Kantung mataku semakin terlihat, tapi aku lebih dari tidak apa-apa.
Bagaimana tidak, semalam music video BTS yang baru sudah keluar. Aku bahagia hingga ingin mati rasanya. Perasaan campur aduk yang kurasakan semakin besar seiring waktu. Semakin banyak aku menekan tombol rewatch, semakin tinggi tingkat kegilaanku.
Mereka semua tampak berbeda di video kali ini. Konsepnya juga jelas berbeda.
Terlebih lagi dengan Jimin. Demi dewa-dewi, dia terlihat sangat sexy.
Meskipun aku sudah melihatnya dance dengan lagu itu, tetapi di music videonya terlihat lebih mencengangkan.
Rasa kantuk karena menonton video tersebut hingga hampir dini hari mulai muncul saat dosen memasuki ruangan.
Ugh, rasanya aku ingin tidur saja.
---
Sore itu, Seoul National University terlihat lebih ramai dari biasanya. Setelah kuperhatikan, aku menyadari itu karena semakin banyak orang yang bersepeda di dekat gedung fakultasku.
Aku mengecek jam tanganku.
15.21 KST
Masih ada waktu untuk pulang dan berganti baju. Setelah itu aku akan pergi ke studio MNET untuk menonton comeback BTS. Tentu saja, debut Dawon di grupnya yang bernama SF9.
Aku tidak membalas pesan Dawon. Meski begitu, aku melihat pesan darinya yang berisi 'Kau akan datang ke debutku, 'kan?'
Tentu saja. Aku pasti datang. Lagi pula, aku juga ingin melihat Jimin.
Kupegang erat tasku dan berjalan dengan santai di tepi jalan. Dedaunan berjatuhan mengiringi langkahku. Kutatap ke atas, entah mengapa aku merasa bahwa pohon-pohon tinggi itu sedang menuntun jalanku. Aku tersenyum.
Seketika, ponselku berdering.
"Ne?" ucapku kepada seseorang di seberang sana. (Ya?)
"Hee Young-ah, bisakah kau menemaniku hari ini?" ucapnya to the point.
"Menemanimu? Maksudnya?" aku mengernyit.
"Aku berniat mengundangmu ke backstage, itupun jika kau tidak keberatan. Karena.. Disini agak ramai." ucapnya hati-hati.
Benar. Jimin sudah di sana sejak pagi tadi untuk mempersiapkan comeback stagenya.
Tunggu sebentar. Ke backstage? Apakah itu berarti aku akan bertemu staf-staf dan member BTS?
"Hee Young-ah?" tegurnya, membuyarkan lamunanku.
"Ah, mian. Ke backstage? Kau yakin?" aku menunggu jawabannya dengan penuh harapan. Bahkan tanpa kusadari, aku menghentikan langkahku.
"Sangat yakin. Kau mau?" tanyanya kembali.
Aku menahan senyum, "Tentu saja." tawa keluar dari mulutku, "Maksudku, siapa yang tidak mau.."
Dapat kudengar Jimin berdeham, "Arasseo. Kalau begitu kontak aku jika kau sudah tiba di sini, aku akan meminta Sejin hyung untuk menunjukkan tempatnya."
Dengan antusias, aku mengangguk. Walaupun tentu saja ia tidak dapat melihatku. "Baiklah."
"Aku matikan dulu, kami akan test mic." ucap Jimin.
"Ne oppa, itta bwa." (Ya, sampai jumpa nanti)
"Eoh, annyeonggg" lalu ia mematikan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Night.
Fiksi Penggemar[TELAH DITERBITKAN] Kejadian malam itu membuka mata Hee Young dan membuatnya menyadari bahwa mimpi serta angan-angannya memang dapat mejadi nyata. Tanpa ragu sedikit pun, gadis itu bertekad untuk meraih satu-satunya bintang yang menyinari hidupnya...