Gue lagi berusaha untuk menamatkan cerita ini secepatnya krn ini cerita lebih panjang dari yang gue duga... Belom kepikiran ending seperti apa yang akan gue buat, tapi semoga bisa memuaskan. Enjoy, guys!
*
Bel tanda jam pulang sekolah akhirnya berbunyi nyaring, membuat murid-murid yang sedang mengantuk di kelas berteriak senang. Pintu kelas terbuka dengan serentak lalu disusul oleh suara langkah kaki. Koridor yang sebelumnya sunyi senyap langsung berubah menjadi ramai.
Audrey keluar dari kelasnya sambil menggendong tas ranselnya. Kemudian ia berjalan ke arah kelas Riel. Belum sempat ia sampai di depan kelas Riel, laki-laki itu sudah terlebih dahulu keluar dari kelasnya.
"Riel!" panggil Audrey sambil mempercepat langkahnya menghampiri Riel.
Riel menoleh. "Apa?"
"Nanti jadi ke rumah Dodo?"
"Jadi. Nanti mereka pergi duluan. Biar gue yang nungguin lo," ucap Riel sambil menarik Audrey untuk menyingkir ke samping agar tidak menghalangi jalan.
Audrey mengangguk. "Gue nggak bakal lama kok. Lo mau nunggu dimana?"
"Di parkiran kali. Nanti kalo lo udahan, lo sms gue aja."
"Oke deh. Kalau gitu, gue ke kantin dulu ya?"
Riel mengangguk. "Jangan galak-galak ke mereka."
"Ih, gue kan bukannya mau marah-marah ke mereka. Tapi mau ngomong," balas Audrey dengan sinis.
"Gue tau kok. Orang cuma bercanda doang. Sensian amat sih lo," ucap Riel sambil terkekeh pelan.
Audrey memukul dada Riel dengan sedikit kencang saking kesalnya. "Nyebelin!"
"Udah, sana pergi. Ntar mereka nungguin kelamaan."
"Oh iya!" Audrey menepuk jidatnya. "Gara-gara ngobrol sama lo sih. Yaudah, gue duluan ya! Dah!"
Riel menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memperhatikan punggung Audrey yang menjauh. Lalu, ia pun berbalik dan berjalan menuju ke parkiran dimana teman-teman lainnya berkumpul.
"Lucas!" panggil seseorang saat ia baru saja berjalan beberapa langkah.
Riel berbalik dan melihat Rachel menghampirinya. "Loh? Kok lo bisa ada di sini?"
"Gue abis dari toilet. Audrey mana?"
"Dia lagi ada urusan dulu. Makanya kan gue orang nyusul nanti," jawab Riel sambil kembali berjalan menuju parkiran dengan Rachel di sampingnya.
Rachel menganggukkan kepalanya. "Oh, iya tadi pantesan gue liat dia, Lucy sama Claire. Udah baikan tuh mereka?"
"Audrey lagi mau selesaiin masalah sama mereka," jawab Riel singkat. Ia merasa tidak ada manfaatnya membicarakan Audrey dengan orang yang tidak menyukai Audrey.
"Berarti bentar lagi mereka balik lagi bertiga? Kayak dulu gitu?"
Riel mengangkat kedua bahunya. "Gue sendiri nggak tahu juga deh kalau soal itu," dustanya.
"Artinya, dia nggak akan sama kita lagi dong kalau jam istirahat dan lain-lain?" tanyanya dengan bersemangat.
Riel pun akhirnya menghentikan langkahnya dan berputar menghadap Rachel. "Gue pengen nanya deh sama lo. Kenapa sih lo nggak suka banget sama Audrey? Dia pernah ngapain lo gitu sampe lo bisa segitu nggak sukanya sama dia?"
Rachel terlihat kaget dengan pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Riel. "Maksud lo apa deh, Cas?"
"Ya. Maksud gue, Audrey pernah ngelakuin salah apa sama lo sampai-sampai lo harus teror dia dengan semua sms-sms itu?" Riel menatap Rachel dengan serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
Jugendliteratur"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...