Dua Puluh Delapan

372 39 2
                                    

Inaya diam dalam lamunan, ada banyak hal yang terjadi hari ini membuat inaya bingung.

------

Naufal dan friska berhenti di suatu rumah makan, mereka duduk berhadapan.

"Fal, kamu mau pesan apa" kata friska.

"Aku pesan minum saja" Naufal menjawab dengan datar, dia tidak melihat ke arah friska. Dia menatap lekat bunga yang di hadapannya.

'Kamu itu seperti bunga mawar ini, indah ! Namun susah untuk menyentuh hatimu, jika ku paksakan kamu akan rusak, jika ku biarkan kamu akan layu. Lantas harus bagaimana aku?'batin naufal.

"Ini ya mbak, makasih" kata friska dengan si pelayan.

"Kamu kenapa fal?" friska sedari tadi mengetahui perubahan naufal"yaudah kita pulang aja yuk"ajaknya.

"Aku nggak papa, kan kamu udah pesan fris. Nggak baik buang-buang makanan, santai aja" Naufal sedikit memaksakan senyum.

Friska hanya bisa menelan salivahnya, dia tahu. Bahwasannya hati naufal tidak ada disini untuknya.

Mereka masih dalam diam, saat si pelayan datang pun, mereka tetap diam. Friska mulai bingung harus bagaimana, dia memberanikan diri untuk bertanya.

"Fal? Apa yang kamu pikirkan?"

"Kamu tau perempuan yang ku cintai? Dia sekarang satu organisasi denganku" naufal mulai bercerita. Sedang friska hanya tersenyum kecut 'Brengsek kenapa harus ada dia'batinnya.

"Siapa fal?imelda? Inaya?" tanya friska antusias, karena dia ingin mngetahui sepeti apa perempuan yang di cintai naufal, selama 4 thn ini, friska sangat benci dengan cewek itu, ketika dia sudah berhasil mengambil hati naufal kenapa perempuan itu harus datang. Friska menunggu jawaban dari naufal dengan meremas tangannya tanpa sepengetahuan naufal.

"Inaya" lirih sekali, namun friska mendengarnya 'jadi inaya. Awas lu in'batin friska.

"Ouh lalu apa yang akan kamu lakukan?"Naufal menggelengkan kepalanya. Friska hanya bisa menatapnya dengan amarah di hati yang dia pendam.

**

Inaya berbalik melangkah menuju rumahnya.

"Nadia" panggil seseorang yang sangat dia kenal. Lantas dia berbalik dan tersenyum.

"Eric? Ngapain kamu di sini?"

Eric adalah sepupu inaya, dia sering sekali memanggil inaya dengan nama depannya yaitu nadia. Menurutnya itu lebih pantas. dahulu ketika masih kecil. Mereka sering sekali bermain bersama, namun hal itu berakhir ketika eric ikut orang tuanya pindah ke jakarta.

"Lah kak mega nggak bilang sama lo. Kalo gue bakal pindah ke semarang"inaya menaikan kedua alisnya.

" lo nggak percaya sama gue, gila lo tambah cantik aja, kok nggak tinggi-tinggi ya"eric berlari menuju ke dalam rumah inaya, namun sandal inaya sudah tepat melayang di kepalanya"adawhh"

Inaya tersenyum dan berjalan menuju eric, lantas membukakan pintu"selamat datang tuan"katanya mempersilahkan masuk.

Eric masih mengelus kepalanya yang sakit, hanya bisa mendengus kesal"eh liliput, anak keong racun?"inaya melotot ganas.

"Eh enggak-enggak, ini sandalnya mbak" eric meletakan sandalnya tepat di sebelah kaki inaya.

"Udah masuk yuk, capek nih. Kamu dah makan?"

"Gue belum makan?" eric menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Nggak usah pake gua gue lu, gaya bener" protes inaya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang