Beberapa hari kemudian, Riel diizinkan untuk pulang. Dan Riel kembali menagih janjinya pada Audrey untuk pergi ke makam Olivia. Tentu saja Audrey mengiyakan ucapan Riel karena memang ia yang menawarkan diri untuk menemani Riel ke pemakaman Olivia. Ia sendiri tidak ingin menjadi orang yang tidak memegang omongannya sendiri.
Walau merasa sedih, namun Audrey tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada siapapun. Selama menemani Riel di rumah sakit, ia selalu terlihat sabar dalam mendengarkan cerita Riel mengenai Olivia. Dari yang diceritakan oleh Riel, ia jadi merasa begitu mengenal Olivia. Ia bahkan merasa tidak heran jika Riel sangat menyayangi Olivia karena Olivia adalah perempuan yang baik. Pribadi Olivia yang selalu baik pada semua orang dan murah senyum membuatnya merasa tidak percaya diri. Bagaimana bisa ia mendapatkan hati Riel di saat di dalam hati Riel terdapat perempuan yang sangat pantas?
"Ma, Pa, aku sama Audrey langsung ke pemakaman aja ya. Kita berdua naik taksi aja." Ucapan Riel menyadarkan Audrey dari lamunannya. Ia kemudian menoleh pada Bianca yang sedang memasukkan baju-baju Riel ke dalam tas kecil.
"Kamu yakin?" tanya Bianca sambil melirik langit yang mendung dari jendela kamar. "Udah mau hujan loh?"
Riel mengangguk dengan pasti. "Yakin banget, Ma. Aku bener-bener harus jenguk Olivia. Aku udah kangen banget sama dia."
Audrey yang mendengar itu hanya bisa mengeratkan jaket yang ia kenakan sambil menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan rasa perih yang muncul di hatinya.
Bianca kemudian menatap suaminya untuk menanyakan pendapatnya. El menganggukkan kepalanya tanda ia memberikan izin pada Riel untuk pergi ke pemakaman. Setelah menyembunyikan semuanya dari Riel, ia tidak mau menghalangi Riel untuk pergi berziarah.
"Yaudah, tapi kamu jangan lama-lama ya. Mama nggak mau kamu sama Audrey sampe kehujanan," ucap Bianca pada akhirnya. Ada alasan lain selain hujan mengapa Bianca ingin Riel cepat pulang. Sebenarnya Bev dan yang lain sedang menyiapkan kejutan kecil-kecilan di rumah untuk menyambut kepulangan Riel dan juga untuk menghibur Riel.
"Oke, Ma. Kalau gitu, aku sama Audrey berangkat dulu ya?" Riel memamerkan senyum lebarnya. "Yuk, Drey."
Audrey pun bangkit berdiri. "Om, Tante, kita pergi dulu ya."
Bianca dan El menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Hati-hati," pesan Bianca sambil menepuk pundak Audrey dengan pelan. Siapapun juga tahu bahwa arti tepukan itu adalah bentuk lain dari kata 'kamu yang sabar ya'.
Namun Audrey berpura-pura untuk tidak mengerti maksud Bianca sebenarnya dan menganggukkan kepala. "Iya, aku bakal jagain Riel kok," balasnya sambil tersenyum seakan ia baik-baik saja.
Setelah itu, mereka berdua pun berangkat menuju toko bunga terdekat untuk membeli bunga mawar. Tidak ada percakapan apa-apa yang terjadi selama perjalanan menuju toko bunga itu. Riel juga hanya sibuk melihat keluar jendela dengan senyum di wajahnya. Tampaknya ia sudah tidak sabar untuk menjenguk Olivia.
"Mba, mau beli satu buket mawar merah ya," ucap Riel dengan bersemangat pada penjual bunga tersebut.
Sambil menunggu bunga pesananannya siap, Riel melihat-lihat bunga lain yang terpajang. "Kamu harus tahu, Olivia itu sebenernya awalnya nggak suka bunga. Katanya, bunga itu cuma cantik pada awalnya doang. Kalau udah layu, jadi jelek."
"Oh ya?" Audrey mengangkat sebelah alisnya dengan penasaran. "Tapi, namanya bunga kan memang akan layu pada akhirnya."
Riel mengangguk. "Iya, aku jelasin ke dia kalau mau gimanapun, bunga memang akan layu. Sama kayak manusia, pada akhirnya pasti akan meninggal. Maka dari itu, kita harus selalu bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin selagi bunga itu masih mekar dengan cantik. Sama seperti kita yang harus menghargai waktu-waktu berharga yang kita punya sebelum semuanya terlambat," jelasnya dengan raut sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
Novela Juvenil"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...