Empat Belas

474 50 3
                                    

Di perjalanan pulang aku hanya menatap punggungnya, aku tenggelam dalam lamunan, membayangkan punggung Naufal yang sedang ku tatap ini, senyumku mulai mengembang ada rasa senang dalam hati, namun semua itu sirna ketika kami berhenti tepat di depan warnet ceria, dan kini aku sadar yang ada dihadapanku bukanlah Naufal tapi vicky ya vicky si anak burung hantu hehe batinku.

"Hiss inaya sadar" ucapku tanpa sadar.

"Kenapa in?" tanya vicky.

"Ha? Eh nggak papa kok, udah sana ambil helm mu"kataku gelagapan.

" ya lu turun dong in, nangkring terus kayak burung aja kamu in"katanya.

Aku hanya mendengus kesal, kemudian turun, sedang vicky memarkirkan motornya lalu masuk kedalam warnet ceria.

Diluar sini aku hanya menatap pengendara yang lalu lalang, menikmati panas matahari yang belum terasa menyengat dikulit karena mendung yang menghalangi sinarnya.

Vicky keluar dengan membawa helmnya menuju ke arahku.

"Udah?" kataku, dia hanya menunjukan helm yang berada di tangannya dengan menaikkan helmnya.

"Udah yuk pulang!"

"Iya bentar kali in, helmnya aku pakai dulu"

"Gaya lu vick, biasanya juga kagak bawa helm" kataku.

"Heh jangan sok tau deh in, kalau aku nggak bawa helm, ngapain ketinggalan disini" belanya.

"Heh vick kalau kamu itu suka bawa helm ya nggak bakal ketinggalan dong" kataku.

"Hiss ni anak di bilangin susah bener" katanya.

"Yaudahlah aku ngalah aja ,dari pada aku mbok tinggal kayak cabe-cabean"

"Haha rencana sih gitu" dia terkekeh.

"Apa?" mataku membulat.

"Eh nggak -nggak, ya masak aku ninggalin kamu" katanya.

"Ya gitu dong, balikin aku kerumah sekarang!" kataku.

"Iya, bawel lu kayak burung beo"

"Ya mending dong, dari pada-" vicky memotong perkataanku sebelum aku selesai bicara"udah deh nggak usah dibahas lagi, aku nggak suka, aku tinggalin juga lu ya"katanya mengancam.

"Ah kamu ini cepet bener marah" kataku.

Kami mulai berdebat hal yang nggak penting, dan pada akhirnya vicky yang mengalah, dia hanya diam tanpa menjawab celotehku, memang benar kata orang, wanita selalu benar haha senyumku mengembang dengan licik.

"Heh ayo naik, ngalamun aja pake senyam senyum gitu, jatuh cinta lu sama aku" katanya bangga dengan kekehan.

"Muke gile vick" jawabku santai, vicky hanya tertawa melihatku.

Kami melanjutkan perjalanan pulang menuju rumahku, ya tentu dong dia harus mengantarkan aku pulang dengan selamat dan utuh seutuh-utuhnya.

*

Pagi ini ketika aku sampai gerbang utama di sekolahku tercintaku ini, terlihat sekolah masih dalam keadaan sepi.

"Yah kepagian" kataku pelan.

Hanya ada satu atau dua murid yang mengendarai motor  masuk kedalam gerbang sekolah menuju tempat parkir.

Aku masuk kedalam kelasku yang tidak jauh dari gerbang utama, kelas masih pengap dan hanya ada faiz di dalam, faiz memang selalu berangkat pagi.

"Pagi ais" sapaku.

"Pagi in" balasnya.

Aku menghanpirinya, duduk di depannya"ada pr nggak is"kataku.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang