Tiga puluh Empat

441 35 8
                                    

Setelah membangunkan semua orang. mereka berkumpul di suatu ruangan, banyak yang masih mengantuk. Menguap dan lain sebagainya.

Mereka membaca niat dan melahap makanan yang telah di sediakan.

------

Inaya POV

"Kamu beneran mau pindah ?"

Aku terkejut ketika lagi-lagi eric datang tanpa permisi masuk ke kamarku.

"Iya, sepertinya memang harus begitu"

Aku membalikan badanku, duduk di atas kasurku. Menatap eric yang berdiri di hadapanku.

"Kenapa? Naufal?"

Kalau iya kenapa? Aku cuman ingin melepas perasaan ini, yang memang tak sepantasnya aku miliki.

Aku hanya bisa menunduk lesuh, mendengar namanya disebut. serasa hati ini lemah, tak berkutik. Diam dalam tak kuasa menjawab.

Hari ini aku benar-benar memutuskan untuk pindah dari sekolahku, aku ingin menjadi santri di pondok pesantren AR-Rahim di bandung.

Pada awalnya kakakku menolak, tapi aku berusaha menyakinkan dia dan akhirnya kak mega luluh, dia mengijinkanku untuk menimba ilmu di pesantren.

"In?"

Perlahan ku tatap matanya dan berkata.

"Jangan kasih tau Naufal ya, kalo aku pindah!!!"

"Tapi? Apa dengan ini kamu bahagia?"
Aku tersenyum mengangguk.

"Oke, tapi in? Lalu buat apa kamu mencintai dia selama ini? 4tahun bukan waktu yang singkat, lagi pula dia juga mencintaimu bukan? Kenapa kamu harus pergi?"

"Aku tidak pergi untuk selamanya, kamu tau? Aku tidak menyerah akan cintaku. Aku hanya ingin berserah diri kepada Allah swt. Karna hidup dan matiku ada di tangan Allah swt" aku bangkit lalu bersandar di dinding, eric masih menatapku. Ku hembuskan nafas pelan"ingsa'allah jika dia jodohku Allah swt akan menyatukan aku suatu hari nanti"

Eric hanya bisa diam, dia terus saja menatapku.

"Aku berangkat ya"

"Sini aku bawakan tasmu"sergahnya ketika aku ingin menjinjing tasku.

"Tumben baik"

Dia hanya tersenyum simpul lantas keluar kamar,  dan ku ikuti dia dari belakang.

*

Author POV

Hari ini inaya pergi ke pesantren, menimba ilmu di sana.

Imelda, mega dan aldi sudah siap di depan rumah.

"Jangan lupain aku ya in"imelda memeluk inaya erat, seakan dia tidak ingin inaya pergi.

" nggak akan imelda"

"Oke! Inget jaga kesehatan disana!"

"Inget juga, jangan selalu berduaan dengan eric" kataku terenyum mengejek, lantas imelda mengerucutkan bibirnya.

"Ah kamu in"

"Yaudah aku pergi dulu ya"

Inaya berpamitan kepada kedua kakaknya, eric dan juga imelda.

" kak aldi, hmm kalo aku pulag kak aldi masih jomblo, ku basmi kau haha" canda terakhir inaya kepada aldi.

"Kak mega juga, cepat-cepat sama mas ardi ya" kak mega tersenyum mendengar inaya berkata seperti itu, "kak maaf inaya nggak bisa di sebelah kakak nanti, saat kak ardi mengucapkan ijab kabul"lanjut inaya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang