Real

61K 8K 1.5K
                                    

WARNING
tolong baca chapter-chapter sebelumnya sebelum membaca chapter ini. semoga ingatan kalian kembali~

Dokter mengatakan aku sudah boleh pulang besok.

Lagipula aku sudah bisa berjalan. Setelah menghabiskan waktu beberapa minggu di tempat membosankan ini, kondisiku sudah cukup baik kecuali luka goresan di pipi kiriku yang masih ditutupi oleh perban.

Aku menghela napas. Menatap jendela rumah sakit yang hanya menampilkan gedung-gedung yang telah begitu familiar dimataku.

Kusandarkan badanku ke tembok, memikirkan bahwa aku akan pergi dari tempat ini membuatku sedikit lebih bersemangat. Setelah perjuangan yang panjang dan membosankan melawan rasa kesepian, kebosanan, dan kesakitan ini. Akhirnya aku bisa merasa hidup kembali.

Dear world, Hee Young is coming back.

Aku benar-benar merasa terasingkan. Ibuku masih belum mengembalikan ponselku, jadi sumber informasiku hanyalah televisi ㅡyang lebih sering kugunakan untuk menonton dramaㅡ dan koran yang membosankan ㅡyang kulirik hanya untuk melihat bagian entertaimentnyaㅡ.

Lalu disela-sela perenunganku yang begitu mengharukan, aku mendengar ponsel Ibuku berdering.

Ibuku segera mengangkat telepon dan melihat nama penelepon. Lalu ia berseru, "Hee Young-ah! Dawon menelepon."

Akhirnya.

Lalu aku berjalan cepat dan menyambar ponsel tersebut secepat kilat, "Aku kira kau telah melupakanku!" Sahutku ricuh begitu mendekatkan ponsel ditelingaku.

Dawon tertawa, "Tidak mungkin aku melakukannya."

Aku tersenyum, "Bagaimanapun, terima kasih telah menelepon, Dawon-nim." Ucapku sok formal.

"Kau pasti sudah tidak waras. Aku tahu, rumah sakit itu mengerikan. Kapan kau akan keluar dari sana?" Tanyanya sembari terkekeh.

"Naeil!" Ucapku penuh semangat. (Besok)

"Jinjja? Akhirnya. Setelah penantian yang panjang.." Guraunya. (Benarkah?)

"Tidak usah berkata begitu, meskipun aku keluar dari rumah sakit aku tahu kau tidak akan menemuiku juga." Lalu aku mendecak.

"Eoh, managerku benar-benar memenjarakan kami. Kami akan debut minggu depan, kau tahu kan?" Kini ia berkata dengan bangga.

"Geureom! Aku tidak punya pilihan lain selain menonton televisi sepanjang hari. Dan aku nyaris meloncat saat melihat kalimat HOT DEBUT, SF9 dengan caps lock dan tulisan NEXT WEEK dibawahnya." Aku tersenyum lebar penuh semangat. (Tentu saja!)

Kini ia tertawa mendengarkan ceritaku. Tawanya terasa begitu ramah dan dekat bagiku. Aku tersenyum tipis membayangkan wajahnya yang sedang tertawa lebar.

"Kau akan datang, kan? Di debut stage kami?" Tanyanya memastikan.

"Itu adalah moment yang harus kulihat dari mata kepalaku sendiri." Ucapku antusias.

Lalu, aku mendengar suara pintu terbuka dan sosok Ara muncul dari balik pintu.

Ia berjalan masuk dengan senyum lebar dan aku tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya.

That Night. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang