Dua Puluh Enam

334 38 0
                                    

"Kebungkaman kalian menunjukan, kalian faham.. Sebelum mengakhiri rapat pada hari ini, berdoa di persilahkan" lanjutku, kami semua menundukan kepala dan berdo'a kepada Allah swt.

------

Author POV

Ketika semua orang sudah pulang, inaya membantu rasyid, untuk membereskan rumahnya, rasyid abdul rahman adalah pemilik rumah ini, jadi sebagai tanda terimakasih inaya membantunya, begitu pula imelda, aguston, Naufal, dan meli yang serta merta ikut membantu.

"Sudah, kalian pulang saja, biar saya saja yang beresin"

"Ouh ngusir nih" kata inaya sembari tersenyum tipis.

"Bukan gitu in, nggak enak aja"

"Apanya yang nggak enak sih syid, lagian kita disini juga udah ngrepotin kamu kan? Jadi sekarang biarkan kami membantu"

"Aku ikhlas kok in"inaya hanya tersenyum, dia tidak perduli dengan perkataan rasyid, yang menyuruh mereka berhenti membersihkan rumahnya.

Tak di sangka dari kejauhan, Naufal menatap mereka berdua penuh dengan kebencian, dia ingin sekali bisa bercanda seperti itu dengan inaya, tapi tak lama kemudian Naufal menghembuskan nafasnya pelan, dan beristigfar atas perasaanya.

" eh gaes.. Saya pulang dulu ya, mau nganter meli pulang"

"Nggak boleh" inaya menghentikan langkah Aguston dan meli.

"Kenapa in?" Naufal tiba-tiba ada di sebelah inaya.

"Meli belum bicara jujur sama aku"

"Ya Allah swt inaya, aku sama aguston cuman temenan" meli mulai membuka suara.

"Temenan, yang esok akan jadi seorang kekasih, inaya kalo mau tanya soal mereka tanya ke aku, aku tau banyak" Naufal menatap inaya lekat, namun inaya tetap saja tidak berpaling dari aguston dan meli.

"Ha iya-iya.. Kamu harus cerita ya fal!" kata inaya tersenyum dengan mengacungkan jari telunjuknya tepat di hidung Naufal, hal ini membuat Naufal terkejut hingga dia memalingkan muka sebentar, melihat reaksi naufal. Inaya sadar dia saat ini berada sangat dekat dengannya.

'Kenapa bisa sedekat ini, ya rabb maafkan hamba, karena hamba tidak sengaja di hadapannya'ucap inaya dengan menundukan kepala, lantas mundur 2 langkah "maaf" kata itu yang terucap dari mulut inaya.

Naufal yang mendengar kata maaf dari inaya pun, sadar dari lamunan, lantas dia tersenyum " maaf juga"katanya.

Dalam kecanggungan mereka, tiba-tiba " kenapa ya ? Mereka berdua nggak jadian aja, cocok gitu"imelda menaikan alisnya.

Lantas inaya dan Naufal secara bersamaan, melihat ke arah imelda.

"Iya ya el, lihat saja sikap mereka" kata aguston menyetujui.

"Ha iya, duh in kalian tu pantes tau" meli menepuk bahu inaya, salah satu alis inaya pun naik. Dia tidak mengerti dengan yang di bicarakan mereka.

"Udah nggak usah di pikirin" kata naufal datar, inaya pun menoleh ke arah naufal.

Dalam benaknya, dia bingung dengan sikap naufal yang terkadang seolah peduli, dan pada waktu yang singkat sifatnya berubah 360° .

Naufal pergi meninggalkan inaya yang sedang termenung, heran rasanya melihat sikap naufal yang tiba-tiba dingin seperti itu.

"Assalamu'alaikum"

Tok
Tok
Tok

Dari balik pintu terdengar suara ketukan, mereka semua melihat kearah pintu, wajahnya terlihat penasaran, lantas ketika imelda ingin membuka pintu.

Krek

Naufal sudah membuka pintu " wa'alaikumussalam "jawabnya.

Inaya menjawab salam dalam hati, dia penasaran siapa cewek yang sedang berbicara dengan naufal di depan pintu.

*

" assalamu'alaikum "

Tok
Tok
Tok

Krek

"Wa'alaikumussalam"

"Naufal, maaf saya terlambat " kata cewek tersebut, yang di sambut senyum manis naufal "nggak papa kali, mari masuk ! Akan ku kenal kan kamu dengan teman-teman baru kita" naufal mempersilahkan wanita itu masuk.

"Subhanallah, cantik" kata itu terucap di mulut inaya, tanpa sadar. Lantas inaya menutup mulutnya.

Wanita itu berjalan di belakang naufal "in, im ini yang namanya friska"

"Inaya"

"Friska"

"Imelda, kamu anak SMA10 kan?" tanya imelda.

Wanita itu mengangguk, senyumnya sangat manis, dia terlihat wanita yang sempurna, naufal mengajaknya duduk di bangku bersama rasyid, mereka terlihat akrab, hal ini membuat inaya menjadi lesuh dan muram.

"Gpp, cuman mau ngomong ingsa'allah fal, jika memang kami dapat mengemban tugas tersebut, kami akan berusaha, maaf sebelumnya, friska yang mana?"

Inaya diam menatap lantai.

"Ya kan naufal deket sama friska"

Dia teringat akan perkataan aguston lantas menghembuskan nafas pelan.

"In?" meli membuyarkan lamunan inaya "Yang sabar ya, em aku tau kok sedari dulu kamu mencintainya" meli menatap inaya lekat, inaya hanya tersenyum kecut.

"Yaudah deh, pulang yuk mel" ajak aguston.

"Sabar kali, lihat nih kakak kesayanganku sedih"

"Apa'an sih mel aku nggak papa" inaya mulai tersenyum.

"Lah in? Lu kenapa jadi muram?" aguston mulai penasaran akan sikap inaya yang berubah muram ketika friska datanng.

"Nggak papa ton, sudah pulang saja kau" inaya mendorong punggung aguston.

"Eh bego, lah ni tuan putri ya masak aku tinggal" katanya.

"Apa'an sih ton, malu tau" meli tersenyum malu, pipi tembemnya berubah menjadi merah.

"Elah, istighfar mas mbak" kata imelda, yang sedari tadi hanya melihat tingkah mereka.

"Astagfirullah.." aguston mengelus dadanya.

"Kamu sih ton, kan udah aku bilang" protes meli.

"Ya maaf kali mel"

"Lah bat nyamuk kita el" inaya melipat kedua tangannya di dada, dan melirik ke imelda.

"Layooo... Minta di jitak nih dua anak, nggak pergi-pergi"

"Elah galak amat" kata aguston.

Imelda hanya menaikan kedua alisnya, tersenyum garang.

Lantas aguston dan meli beranjak pergi menuju naufal , friska dan rasyid.

###**

Hai siders.. Author mau minta kalian yang udah baca, tinggalin voted buat author ya...

Author bakal lama publihs kalo kalian pelit ngasih voted😂😂

Ayolah vote kalian adalah penyemangat author buat nulis..😂😂😂

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang