Dua Puluh Sembilan

345 38 2
                                    

Inaya menutup, ponselnya karena hari telah larut, dia memutuskan untuk sholat isya'dan tidur mempersiapkan esok pagi yang gemilang.

-----------

Naufal POV

"Apa ini? Kenapa rasyid bersikap seperti ini terhadap inaya"umpatku ketika melihat pesan yang di kirim rasyid untuk inaya, hal ini membuatku sedikit sakit. Terlebih tadi ketika pulang, rasyid mengantarkannya pulang, jujur  aku sangat cemburu melihat itu. Tapi, aku terlanjur janji kepada friska.

Friska sudah lama mencintaiku, namun aku tak menganggapnya lebih dari sekadar teman, aku hanya menghargai  perasaannya.

sekarang. Dia terlihat anggun mengenakan jilbab, dia berubah jadi lebih baik karenaku. Dan aku tidak menyangka dia akan mematuhi perintahku, dan ini kali pertama aku melihatnya memakai hijab.

"Kau bodoh fal"aguston melontarkan amarahnya" kenapa kau biarkan dia pulang bersama rasyid?"lanjutnya.

Aku hanya bisa diam, mendengar ocehan dari sahabatku itu. Dia tahu semuanya tentangku,dia juga tau jika aku mencintai sosok gadis semasa SMP hingga sekarang ini.

Flashback

"Aguston ke perpus yuk, kali aja ada inaya disana!" aguston hanya menaikan alisnya kepadaku.

"Sejak kapan?" katanya, aku bingung menjawabnya, lantas ku tarik saja tangannya. Dia menurut saja, disusul dengan decka dll.

Ketika aku masuk kedalam perpus, kulihat inaya sedang berbicara dengan mas bian. Terlihat inaya seperti sedang kesal dengan lelucon dari mas bian, Lantas pergi kesudut ruangan. Yang cukup jelas aku melihatnya.

Aku sedikit melirik kearah inaya, yang sedikit mencondongkan telinganya kearah kami, dengan novel yang berada di tangan kanannya. Aku tersenyum simpul melihat kelakuannya, dia selalu bisa membuatku tersenyu.

"Eh tadi kalian ada yang di hukum sama pak imam ya?" kata pak zidhan.

"Iya pak, gara-gara masuk telat" kata aguston

"Salah kalian, udah tau bel, malah disini gak masuk kelas"

"Lha itu tadi di hukum apa" mas bian ikut bicara.

"Halah cuman berdiri mas" kata decka santai.

"Yawes ntar kalo bel,langsung ke kelas"kata pak zidhan

" siap" jawab kami kompak.

Kali ini telingaku mendengar kekehan has inaya, ku lirik sekali lagi dia. Entah apa yang membuatnya tersenyum, senyumnya begitu manis. Ingin ku melihatnya lagi, namun aku buru-buru beristighfar dengan apa yang aku lakukan sekarang, 'ini zina mata naufal!'batinku.

Flashoff

"Heh, malah ngalamun aja bro?" aguston menyiku bahuku.

"Gila lu" umpatku.

"Elu yang gila, dongong" aku melotot ganas " lu nggak pernah ada di posisi gue, lu enak bisa dekat dengan meli. Sedang gue.. Lu nggak usah bilang gue dongong lu ngerti!!!"ku lepaskan kerah baju aguston.

"Sabar bro, nggak maksut gue gitu. Lu juga kapan bisa dekat sama dia, kalo friska nempel di elu terus"

"Arghhh. Aku mau sholat ton.. Dari pada aku harus marah-marah kayak begini"

Aguston mengalungkan tangannya di leherku " yok sholat yok"

Ku tepis tangannya, karna aku merasa geli terhadapnya, aguston tertawa dan meninju dada bidangku. Tak perduli, ku tinggalkan dia begitu saja.

*

Author  POV

Naufal meninggalkan aguston dengan kemarahannya, lantas menyiram wajanhnya dengan air wudhu.

Aguston memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada sahabatnya. Dia tahu Naufal sedang dalam kelimpungan akan perasaannya.

Dia menatap naufal yang sekarang sedang sholat dengan khusyuk. Mengandu kepada sang pencipta, mencurahkan semua isi hatinya.

Aguston terdiam lantas berfikir, bagaimaja dia bisa membuat dua orang yang saling mencintai itu bisa menyatu. Dia tau bahwasanya inaya juga mencintai naufal, meli pernah mengatakan hal itu.

"Kau tidak sholat?" aguston buyar akan lamunannya ketika naufal yang sekarang sudah berada di sebelahnya.
"Ouh iya" katanya berjalan dengan tangan yang berada di keningnya. Menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Naufal hanya diam menaikan alisnya melihat aguston yang kagetnya luar biasa. Lantas pergi ketempat tidur.

**###

Hai bro.. Makin kek gado2.. Ayo voted yooo 😂
Ily 🌼🌸

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang