Dua Puluh Satu

364 41 0
                                    

(Didepan kelas)

"Hai in" sapa imelda yang baru datang bersama temannya.

"Hai el, sama siapa?"

"Sama, sahabatku paling cerewet, kenalin ini devia"

"Ouh hai devia, aku inaya" inaya menjulurkan tangannya kepada devia, lalu disambut dengan senyum ramah devia.

"Devia"inaya melepaskan tangannya, dan kembali dalam kecemasan, dimana dia sedang menunggu hasil kerja kerasnya.

" kenapa in?"

"Aku takut el, nilaiku gimana ya?"

"Kamu malah bikin aku takut in, eh in lihat deh raport devia, aku nggak mudeng" imelda menyodorkan raport devia.

"Eh jangan dong mel" cegah devia, tapi terlambat, inaya sudah mengetahuinya.

"Em ya jelaslah, kurikulumnya beda kali el, kamu ini" inaya terkekeh melihat wajah imelda yang tengah di marahi devia.

"Sudah dev, kasihan inaya, aku lihat cuman dikit kok"devia melihat kearah inaya, dengan senyum tipisnya.

Melihat keakraban devia dan imelda, inaya sadar bahwasannya mereka sudah bersahabat lama, imelda memang terkadang menceritakan soal devia,namun melihat mereka di depan mata inaya tersenyum tipis, ada rasa cemburu dalam hati, inaya menggeleng keras tak sepatutnya dia cemburu melihat sahabatnya dengan devia, imelda berhak berteman dengan siapa aja.

Skip

" ini in raportmu"

"Makasih kak, em gimana hasilnya kak?"

Aldi tidak menjawab, dia malah lurus berjalan kearah motornya.

"Devia, imelda aku pulang dulu ya ,daaahh" inaya melambaikan tangan lalu pergi menghampiri kakaknya.

Aldi dan inaya pergi pulang, inaya bingung melihat kakaknya yang sedari tadi diam.

"kak"

"Kak aldi"

"Kak"

Inaya hampir frustasi melihat, sikap dingin kakaknya, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, beberapa kali memanggil aldi, tapi tak ada respon, aldi tetap fokus mengendarai motornya.

"KAK" teriak inaya tepat  tepat di telinga aldi.

"Apa sih ganggu aja lu" akhirnya aldi mengeluarkan suaranya.

"Kakak ini kenapa? Diam saja , di panggil nggak nyahut, budek ya?"

"Masak kamu manggil aku in"

"Wah, sarap nih beneran budek lo kak" inaya menepuk punggung kakaknya.

Aldi menghentikan motornya, dia melirik kearah inaya.

JtaKkk

"Wah gila lo kak, main jitak aja"

"Bodo amat, lagian kakaknya di bilang sarap"

"Hiss habis kakak nyebelim"

"Heh lu tu yang nyebelin" aldi menunjuk kening inaya, lantas di tepis inaya.

"Kak nggak usah gitu deh, kakak ini kenapa?"

Aldi diam tak menjawab pertanyaan dari inaya, bahkan dia menundukan kepalanya.

"Kak apa ini ada hubungannya sama nilai inaya?"

Aldi mendongak melihat wajah adiknya.

"Kak maaf kalo nilai inaya jelek, inaya nggak berani buka raport inaya" inaya mulai berkaca-kaca.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang