extra part

20.5K 1.7K 94
                                        

HAHAHHA here you go, guys! semoga rasa 'gantung' yg kalian rasakan di chapter sebelumnya bisa reda ya😙

***

Audrey turun dari mobil begitu ia sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ia menggendong tas ranselnya sambil berjalan masuk dengan santai. Ia melewati Pak Romi yang sedang bersantai membaca koran pagi di meja piket sembari menunggu bel berbunyi.

"Pagi, Pak!" sapa Audrey dengan semangat.

Pak Romi mengangguk. "Pagi, Drey. Sekarang udah nggak pernah telat lagi ya?"

"Iya dong. Saya kan udah rajin sekarang," sahut Audrey sambil terkekeh pelan.

"Berarti kamu udah nggak lagi patah hati dong ya?" ledek Pak Romi.

Audrey tertawa dan memutuskan untuk pamit ke kelas tanpa menjawab pertanyaan Pak Romi. Walau Riel memang sudah meminta maaf dan menjelaskan semuanya, bukan berarti hatinya sudah sembuh. Ia masih cukup sakit hati dengan apa yang Riel lakukan padanya.

Hari itu, Riel tiba-tiba saja datang ke rumahnya dan langsung memeluknya saat ia baru saja turun dari lantai atas. Tentu saja Audrey memaksa Riel untuk melepaskannya dan menanyakan tujuan Riel datang ke rumahnya. Baru setelah itu, Riel jujur atas semuanya.

Audrey mengerti apabila Riel merasa bersalah atas kematian Olivia, namun bukan berarti ia tidak boleh melanjutkan hidupnya. Audrey juga merasa kesal setengah mati dengan Riel karena sembarang mengambil kesimpulan bahwa ia akan lebih bahagia jika dilepas oleh Riel. Buktinya saja, ia malah terus menangisi Riel setiap hari.

Tentu saja Audrey memaafkan Riel, hanya saja ia belum bisa untuk kembali menjadi kekasih Riel secepat itu. Hatinya masih perlu waktu untuk pulih dan bekerja dengan normal. Untungnya saja Riel mengerti dan setuju untuk memberikan waktu.

"Hai, Drey!" sapa Rachel yang datang dari belakang.

Audrey tersenyum. "Hai, Chel."

"Lo bawa catetan sejarah lo yang kemaren nggak? Gue mau pinjem dong."

"Bawa kok. Ke kelas gue dulu ya?"

Rachel mengangguk dan mereka pun masuk ke kelas Audrey. Saat Audrey tiba di tempat duduknya, ia menemukan sebuah kotak makan di atas mejanya. Di atas kotak tersebut juga terdapat kertas kecil bertuliskan 'good morning! don't forget to smile today! :)'. Seisi kelas Audrey juga tahu bahwa Riellah yang melakukan hal ini.

"Aduh, romantis banget deh tiap pagi dikasih sarapan," goda Rachel sambil memainkan kedua alisnya.

Audrey terkekeh dan menggeser kotak makan tersebut ke samping. "Apaan sih, Chel, biasa aja kok. Nih," ucap Audrey sambil menyerahkan buku catatan sejarahnya.

Rachel mengambil buku catatan Audrey. "Thankyou! Tapi, lo masih nggak mau maafin dia nih? Udah dua minggu loh dia begini."

Audrey mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. Memang benar seminggu setelah Riel meminta maaf, Riel tiba-tiba saja mulai melakukan berbagai macam hal yang kemungkinan besar bisa meluluhan hati Audrey. Mulai dari membuatkan sarapan untuk Audrey, menaruh setangkai bunga mawar di kolong meja Audrey, menyapa Audrey dengan ramah dan memperlakukan Audrey layaknya seorang putri. Audrey tidak menyangka seorang Riel yang dulunya dingin dan cuek akan bisa melakukan hal romantis seperti ini.

"Nggak kasian sama dia?" tanya Rachel lagi dengan eskpresi jahil.

Audrey tersenyum. "Nggak tahu juga ya. Jarang-jarang kan liat dia kayak gini?"

Lesson To Learn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang