Body

48.3K 5.2K 1K
                                    

Kutatap langit-langit kamarku sembari tersenyum tipis.

Dapat kurasakan, beberapa menit kemudian mereka akan masuk ke kamarku.

Aku menoleh dan melirik jam dinding, pukul 11:58 malam.

Dua menit lagi.

Kugoyangkan kakiku sedikit dan bersenandung, membunuh dua menit yang tersisa.

Hingga saatnya tiba, aku mendengar langkah kaki kecil dari luar ruangan.

Seketika, pintu terbuka. Menampilkan sosok-sosok temanku dari balik pintu.

Serempak, mereka bernyanyi, "Saengil chukhahamnidaa.. Saengil chukhahamnida..!"

"Saranghaneun Park Jiimiinn..," Taehyung berjalan mendekat dengan kue ditangannya. Sementara member lain mengikuti disampingnya.

Aku segera berdiri dan berjalan mendekat dengan senyum lebar.

"..Saengil chuuukhaahamnidaa!", mereka menyelesaikan lagu tersebut. Lalu berseru memintaku berdoa dan meniup lilin.

Aku yang sedari tadi memasang wajah gembira, kini memasang wajah serius dan menutup mataku. Kunaikkan kedua tanganku dan menempelkannya satu sama lain lalu berdoa dalam hati.

Semoga kami, BTS, akan selalu bersama dan dipenuhi kebahagiaan juga kesehatan. Semoga aku bisa bertemu Hee Young secepatnya.

Lalu kubuka kedua mataku dan meniup lilin yang diiringi dengan sorak sorai para member.

Aku dapat merasakan tangan Namjoon mengacak-acak rambutku, "Aku mendoakan yang terbaik untukmu."

Jungkook kemudian mulai memberikanku pukulan ulang tahun, sementara Taehyung segera memakan strawberry yang ada di kue tersebut, Hoseok berjalan kedepanku dan memberikan hadiah dan disusul oleh member lain.

Dan begitulah malam itu kuhabiskan. Meskipun aku sangat bahagia, masih terasa ada yang kurang.

---

Hari ini, aku tidak punya schedule.

Berarti aku bebas melakukan apapun. Kali ini, aku memilih untuk ke Busan dan menemui keluargaku.

Aku telah meminta izin kepada Manager hyung tadi pagi.

Setelah berpamitan kepada semuanya, aku berjalan menuju parkiran. Begitu aku tiba di mobil, aku membuka pintu bagasi dan mengecek segalanya sekali lagi. Aku membawakan beberapa barang untuk Ibu, Ayah dan juga Adikku.

Semuanya sudah siap. Aku pun berjalan menuju pintu depan dan duduk di kursi pengemudi. Kunyalakan mobil dan aku pun memulai perjalanan.

Setelah kurang lebih 4 jam perjalanan, aku memasuki wilayah Busan. Tidak seperti dulu, sekarang Busan sudah memiliki banyak gedung pencakar langit. Meski begitu, kota ini masih sangat akrab bagiku.

Sekitar empat puluh menit kemudian, aku tiba di rumah. Aku menyalakan klakson begitu tiba, lalu Ibuku keluar dari rumah dan menyambutku.

Aku turun dari mobil dan Ibu segera memelukku. Aku tersenyum lebar dan membalas pelukannya, "Eomma," ucapku lalu melonggarkan pelukan dan menatap Ibuku, "Ada yang aneh rasanya."

That Night. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang