Yay, ga ngaret nih updatenya HAHA buat yg lagi mudik, stay safe ya dan have fun! ❤️ enjoy reading!
*
Audrey menghela napasnya dengan berat saat ia sedang mempersiapkan dirinya untuk makan malam bersama dengan kekasih baru mamanya. Jika kemarin ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan kekasih mamanya, sekarang ia benar-benar ingin memilih untuk tetap di rumah saja. Hanya saja, ia tidak mau mengecewakan mamanya yang terlihat bahagia saat ia setuju untuk bertemu dengan pria yang sekarang menjadi sumber kebahagiaan mamanya. Mau tak mau, ia harus mengesampingkan masalah pribadinya dengan anak pria itu.
Kemarin malam, Riel sudah memberitahu semuanya mengenai Rachel. Berita bahwa Rachel menyukai Riel tentu saja membuat Audrey terkejut. Bagaimana bisa ia tidak sadar bahwa Rachel juga menyukai Riel? Seharusnya ia tahu karena Rachel selalu tidak suka jika ia sedang bersama Riel. Ditambah lagi, masalah mengenai mamanya yang dianggap sebagai perebut kebahagiaan Rachel. Audrey benar-benar tidak terima jika Rachel menuduh mamanya yang telah membuat papa Rachel melupakan istrinya yang sudah meninggal. Bukankah setiap orang berhak untuk bangkit dari kesedihan?
Ditambah lagi kenyataan bahwa Rachel adalah orang yang sudah meneror Audrey saat itu dan membuat Riel babak belur. Audrey benar-benar sudah kesal setengah mati semalam saat Riel memberitahunya mengenai ini. Ia sudah pasti akan menghampiri Rachel ke rumahnya jika saja Riel tidak menenangkannya. Rasanya ia ingin sekali menjambak rambut Rachel sampai terlepas dari kepalanya.
"Audrey! Mama udah dateng tuh jemput kamu!" Suara teriakan Max menyadarkan Audrey dari lamunannya sendiri. Ia pun meraih tas slempangnya dan segera turun ke bawah.
"Duluan ya, Pa, Kak!" pamit Audrey saat berjalan melewati Sofian dan Max yang sedang bersantai di ruang tamu.
Audrey masuk ke dalam mobil Hana dengan senyum lebar. "Hai, Ma!"
"Hai. Udah siap ketemu kan?" tanya Hana dengan senyum.
Audrey menganggukkan kepala walau dalam hati ia sangat berharap bahwa Rachel berhalangan untuk datang.
"Baguslah. Tadi kata Om Henry, dia juga udah mau jalan. Oh iya, katanya anaknya Om Henry satu sekolah sama kamu loh. Seangkatan pula. Namanya Rachel. Kamu kenal, nggak?"
Pengennya sih nggak kenal, Ma. "Oh, iya aku tahu kok," jawab Audrey pelan.
Bibir Hana tertarik ke atas. "Nah, kalau begitu kalian pasti bisa cepet akrab deh."
Aduh, kalau bisa jangan deh, Ma. "Iya, mungkin aja."
Perjalanan menuju restoran tempat Hana dan Henry berjanjian tidaklah terlalu jauh. Dan untungnya tidak macet sehingga mereka bisa tiba tepat waktu. Audrey berusaha sebisanya untuk terlihat bersemangat agar mamanya tidak curiga.
"Nah, itu dia mereka." Hana menarik tangan Audrey untuk berjalan mengikutinya menuju meja dimana Henry dan Rachel duduk.
"Hai. Kita nggak telat kan?"
"Enggak kok," jawab Henry sambil tersenyum. Lalu pandangannya tertuju pada Audrey, "Halo, Audrey. Akhirnya bisa ketemu langsung sama kamu. Mamamu udah cerita banyak banget tentang kamu. Kenalin, nama Om adalah Henry. Dan ini anak Om, namanya Rachel."
Audrey tersenyum sopan pada Henry. "Halo, Om. Seneng bisa ketemu sama Om. Oh, iya saya udah kenal sama Rachel kok," balas Audrey dengan nada yang berusaha dibuat ramah.
"Yaudah. Yuk, kita makan," ucap Hana sambil duduk di hadapan Henry. Maka mau tidak mau, Audrey harus duduk berhadapan dengan Rachel. Ia harus bisa menahan dirinya untuk tidak menyerang Rachel di depan hadapan mamanya dan Henry.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
Novela Juvenil"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...