Enam belas

394 42 4
                                    

Kringggg.....

Bel sekolah telah berbunyi, waktunya untuk pulang.

"Oke anak-anak, kita lanjutkan pelajaran ini besok, sekarang ayo berdiri menyanyikan lagu kebangsaan" kata pak huda.

Sudah suatu kewajiban kami setiap pulang sekolah, menyanyikan lagu Kebangsaan sebelum meninggalkan kelas.

Indonesia tanah airku

Tanah tumpah darahku

Disanalah aku berdiri

Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku

Bangsa dan tanah airku

Marilah kita berseru

Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku

Hiduplah negriku

Bangsaku rakyatku semuanya

Bangunlah jiwanya

Bangunlah badannya untuk indonesia raya

Kami menyanyikan dengan hikmat dan mendalami setiap lantunan lagu tersebut yang di iringi musik dari TU sekolah kami.

Setelah bernyanyi, ketua kelasku menyiapkan kami untuk berdoa karena doa itu penting agar kita selalu mendapat keselamatan dari Allah swt.

"Sebelum pulang, marilah kita berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, berdoa mulai" kata ketua kelas.

Serentak kami menundukan kepala dan berdoa.

"Selesai"

"Oke anak-anak selamat sore, Assalamu'alaikum" kata pak huda lalu pergi meninggalkan kami.

Kelas kini gaduh akan ocehan temanku.

"Imelda aku pulang dulu ya?" kataku setelah memasukan buku kedalam tasku dengan rapi.

"Iya-iya, yang mau pacaran" katanya datar.

"Apa'an sih udah deh bercandanya, sana nyari tebengan" aku terkekeh ketika melihat wajah imelda berubah cemas.

"Duh iya, mondi mana ya?" katanya yang ngibrit lari keluar.

Imelda mah santai aja pas berangkat ada yang nganter, namun kalau udah pulang begini, dia kalang kabut mencari tebengan, karena tidak ada yang jemput.

"In, yok pulang" triak faiz melengking di telinga.

"Gila lu is, bisa budek aku"omelku.

Faiz hanya terkekeh seolah tidak peduli, dia berjalan di depanku keluar sekolah, untuk naik angkot kami harus berjalan menuju jalan raya, yah cukup jauh dan melelahkan namun tidak akan berasa lelah kalo sama teman dan ngobrol panjang lebar.

"Is soal Naufal yang dulu aku ceritain"kataku

"Kenapa?" katanya.

"Tadi malam aku nginvit dia"

"Di ACC ?"

"Iya is, bahkan dia bm aku, tapi gelo aku" kataku

"Gelo apa'an sih in?" katanya heran.

"Eh itu kecewa is , kan aku dah nunggu balasannya, aku dah bayangin gimana-gimananya, eh salah prediksi" aku mengakhiri perkataanku, dan menunduk malas.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang