Dan tanpa kusangka, ia meraih tanganku.
Kedua tangannya menggenggam tangan kananku dan menaikkannya ke depan kepalanya.
Lalu Jimin menunduk dan menutup matanya sembari menggenggam tanganku erat, "Hee Young-ah.."
"Mianhae, akulah yang salah." ucapnya dengan sedikit berbisik.
Dan kemudian aku dapat merasakan cahaya-cahaya dari lampu kamera menyala secara beruntun.
And I swear my wall almost falls.
A l m o s t.---
Segera, kutarik kedua tanganku.
Suara-suara yang terdengar dari belakang bercampur menjadi satu.
Aku menatap ke arah lain dan menyingkirkan pikiran tentang apa pun yang baru saja tejadi.
Setelah itu, aku kembali menatap Jimin.
Ekspresinya datar, matanya menatapku nanar.
Tanpa ragu, aku pun bergeser ke samping. Sekarang aku berada di hadapan Taehyung.
Masih dapat kurasakan tatapan Jimin dari sudut mataku.
Taehyung sepertinya menyadari apa yang baru saja terjadi, ia menatapku dengan awkward.
Aku berusaha mengukir senyum di hadapannya dan kusapa ia dengan ramah.
Namun, setelah itu Taehyung menatap Jimin dengan sedikit membengkokkan bibirnya kebawah dan mata melongo, seakan bertanya 'apa-yang-harus-kulakukan?'
Setelah itu Jimin membisikkan sesuatu pada seorang staff yang kembali dengan membawa sticky notes berwarna kuning.
Jimin mengambil sticky notes tersebut dan menuliskan sesuatu. Sementara, Taehyung, yang berada di hadapanku hanya menatap Jimin yang sedang menulis. Aku bahkan tidak tahu apa yang harus kulakukan.
Taehyung bahkan belum menantadangani albumku.
Kini, Jimin memberikan sticky notes yang telah ia tulisi kepada Taehyung.
Barulah setelah itu, Taehyung menatapku.
"Taehyung oppa, sepertinya kau lupa bahwa kau harus menandatangani albumku," ucapku setengah bercanda.
Ia menatapku dan berkata, "Ah, benar." lalu mengangguk-angguk.
"Geundae ildan, igeo.." dan ia menyeret sticky notes kuning tadi di meja, memberikannya kepadaku. (Tapi pertama-tama, ini)
Hal ini membuatku berpikir, harusnya akulah yang menyodorkan sticky notes kepadanya.
Aku menatap kertas itu. Sisinya dibalik, jadi aku tidak bisa melihat isinya.
Taehyung hanya tersenyum tipis lalu menandatangani albumku.
Kutatap sticky notes kuning yang terletak di ujung meja putih itu dengan bimbang. Haruskah aku mengambilnya?
"Kenapa tidak diambil?", tanya Taehyung mengagetkanku. Ternyata ia sudah selesai menandatangani albumku.
Satu sisi dari bibirku terangkat sedikit, rupanya tersenyum merupakan hal yang sangat sulit hari ini.
"Museowoseo?" ucapku, dengan nada bertanya. (Karena aku takut?)
Taehyung mengangguk-angguk, "Cinta memang menakutkan. Tentu saja."
Aku mengernyit. Lalu aku mengingat kisah sahabatku dengan idol ini. Sungguh kisah yang panjang.
"Geuraedo, ambil saja dan pikirkan baik-baik.", saran Taehyung. (Bagaimanapun)
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] Kejadian malam itu membuka mata Hee Young dan membuatnya menyadari bahwa mimpi serta angan-angannya memang dapat mejadi nyata. Tanpa ragu sedikit pun, gadis itu bertekad untuk meraih satu-satunya bintang yang menyinari hidupnya...