.
"Lah lo kan ga nanyak."
"Ya juga yak," Aisyah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Haruskah Aisyah mengasih no telponnya ke cowo yang PD nya luar biasa ini,Riyad yang juga seorang Playboy dan berpikiran mesum. Hampir semua ralat bukan hampir,tapi semua cewek cantik di Pelita Jaya sudah Riyad pacari.
Anehnya semua cewek cewek itu mau jadi pacarnya,padahal tampangnya tidak seberapa bahkan kalau di bandingkan dengan Badebo Riyad kalah telak,meski memiliki kekayaan yang sama dengan Badebo.
Aisyah berfikir sejanak,buat apa Riyad meminta nonya jangan bilang dia mau menargetkan dirinya jadi pacar selanjutnya."Oh No."
"Gue ga mau ngasih," ucap Aisyah.
"Kali ini gue maksa,gue ga akan pergi dengan tangan kosong," ancamnya.
Lelaki ini emang tidak ada matinya.
"Mana tangan lo," sahut Aisyah akhirnya.
Riyad mengulurkan tangannya,Aisyah pun mencatat no nya di telapak tangan tersebut "thanks manis," mencolek dagu Aisyah dan melangkah pergi dari kelas.
Saat itu juga Ais mengusap ngusap dagunya dengan tangan kanannya sambil bergidik jijik.
"Yaaaah kok lo kasih?" sahut Sofia tampak kesal.
"Gue enek lama lama liat muka dia,lebih cepat lebih baik."
Aisyah hanya pasrah semoga pikirannya tentang Riyad yang ingin menjadikan dirinya target selanjutnya tidak benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH (tamat)
Roman pour AdolescentsAisyah : Tuhan,semoga ada seorang pangeran untuk aku di sini. Very : Aku menemukan mu my endless love.