36. His Past

10.5K 1.3K 48
                                    

Bianca, El dan Bev langsung menghampiri mereka ke gudang begitu mendengar teriakan Riel. Wajah mereka pucat pasi karena sudah lama sekali mereka tidak mendengar teriakan Riel yang seperti itu. Tidak setelah Bev dan Riel pindah sekolah. Dan ini artinya Riel sudah teringat dengan salah satu kepingan masa lalunya yang hilang.

"Riel! Riel!" teriak Audrey sambil menggoyang-goyangkan tubuh Riel yang pingsan dalam pelukannya. Ia benar-benar bingung harus berbuat apa. Apalagi ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Siapa Olivia? Kenapa Riel bisa berteriak kesakitan seperti tadi?

"Lucas! Audrey! Ada apa?" El melihat anaknya yang pingsan dalam pelukan Audrey. Di sekitar mereka ada foto-foto Riel dengan Olivia yang sengaja ia dan Bianca simpan.

Bianca dan Bev menyusul di belakang beberapa detik kemudian. Bianca langsung berjongkok di hadapan Riel dan menepuk-nepuk pipi Riel. "Lucas! Bangun, Sayang."

"Kita harus bawa dia ke rumah sakit," tegas El yang berusaha menunjukkan ekspresi tenang agar mereka tidak semakin panik.

Audrey mengangguk. Bianca dan El kemudian membopong Riel ke mobil. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Bianca sibuk menghubungi Josh dan Paul untuk memberitahu mereka bahwa kemungkinan besar acara makan malam mereka dibatalkan. Sedangkan Bev dan Audrey hanyalah diam sepanjang perjalanan.

Sesampainya di rumah sakit, Riel langsung diperiksa oleh dokter. Mereka bertiga menunggu di depan ruangan dengan perasaan tidak tenang. Walaupun Audrey memiliki berbagai macam pertanyaan di benaknya, ia tahu bahwa ini bukan saatnya ia untuk bertanya. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kondisi Riel. Itulah yang harus diutamakan.

Setelah menunggu cukup lama, dokter dan suster pun keluar dari ruangan dimana Riel berada. Bianca dan El langsung menghampiri dokter untuk mengetahui kondisi Riel. Namun, dokter memilih untuk berbicara dengan mereka berdua di ruangannya saja dan Riel akan dipindahkan ke ruangan lain. Bev dan Audrey hanya duduk di tempat semula sambil menunggu Bianca dan El berbicara dengan dokter.

"Lo nggak papa, Drey?" Bev pun akhirnya membuka mulut. Ia merasa kasihan melihat Audrey yang tidak tahu apa-apa.

Audrey menghembuskan napasnya dengan berat namun memaksakan diri untuk tersenyum. "Nggak papa kok. Gue cuma berharap dia baik-baik aja."

"Dia bakal baik-baik aja kok. Gue yakin itu," ucap Bev sambil menepuk pundak Audrey dengan pelan.

"Semoga aja," balas Audrey disertai anggukkan kepala.

Bev menatap Audrey dengan sedih. "Hm, mungkin memang lo harus tahu soal ini, Drey. Tahun lalu itu Lucas ngalamin kecelakaan. Terus kata dokter dia kena amnesia ringan yang artinya memori dia bakal balik perlahan-lahan. Memang hampir semua memori dia itu udah balik, kecuali tentang teman lama dan Olivia," jelas Bev yang menyebutkan nama Olivia dengan pelan. Sudah lama rasanya ia tidak menyebutkan nama perempuan yang dulu sangat akrab dengannya.

Audrey hanya diam saja, membiarkan Bev menceritakan semua hal yang bisa menjawab semua pertanyaan yang ia punya di otak sedaritadi.

"Olivia itu cewek yang paling disayang sama Lucas. Disayang banget karena Olivia itu cinta pertamanya. Mereka emang pacaran dan hubungan mereka itu harmonis banget. Semuanya berjalan lancar sampai ada satu malem, mereka ngalamin kecelakaan karena jalanan licin dan tabrakan," lanjut Bev yang terlihat kesulitan menceritakan kejadian pahit itu lagi. Sudah hampir setahun ia berusaha melupakan kejadian pahit itu, namun rasanya masih sangat berat untuk melupakannya.

"Terus, Olivia dimana sekarang?" tanya Audrey dengan penasaran.

Bev menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Audrey. "Dia meninggal dalam kecelakaan itu," lirih Bev sambil menahan rasa sakit di hatinya karena belum bisa melepaskan kepergian sahabatnya itu.

Lesson To Learn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang