Audrey tidak mengatakan apapun lagi setelah hari dimana ia meminta es krim pada Riel. Ia kembali menjadi Audrey yang kosong. Tidak ada cahaya apapun di kedua matanya, seakan-akan tidak ada kehidupan. Riel tidak pernah berhenti untuk mengajak Audrey mengobrol. Walau memang tidak pernah dibalas Audrey, ia masih merasa optimis bahwa Audrey akan kembali membalas ucapannya seperti saat itu.
Kakak dan papa Audrey pun masih terlihat optimis terhadap kondisi Audrey. Mereka senang bukan main saat diberitahu bahwa Audrey sudah mau berbicara. Hanya saja, kebahagiaan itu tidak bertahan lama karena keesokan harinya Audrey kembali menjadi Audrey yang pendiam. Dokter bilang Audrey masih memerlukan waktu dan mereka tidak boleh memaksa Audrey agar kondisinya tidak semakin parah.
Bianca masuk ke dalam kamar Audrey saat para lelaki sedang pergi membeli makanan. Sedangkan Bev sedang pulang untuk mengambil laptopnya dan akan segera kembali ke rumah sakit. Bianca memilih tinggal untuk menemani Audrey daripada ikut dengan mereka. Ada hal yang harus ia bicarakan dengan Audrey. Siapa tahu hal itu bisa membantu Audrey.
"Drey, Tante duduk sini ya," ucap Bianca sambil duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Audrey.
Audrey yang sedang duduk seperti biasanya tidak mengucapkan apa-apa. Bianca menarik kursinya mendekati Audrey agar bisa lebih nyaman.
"Tante ada cerita nih. Kamu dengerin baik-baik ya?" Bianca berkata sambil menggenggam salah satu tangan Audrey.
"Jadi, waktu Tante umur delapan belas kalau nggak salah ya, Tante pernah depresi. Tante nggak mau ngomong, nggak mau makan, nggak mau ketemu siapa-siapa. Bahkan buat keluar kamar aja Tante nggak mau."
Bianca memperhatikan ekspresi Audrey yang mulai berubah. Ini adalah respons yang bagus dari Audrey. Ia pun kembali melanjutkan ceritanya. "Kalau kamu mau tahu kenapa, Tante bakal kasih tahu. Ini gara-gara waktu itu suami Tante itu pergi kuliah ke Australia. Nah, sebelumnya itu kita ada salah paham yang belum sempet diselesaiin. Makanya, Tante tertekan banget waktu ditinggalin sama dia."
"Om Josh itu sampe panik banget dan nggak tahu mesti gimana. Tante waktu itu juga cuma tinggal sama Om dan Tante karena orang tua Tante udah meninggal dari waktu Tante kecil. Mereka bertiga yang selalu ada buat Tante selama Tante depresi waktu itu. Mereka selalu hibur Tante, mereka beliin makanan kesukaan Tante, bahkan mereka biasa nungguin sampe Tante tidur baru ninggalin kamar Tante. Pokoknya mereka waktu itu bener-bener jagain Tante," ucap Bianca sambil mengenang masa-masa dimana Tante Ghea yang menemaninya sampai tertidur di malam hari. Andaikan ia bisa bertemu Tante Ghea lagi, ia pasti akan memeluknya dengan erat.
"Tante waktu itu terlalu depresi dan nggak mikirin gimana perhatiannya mereka sama Tante. Tante terlalu fokus sama rasa sakit yang Tante rasain sampai-sampai nggak liat siapa yang selalu ada di samping Tante."
Sepertinya, cerita Bianca benar-benar telah menarik perhatian Audrey karena perempuan itu sekarang sepenuhnya menatap Bianca. "Terus, Tante lakuin apa?" tanyanya dengan pelan.
Bianca tersenyum begitu tahu usahanya untuk membuat Audrey berbicara berhasil. "Perlu waktu berbulan-bulan sampai akhirnya Tante sadar akan satu hal, yaitu Tante harus terima kenyataan. Apapun yang udah terjadi dalam hidup, nggak akan bisa diubah. Walaupun kondisi Tante kayak gitu, hal itu nggak akan ngerubah apapun. Om tetep pergi ke Australia atau bahkan saat itu mungkin dia lagi have fun sama temen-temennya di saat Tante malah ngurung diri di kamar."
Audrey menundukkan kepalanya, mencerna semua perkataan Bianca. Menurutnya, perkataan Bianca ada benarnya juga. Apapun yang sudah terjadi di dalam hidupnya itu tidak akan bisa berubah. Hidupnya akan tetap sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/79142167-288-k50029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
أدب المراهقين"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...