Tujuh

634 65 6
                                    

Sesampai di rumah, aku masuk dan duduk di sofa.

"Kamu jangan ikut lomba itu"katanya.

Lantas aku langsung berdiri, mataku tak berkedib, aku benar-benar kecewa hingga aku terjatuh dan menangis.

Kak aldi menghampiriku, dia menggoyangkan badanku, aku hanya menangis tanpa henti, seolah mainanku telah di rebut olehnya.

" kamu kenapa in"

Aku masih menangis, terlihat wajahnya pucat dan bingung  yang harus dia lakukan.

"In bilang sama kakak"

"Aku mau ikut lomba kak, tinggal 5 hari lagi, aku tidak apa-apa aku.. aku baik-baik saja , percayalah hikss" jawabku di sela tangis.

"Kenapa al?" kak mega datang dan memegang pundakku.

"Inaya kenapa?" menoleh ke kak aldi

"Aku hanya menyuruhnya jangan ikut lomba" jawabnya enteng.

" tapi kak mega, aku udah latihan, aku udah mempersiapin segalanya aku ingin ikut hiks" menatap kak mega lekat dengan air mata yang masih mengalir di pipiku.

"Ya, kamu boleh ikut tapi 2 hari ini kamu harus istirahat di rumah"

"Tatapi kak bentar lagi tryout"

"Udah, kamu belajar di rumah, atau kamu nggak ikut lomba" katanya memberiku pilihan yang sulit.

"Ya kalau nggak mau, nggak usah di bolehin aja kak!" kak aldi yang dengan datarnya berkata seperti itu seakan benar-benar tidak memberiku pilihan.

"Baiklah" aku menghapus air mataku.

*

Aku masih enggan meninggalkan empuknya surgawi kasur ku ini, aku terus saja memejamkan mataku sehabis sholat subuh tadi.

"Inaya kamu makan trus minum obat ya! Kakak mau kerja dulu"

"Iya kak, hati-hati" jawabku malas, masih memeluk bantalku.

Hari ini hari pertama aku tidak berangkat, ku lihat jam dinding di kamarku saat aku mulai turun meninggalkan kasur yang empuk itu, telah menunjukan pukul 8 pagi, ku raih handpone ku, terlihat banyak sekali pesan dan miscall dari teman temanku.

Aku mulai membaca satu perasatu.

06.45  Rania : Kenapa jam segini belum datang?.

07.00  Rania : Aku mendapatkan surat mu, kamu baik-baik saja bukan ?

07.11 Rania : Balas lah in, kami sangat ingin tau kamu baik-baik saja, jika tidak mengangkat telepon dariku setidaknya balas pesanku.

07.30 Rania : Kamu sakit in?

07.45 Rania : Semoga lekas sembuh inaya dari kami tiga orang sahabatmu yang mengkhawartirkanmu.

Jari jemariku mulai membalas pesan itu, kupikir jika ku biarkan mereka aka sangat kawatir batinku.

Inaya : Tadi malam aku periksa ke dokter, aku disuruh istirahat, makanya aku tidak berangkat.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang