Hi! Maafkan gue yang selalu ngaret kalo update 😂 btw, gue mau minta pendapat. Kira2 artis barat yang cocok buat jadi cast Riel sama Audrey itu siapa? Coba di comment di bawah yak.
Riel.
Audrey.
Thanks, gengs. Enjoy!
***
Situasi makan malam di rumah Riel berjalan seperti biasa; ramai dan penuh tawa. Bev sedang asik menceritakan kejadian lucu yang terjadi di kelasnya hari ini. Sedangkan El dan Bianca terlihat serius mendengarkan cerita Bev. Hanya Riel yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Walau dirinya memang berada di sana bersama mereka, tapi tidak dengan pikirannya.
Kejadian kemarin bersama Audrey saat mereka terlambat masih menganggu pikirannya. Ia sendiri tidak tahu harus bersikap bagaimana sekarang. Ucapan Rachel saat itu benar-benar membuatnya mengacaukan semuanya. Walau ia tahu ia seharusnya tidak termakan omongan Rachel, ada bagian kecil dalam dirinya yang mengakui kebenaran ucapan Rachel. Audrey memang dekat dengannya karena masalah yang dihadapi oleh perempuan itu. Bisa saja Audrey dekat dengannya hanya karena Audrey tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Teman-temannya mengkhianatinya, pacarnya juga mengkhianatinya, bahkan keluarganya pun ikut memberatkan bebannya. Dan sekarang hidup Audrey sudah kembali normal. Artinya ia sudah tidak dibutuhkan lagi kan? Pasti Audrey akan menjauhinya juga dalam waktu dekat.
"Lucas!" Suara panggilan El menyadarkan Riel dari lamunannya sendiri.
"Ya?" tanyanya dengan cepat.
El mengerutkan keningnya. "Kamu kenapa deh?"
"Kenapa apanya?" Riel berusaha bersikap biasa dan melanjutkan kegiatan makannya.
"Buktinya aja kamu udah Papa panggilin sampe lima kali, kamu nggak denger. Atau ada masalah sama pendengaran kamu?"
Riel mengangkat sebelah alisnya. "Emangnya Papa beneran panggil lima kali?"
"Enggak sih." El memberikan cengiran jahil. "Cuma dua kali doang. Tapi, tetep aja kamu nggak jawab tadi. Hayo, lagi kenapa?"
"Nggak ada apa-apa," balas Riel dengan datar. Ia rasa ia tidak perlu memberitahu orang tuanya mengenai masalahnya dengan Audrey yang tidak penting.
"Ya, menurut Papa sama Mama aja deh, Lucas kalo aneh gitu pasti ada hubungannya sama siapa?" sahut Bev yang sedaritadi belum mengucapkan apapun.
"Audrey," jawab Bi dan El secara berbarengan.
Bev tersenyum lebar. "Nah, yaudah nggak usah ditanya lagi. Lucas kan emang begitu, pelit cerita."
Mulut Bi membentuk huruf O. "Jadi, begitu toh ceritanya. Kamu nggak mau nih cerita ke kita ada masalah apa antara kamu sama Audrey? Siapa tau kan kita bisa bantu kamu."
"Aku aja yang ngomong. Intinya ya, Pa, Ma, Lucas itu kayaknya otaknya lagi rusak deh. Jadi dia lagi nggak mikir bener gitu," ucap Bev sambil berdecak pelan. "Heran gue sama lo, Cas."
"Apaan sih?" Lucas menatap Bev dengan sinis.
"Ya, lo ada-ada aja sih jadi manusia. Jelas-jelas lo suka dia, dia juga suka sama lo. Apa lagi coba alasan lo buat nolak dia?" tanya Bev dengan heran.
Riel menatap Bev dengan datar. Ia baru ingat bahwa kemarin Bev pergi bersama Audrey saat jam istirahat. Ia sudah tahu pasti Bev menyuruh Audrey untuk menceritakan semuanya.
"Kepo lo ah," ucap Riel sambil melanjutkan makannya seperti biasa.
"Yaudah, kalo kamu nggak mau cerita ya nggak papa. Cuma kalo kamu mau cerita, kita semua siap dengerin kok." Bi berkata dengan nada pengertian. Ia tahu tidak semua hal yang terjadi pada anaknya harus diceritakan kepadanya ataupun El. Dan ia yakin bahwa Riel sudah dewasa dan bisa menghadapi masalahnya dengan bijak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson To Learn
Ficção Adolescente"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...