Just wanted to let you guys know, I am thankful for you guys. Thankyou yg udah mau baca cerita ini dan setia nungguin update. Tapi, gue skrg udah kelas 12. Dan dua bulan ke depan ini bakal full sama ulangan praktek dan lain-lain. Jadi gue harap kalian bisa ngertiin gue ya! Gue usahain update kalau gue sempet, ok? Enjoy!
***
Audrey sudah sadar saat Sofian dan Max masuk ke dalam kamarnya. Ia sedang dalam posisi duduk dan tatapannya lurus ke depan tanpa berniat menatap papa ataupun kakaknya. Ingin rasanya ia menyuruh mereka keluar dari kamarnya dan jangan menganggunya lagi. Hanya saja, ia merasa itu sedikit keterlaluan. Ia tidak mau menjadi anak yang durhaka. Maka, ia membiarkan mereka duduk di dekatnya.
"Audrey," panggil Sofian dengan pelan. Ia menatap anak perempuannya yang terlihat pucat.
"Maafin Papa ya, Sayang. Selama ini, Papa terlalu egois dan selalu mentingin kesedihan Papa sendiri. Maafin Papa yang nggak pernah mikirin kamu yang juga terluka sama apa yang terjadi," ucap Sofian sambil terus menatap Audrey, berharap bahwa anaknya akan menjawabnya.
"Maafin Kakak juga ya, Drey. Kakak ngaku kalau Kakak salah. Kakak udah ngerusak janji Kakak buat jagain kamu." Suara Max terdengar serak karena menahan tangis. Ia benar-benar tidak sanggup melihat adik perempuannya dalam kondisi seperti ini. Audrey menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Tidak ada eskpresi yang terpancar di wajahnya. Benar-benar kosong.
Sofian memberanikan diri untuk menyentuh tangan Audrey yang berada di samping tubuh Audrey. "Drey, Papa mohon. Kamu harus bisa sembuh ya. Papa yakin kamu itu anak yang kuat dan bisa ngelewatin semuanya. Papa janji. Mulai sekarang, Papa bakal selalu ada buat kamu. Papa akan nemenin kamu ngelewatin semua ini."
Namun, ucapan Sofian hanya seperti angin berlalu di telinga Audrey. Audrey sama sekali tidak terlihat akan menjawab ucapan Sofian ataupun Max. Ia terlarut dalam pikirannya sendiri dimana ia merasa bahwa ia memang tidak diinginkan dalam keluarganya. Ia merasa papa dan kakaknya hanyalah merasa bersalah karena Audrey sakit. Jika ia tidak sakit, mereka berdua tidak akan merasa bersalah.
Sofian dan Max akhirnya menyerah untuk membuat Audrey berbicara kepada mereka. Mereka keluar dari kamar Audrey dengan lemah. Sepertinya Audrey tidak akan mau berbicara dengan mereka dalam waktu dekat ini. Bagaimanapun, mereka juga merupakan salah satu penyebab Audrey menjadi depresi.
"Aku mau cari Marco sama Lucy dan Claire dulu," ucap Max dengan nada dingin sebelum berjalan meninggalkan mereka semua.
Tadi, Bianca dan El sudah menjelaskan sedetail-detailnya apa yang menimpa Audrey. Dan begitu mengetahui hal itu, Sofian semakin merasa bersalah. Ia merasa telah gagal menjadi sosok ayah yang baik untuk Audrey. Begitupun dengan Max, ia sudah tidak tahan ingin meninju Marco di wajah atas apa yang telah dilakukannya pada Audrey. Tidak ada orang yang boleh menyakiti adiknya.
"Kamu coba masuk gih, Bi," ucap El sambil menepuk pundak Bianca.
Bianca mengangguk dan berjalan masuk ke dalam kamar Audrey. Audrey masih dalam posisi yang sama, tidak ada yang berubah.
"Audrey," panggil Bianca dengan lembut sambil duduk di samping Audrey.
Seperti yang sudah diduga, Audrey tidak merespon apapun. Hatinya terasa ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Audrey karena ia pernah berada dalam posisi Audrey. Ia pernah mengalami hal yang sama saat ia masih muda. Dan ia ingat bagaimana tersiksanya ia saat itu.
"Kamu nggak usah paksain diri kamu ya. Tante ngerti ini semua pasti berat banget buat kamu. Take it slow. Kita semua bakal selalu ada buat kamu kok." Bianca sambil mengelus rambut Audrey dengan sangat lembut. Ia tahu yang dibutuhkan Audrey adalah kasih sayang. Audrey sudah terlalu banyak menanggung beban dan akhirnya roboh. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan terlalu banyak masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
Подростковая литература"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...