Dawon POV
Saat kupikir aku sudah tidak sanggup bernapas lagi, akhirnya orang itu mengatakan hal yang ingin aku dengarkan sedari tadi.
"Latihan hari ini selesai, jangan lupakan gerakan yang tadi karena lusa kalian harus menampilkannya dengan baik di depanku!" ucap seorang lelaki yang mengenakan kaos abu-abu di hadapanku.
Aku dan member lain serempak berteriak mengiyakan. Kami pun memberi salam selamat tinggal dengan membungkukkan badan kami dan mengucapkan 'Sugohaesseoyo' pada pelatih itu, juga untuk satu sama lain. (Kerja bagus)
Setelah pelatih itu keluar dari ruangan, aku segera berjalan cepat ke pojok ruangan di mana aku meletakkan tasku.
Kukeluarkan ponselku dari sana. Sudah pukul 8:20 rupanya.
Aku segera mengenakan tasku dan berjalan menuju pintu. Kurasakan seseorang merangkul pundakku. "Ah, aku ingin makan ayam goreng malam ini," ucap Inseong seketika.
Senyum lebar terukir di wajahku, "Aku juga!"
Ia lalu berbalik dan menatap member lain yang masih siap-siap untuk pulang, "Chicken party di dorm malam ini, siapa yang mau?"
Member lain pun merespon dengan luar biasa.
Dering dari ponsel mengalihkan perhatianku. Aku pun mengambil benda itu dari saku celanaku, ternyata Ibu Hee Young yang menelepon.
Aku berjalan menjauh dan mengangkat telepon itu.
"Yeoboseyo?" ucapku.
"Dawon-ah, maaf karena mengganggu, tapi aku rasa bagaimanapun aku harus memberi tahu ini. Hee Young pingsan dan sekarang ada di rumah sakit.." ucap Ibu Hee Young dengan suara lemah.
Napasku terhenti untuk sementara. Aku pun menarik napas dalam-dalam lalu berkata, "Aku akan segera ke sana sekarang, eomonim."
Setelah Ibu Hee Young memberitahu nama rumah sakit dan ruangannya, aku segera mematikan telepon.
Aku berjalan mendekat ke para member, "Sepertinya aku tidak bisa ikut chicken party malam ini."
Para member yang tadinya sedang bercengkrama, sekarang terdiam. Chani mengernyit, "Waeyo hyung?"
"Aku ada urusan penting, maaf," ucapku pada mereka.
"Jangan lupa izin dulu pada manager," sahut Rowoon.
Aku pun mengangguk dan segera berjalan keluar dari ruang latihan itu.
---
Begitu aku tiba di rumah sakit, aku segera bertanya di lobi untuk mengarahkanku pada ruangan yang kucari. Seketika aku merasa seperti deja vu. Waktu itu aku juga pernah ke rumah sakit ini untuk mengunjungi Hee Young.
Aku berjalan cepat menuju lift dan menekan angka 6 di mana ruangan nomor 4E berada. Setibaku di sana, hal yang pertama kulihat adalah Ibu Hee Young yang sedang menangis histeris.
Panik, aku segera berjalan cepat menghampiri wanita paruh baya itu.
Ia menangis meraung-raung hingga terjatuh di lantai. Aku sungguh sungguh tidak tahu harus melakukan apa. Jadi, aku memeluknya dan mengelus punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] Kejadian malam itu membuka mata Hee Young dan membuatnya menyadari bahwa mimpi serta angan-angannya memang dapat mejadi nyata. Tanpa ragu sedikit pun, gadis itu bertekad untuk meraih satu-satunya bintang yang menyinari hidupnya...