Aku terus memandangi Amplop yang baru saja teh gina kasih padaku. Ada hasrat ingin membukanya. Namun ku urungkan. Sebab teringat akan pesan yang di sampaikan.
------
Author POV
Inaya berkali-kali ingin membuka isi amplop tersebut, namun selalu dia urungkan. Dalam hatinya berkata itu dari Naufal, seseorang yang dia rindukan.
Sekitar sudah hampir 1 tahun berlalu, dia sama sekali tidak mendengar beritanya. Yang dia tau, saat ini Naufal sedang melanjutkan study ke singapura.
Entah, seperti malam ini. Inaya tak pernah bisa tidur nyenyak. Dia selalu membayangkan wajah dingin Naufal. Walau begitu Naufal tetap tampak ganteng di matanya.
"Nad, teteh lihat sedari tadi kamu teh ngalamun terus? Kenapa?"
"Emh.. Nggak papa teh. Nadia cuman..cu...man..cu.."
"Cuman apa? Cerita saja!"
"Teh gina?"
Gina menautkan alis bersamaan, dia bingung dengan sikap inaya yang selalu seperti ini.
Dan baru pertama kali ini juga, inaya ingin bercerita.
"Teh, Nadia sedari dulu mencintai seorang pemuda hingga sekarang. Namun pemuda itu mungkin besok akan menikah dengan wanita lain"
"Mengapa begitu?"
"Pejodohan. Makanya Nadia kemari, hanya ingin menenangkan diri. Dan berusaha melupakannya"
"Sudah-sudah.. Teteh nggak mau dengar. Yang pasti, kamu tidur ya. Mimpi indah" Gina membaringkan inaya lembut. Menyelimutinya dengan penuh kasih sayang.
*
5 tahun kemudian.
"Kak inaya tadi seneng banget ketemu sama imelda dan juga eric"
Aldi hanya diam mendengarkan celotehan inaya.
"Ih kakak, hmm inaya nggak nyangka mereka udah nikah"
"Kamu iri?"
"Ih kakak, masya'allah enggak lah. Lagian jodoh inaya sebentar lagi datang kok" Kata inaya bangga. Dengan memamerkan jejeran gigi putihnya.
"Assalamu'alaikum"
Inaya dan aldi serentak berdiri. Ada debar di dada di hati inaya. Entah mengapa suara itu mengingatkan dia pada seseorang di 5 tahun lalu.
"Siapa?" Tanya aldi.
"Mana inayaa tau, kak inaya ke dalam dulu. Kakak yang bukain ya" inaya berlari menuju kamar.
"He curang kau" Teriak Aldi.
Inaya hanya tersenyum manis, menaiki tangga rumahnya. Memang rumah yang dulu dia tinggalkan untuk menimba ilmu agama, telah berubah. Kini rumah ini lebih megah dari yang dulu. Namun barang perabot yang di gunakan masih sama saja.
Inaya memakai gamis merah dengan kerudung panjang berwarna pink. Melenggang masuk kedalam kamar. Entah mengapa jantungnya berdebar.
Dia membuka pintu lantas menumbangkan badan ke atas kasur.
Inaya yang dulu dengan inaya yang sekarang jauh berbeda. Wajahnya telah merekah dewasa. Dengan tampilan sederhana pun dia tetap cantik. Inaya tak perlu memakai make up tebal untuk mepercantik diri.
Dengan kesederhanaan. Dia terlihat anggun nan cantik jelita.
"Kenapa dengan jantungku" Tangannya memegang dada, merasakan detak jantung yang mulai tak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
SpiritualNadia Amartya Inaya hanya seorang wanita yang mencintai Naufal Bandoyo, Namun dia tidak ada keberanian mendekatinya, **** Naufal Bandoyo seorang lelaki yang memiliki sifat diam dan tidak banyak bicara, dia sangat cuek terhadap wanita. copyright ©R...