Poster itu menarik perhatianku.
Aku mempercepat langkahku. Kutatap poster itu dengan saksama.
Kertas poster itu bergambarkan logo K-Pop Festival beserta beberapa gambar artis yang akan tampil di acara tersebut. Tentu saja, BTS salah satunya. Kesalahan besar jika mereka tidak menampilkan gambar BTS di poster ini.
Aku membaca beberapa tulisan mengenai detail acara tersebut seperti waktu maupun tempat pelaksanaannya.
Kakiku bergerak menepuk-nepuk lantai dengan antusias. Bibirku membentuk senyum tipis.
Aku menoleh ke sekeliling. Di samping kananku terdapat tangga, tidak ada orang disana. Di samping kiriku merupakan koridor yang menuju ke halaman utama kampusku. Jauh di belakangku adalah pintu kafetaria.
Beberapa orang berlalu-lalang disekitarku, tapi tidak ada yang melihat.
Kugigit bibir bawahku dengan ragu. Aku tidak percaya akan melakukan ini.
Aku menarik napas, lalu berjalan lebih dekat lagi ke poster tersebut. Aku menyandarkan kepalaku di samping kertas itu. Lalu dengan gerakan cepat, aku mengangkat handphoneku.
.
CKREK.
Mataku membulat, aku menyembunyikan handphoneku dengan cepat sementara aku menghadapi tatapan orang lain yang menatapku aneh. Aku mengulum bibirku, lalu tersenyum dengan kikuk.
Aku memutar badan yang membuatku bertatap muka dengan poster tersebut.
Dengan dramatisnya, aku menyandarkan kepalaku pada poster tersebut. Rasa malu ini harus kuemban hingga akhir.
Pabo. Bagaimana bisa aku lupa mengaktifkan mode silent?!
Aku menghela napas. Setidaknya aku telah mendapatkan fotonya.
Setelah beberapa saat, aku berbalik lagi.
Aku menatap layar handphoneku dan melihat selca yang kuambil tadi.
Hasilnya tidak buruk. Tanpa ragu, aku mengirimkan foto tersebut ke kakaotalk Jimin.
HeeYoung: Send a picture.
HeeYoung: I can't wait! ㅋㅋAku menatap jendela chat itu dengan harap-harap cemas.
Apakah ini terlalu berlebihan? Oh, kuharap tidak.
Lalu, aku melihat angka disamping pesanku telah hilang, yang berarti pesanku telah dibaca oleh sang penerima yang tidak lain merupakan Park Jimin.
Secepat itu? Apakah dia tidak sibuk?
Kemudian, pesan dari Jimin muncul.
ParkJimin: See you there, baby~
Aku tersenyum lebar.
Jantungku mulai berdegup kencang lagi. Ini selalu terjadi jika dia memanggilku 'baby'. Tidak, tidak. Jantungku memang selalu seperti ini untuk semua hal yang berhubungan dengan Jimin.
Dengan perasaan bahagia kuketik balasan untuk pesan tersebut.
Kemudian, aku berjalan penuh semangat.
Handphoneku berbunyi.
Aku menatap nama pemanggil. Ternyata Ara.
"Ya, eodiya?" Ucap Ara begitu aku mendekatkan benda itu ke telingaku. (Kau dimana?)
"Eoh, aku sudah dijalan. Bersabarlah sedikit." Aku berkata sembari mempercepat langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] Kejadian malam itu membuka mata Hee Young dan membuatnya menyadari bahwa mimpi serta angan-angannya memang dapat mejadi nyata. Tanpa ragu sedikit pun, gadis itu bertekad untuk meraih satu-satunya bintang yang menyinari hidupnya...