Important

60.6K 6.8K 973
                                    

Tidak begitu banyak hal yang berubah setelah aku kembali.

Saat aku berjalan keluar dari lift apartemenku, semuanya normal-normal saja.

Mataku tertuju pada aspal di bawah. Lalu beralih ke sepatuku. Aku tersenyum sedikit, mengingat perlakuan Jimin kepadaku hari itu.

Dengan suasana hati yang bahagia, aku kembali berjalan menuju halte bus terdekat dari apartemen. Kulirik jam tanganku, 07:22. Aku belum terlambat. Busnya juga pasti belum tiba.

Setelah berjalan sedikit, aku tiba di halte bus. Ternyata halte bus tersebut telah penuh. Rata-rata adalah pekerja dan pelajar yang memenuhi halte sepagi ini. Ekspresi di wajah mereka bermacam-macam. Ada yang masih setengah sadar, ada yang serius menatap layar ponselnya, ada juga yang masih sibuk bercermin dan memperbaiki bedak di wajahnya.

Aku memalingkan wajah dan bersandar di tiang lampu jalan dekat halte. Kupasang headset di telingaku dan kuputar playlist secara acak.

Pandanganku teralih kepada notifikasi di beberapa aplikasiku. Aku belum membuka satupun sejak kemarin.

Lalu terdengar suara rem yang rupanya berasal dari bus, ternyata sudah tiba. Aku pun mengantri dan naik ke bus tersebut.

Aku menemukan tempat yang kosong lalu duduk di sana. Saat bus tersebut mulai berjalan, aku menenangkan hati. Kecelakaan itu memang sudah lama berlalu, tapi perasaan terlempar dan sebagainya itu masih saja terasa dekat.

Kulirik ponselku lagi. Kali ini aku akan membuka kakaotalk.

Park Jimin: 42 pesan belum terbaca.

Tanpa sengaja senyum tipis terukir di wajahku.

Lalu aku pun mengetik balasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu aku pun mengetik balasannya.

HeeYoungx: Aku merasa terhormat karena kau mengirimkan spam ㅋㅋ

Aku tersenyum tipis lalu mematikan ponselku. Setelah itu, aku larut dalam pikiranku sendiri.

---

Sore telah tiba. Hari ini aku tidak ada kelas lagi. Mungkin ini adalah pertanda bahwa aku harus pergi bersenang-senang dengan Ara.

Lalu kunyalakan ponselku, dan pesan masuk dari Jimin menarik perhatianku.

ParkJimin: Kau masih kuliah?

Aku membalas pesannya.

HeeYoungx: Barusaja selesai

Tak kusangka, Jimin langsung membalasnya.

ParkJimin: Boleh kujemput?

Oh. Berhenti tersenyum, Lee Hee Young.

HeeYoungx: Oppa tidak sibuk??

That Night. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang